Senin, 11 Maret 2013

♥ COVER GIRL ♥ ~ Chapter 9 ~

Tittle: ♥ COVER GIRL ♥
Length: 20 Chapter
Author: @yasmiin2805 from fanbase @Fanfict_XOIX




♥ COVER GIRL ♥
~ Chapter 9 ~



Agoy lalu keluar rumah, mengecek keadaan diluar sana.
"sial! Pelakunya udah ga ada. Ini udah ga bisa dibiarin. Sekitar rumah ini harus ada satpamnya dong supaya rumah disini aman." umpat Agoy sendiri.
Sementara Iras masih melihat lihat keadaan kaca jendela yang dipecahkan si pelaku, dan Nicky masih mencoba menenangkan Mala di ruang tengah.


"ga ada orang diluar. Sepi banget. Gue pun ga ngerti gimana bisa si pelaku kabur tanpa sepengetahuan kita." kata Agoy pada Iras, Nicky., dan Mala.
Mala yang sudah agak tenang kemudian duduk bersandar di sandaran sofa, lalu berkata, "sebenernya, tujuan pelaku tuh apa sih? Kalo tujuan dia bikin hidup aku ga tenang, alasannya apa?" herannya.
Nicky mengangkat bahunya.
"yaa gitulah Mal, orang yang sirik. Mungkin dia ga suka liat kesuksesan kamu di dunia hiburan, jadi dia berusaha bikin kamu stres dan ga tenang." jawab Nicku.
"tapi, kalau si pelaku ga suka sama karier aku, apa hubungannya sama kamu?" tanyanya kemudian.
"kalo kata gue sih, si pelaku ini, orang yang cemburu ngeliat kedeketan kalian berdua, jadi dia ga mau liat Mala deket sama Nicky. Dan dia neror Mala dengan harapan supaya Mala jauhin Nicky." tutur Agoy.
Nicky, Mala, dan Iras mengangguk-angguk.
"trus, menurut loe, siapa yang bisa dicurigai?" tanya Iras pada Agoy yang saat itu bertingkah seperti detektif.


Agoy menghela nafas sebentar.
"gue curiga sama seseorang sih, tapi gue gamau bilang dulu sama kalian. Gue pengen nyelidikin ini dulu, kalo gue udah dapet bukti yang kuat, baru Gue bakal kasih tau ke kalian dan gue seret pelakunya di depan kalian." kata Agoy, lalu sedikit melirik Nicky.
"loe yakin ga mau kita bantu ngungkap siapa pelakunya?" tanya Nicky pada Agoy.
Agoy menggeleng. "kayanya, gue bisa ungkap ini semua."

"hhmm okey, aku bikinin teh dulu deh buat semuanya, supaya suasananya agak mencair. Mungkin teror untuk malem ini udah cukup." kata Mala, lalu beranjak menuju dapur.
"aku bantuin Mal." kata Iras, lalu menyusul Mala.
Sementara Agoy diam-diam masih melirik Nicky yang kembali sibuk dengan HPnya.
"sorry Nick, tapi entah kenapa gue curiga sama pacar loe." gumam Agoy dalam hati.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




Keesokan harinya, mari kita tengok keadaan hati, eeehh maksudnya keadaan rumah Ochi.
"Chi, hari ini mau jalan lagi ke kampus?" tanya Mama saat mereka sedang sarapan.
Ochi mengangguk. "iya mah. Kenapa emangnya?"
"gapapaaa.. Kamu ga cape apaa jalan mulu? Itu betis ntar gede loh kaya pemaen bola. Malu atuuuh cewe kok betisnya kaya cowo. Ntar ga ada cowo yang mau loh sama kamu gara-gara takut kamu lebih cowok daripada dia." ledek mamanya.
Ochi cemberut. "iih iih mama, ucapan orang tua tuh doa tauk! Mamanya aja ngedoain kaya gitu, ya mau jadi apa anaknya nanti? Udahlah maaaa, Ochi maah ga papaa jalan, lebih sehat kali ma."
Mamanya hanya geleng-geleng melihat tingkah anak satu-satunya itu.


"Assalamu Alaikum." salam seseorang dari luar.
"Wa 'Alaikum Salam. Eeh Kiki, masuk nak." kata Mama mempersilahkan orang yang ternyata Kiki itu masuk ke Dalam rumah.
Sementara Ochi tetap asik makan sarapannya.
"Kiki udah makan? Makan dulu yuk. Si Ochi juga belom selesai makan tuh." ajak Mamanya Ochi itu.
Kiki hanya senyum.
"ga usah maaa dia mah palingan udah makan di rumahnya. Modus aja ituu dia dateng kemari buat dapet sarapan double." ledek Ochi pada Kiki.
"woooo dasaaarrr enak aja loe." kata Kiki sambil mencubit hidung Ochi.
Mamanya hanya tertawa melihat tingkah mereka.


15 menit kemudian, Ochi dan Kiki telah siap berangkat ke kampus, begitupula dengan Kiki.
Setelah berpamitan dengan Mamanya Ochi, Kiki dan Ochi pun berjalan beriringan.
"eeh Chi, kalo diinget lagi ya masalah kita kemaren, ternyata loe tuh beneran cewe ya. Bisa nangis, ngambek, bener-bener kaya cewe laah.." ledek Kiki pada Ochi.
Ochi memanyunkan bibirnya.
"iiiihh apaan sih loe Ki. Jadi selama ini loe ga nganggep gue cewe gitu? Waah waah parah loe ah." kata Ochi ngambek, lalu mempercepat langkahnya menjauhi Kiki.
Kiki tersenyum melihat tingkah sahabat tersayangnya itu, lalu segera mempercepat langkahnya juga.



"yeeee punduuung. Eeeh Chi, cari cowo dooong. Siapa tau nanti kita bisa double date." saran Kiki sambil merangkul pundak Ochi. (huwwwooooo BAYANGIIIIIINNNN!!!)
"aaah males ah Ki ngebahas yang begituan. Gue abis sakit hati tauk!" jawab Ochi cuek.
"oya? Sakit hati kenapa??" tanya Kiki dengan wajah berkerut.
"yaa gitu deh. Ternyata cowo yang gue naksir ituuu suka sama cewe lain. " cerita Ochi, yang sebenarnya sedang menceritakan perasaannya sendiri pada Kiki.
"wihiii sahabat gue patah hati. Kasian banget sih loe." ujar Kiki sambil mengelus rambut Ochi.
"emang siapa siih cowo yang bikin loe patah hati? Sinii sinii gue hadepin!" ujar Kiki sambil menggulung lengan bajunya.
Ochi menoyor kepala Kiki. "belagu lu. Udah yuk jalan." seru Ochi.
"andai loe tau, cowo itu adalah elu Ki." sambungnya dalam hati, lirih.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"haai Sa." sapa Hendra saat Cessa sedang asik membaca buku di perpustakaan.
Cessa menoleh. "hai Hend."
Mendapat lampu hijau untuk bisa dekat dengan Cessa, Hendra lalu segera duduk di kursi samping Cessa.
"lagi apa Sa?" tanya Hendra.
"galiat ya aku lagi apa?" tanya Cessa sedikit ketus.
Hendra menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"hehehee iya siih lagi baca kan ya hehee.." kata Hendra cengengesan. (wkwkwkwkwk BAYANGIIIIIINNNN!!!)
"nah, tuh tau." jawab Cessa.
Hendra lalu mencari bahan perbincangan lain.
"eemmm Sa udah makan belom?" tanyanya kemudian.
"belom."jawab Cessa singkat.
"makan yuks!" ajak Hendra.
"ga ah. Aku lagi asik baca. Kalo kamu laper makan aja sendiri."
Hendra menggaruk-garuk kepalanya lagi.
"eeemmm Sa, malem ini mau kemana?" tanya Hendra.
Cessa berpikir sejenak, lalu menjawab.
"ga kemana-mana. Emang kenapa?" tanya Cessa balik.
"eeeng kita nonton yuk! Kebetulan lagi ada film bagus loh. Gimana? Ntar aku jemput kamu deh. Mau yaa Sa pliisss pliiissss mau yah!" pinta Hendra sambil memohon pada Cessa.
Cessa kembali berfikir, lalu tersenyum kecil.
"jam 7, ga telat." Hendra ternganga. Cessa menerima ajakannya!!
"Sa? Serius kamu mau pergi???" tanya Hendra sambil mencengkram pelan pundak Cessa.
Cessa mengangguk. "iyaa. Kenapa? Ga jadi? Yaudah." ujar Cessa sedikit meledek.
Hendra dengan cepat menggeleng.
"gaa! Jadi kok jadi. Okeey jam 7 teng aku ada di depan rumah kamu. Makasih ya Saa, makasiiihhhh.." ujar Hendra kegirangan.
"Hendra!! Ini perpustakaan! Kecilkan volume suara kamu!!" ujar ibu penjaga perpustakaan yang merasa terganggu dengan suara heboh Hendra.
"eeh iya bu maaf maaf hehehee..." kata Hendra sambil senyum senyum.
Sementara Cessa hanya tertawa kecil melihat tingkah Hendra tersebut.




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Siangnya. (langsung aja deh yeee :p)
"Sayang, semalem kamu nginep dirumah Mala lagi?" tanya Mila di dalam mobil saat mereka sedang menuju mall untuk lunch bareng.
"engga kok. Aku semalem pulang ke rumah, cuma bang Agoy aja yang ngejagain di rumah Mala. Soalnya semalem kaca rumah Mala dipecahin lagi sama Peneror itu." cerita Nicky.
Mila manggut-manggut.
"sayang, kira-kira ada ga orang yang kamu curigain? Soalnya kata Bang Agoy, dia udah nyurigain seseorang, tapi dia belom cerita siapa orang itu." tanya Nicky.
Mila mengangkat bahunya. "gatau deh. Mungkin fans fanatiknya Mala kali." jawabnya.
"tapi bang Agoy bilang, pelakunya mungkin orang yang cemburu sama kedeketan aku sama Mala. Ya walaupun aku udah punya kamu, tapi entah kenapa orang itu masih cemburu juga dan berusaha bikin aku sama Mala jauh." jelas Nicky lagi.
Mila menghela nafasnya.
"sayang, bisa ga, kalo kita lagi berdua gini ga usah bicarain Mala? Sebenernya yang pacar kamu itu siapa sih? Aku atau Mala?" ujar Mila sambil cemberut.
Nicky pun merasa bersalah.

"sayaaaang. Maaf yaaa. Iyaa iyaaa aku janji deeh ga bakal ngomongin Mala lagi kalo sama kamu. Udah ya jangan ngambek mulu dooong. Ntar cantiknya ilang loh." goda Nicky sembari meredakan ambekkan Mila.
Mila pun tersenyum kecil.


"Nick, aku mau nanya dong. Kalo seandainya aku juga diteror kaya Mala. Kamu bakal ngerahin bodyguard juga buat ngejagain aku? Seberapa banyak bodyguard yang bakal kamu turunin buat jagain aku?" tanya Mila pada Nicky.
Nicky berpikir.
"ga ada, satu pun. " jawab Nicky kemudian.
Mila cemberut. "kok ga ada sih? Kalo aku di teror kamu bakal biarin aja?" tanya Mila lagi, kesal.
"ya ga lah. Buat apa aku suruh bodyguard buat ngejagain kamu? Aku ga bakal biarin siapapun ngejagain kamu, kecuali aku. Aku yang bakal jagain kamu, dengan segenap hati aku. Karna buat aku, ngejagain orang yang paling berharga di hidup aku itu merupakan pengorbanan terbesar yang aku lakuin untuk kamu, Karna selama ini aku bisanya cuma nyakitin kamu doang. " ujar Nicky, lalu mencium punggung tangan Mila dengan rasa sayang.
Mila pun tersenyum tersipu mendengarnya. :">



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



To: Devina
14.38
Dev, aku pengen ngomong sesuatu ke kamu. Kita bisa ketemuan?


From: Devina
14.40
Bisa. Di kafe biasa aja gimana? Kapan?


To: Devina
14.41
Skrg bisa?

From: Devina
14.43
Bisa kok. Aku start kesana ya. See you.


"eeeng Chi, gue balik duluan ya. Gue ada perlu dikit nih." ujar Kiki pada Ochi.
"emang perlu apa? Tanya Ochi penasaran.
"biasalah, pedekate hehehee. Ntar malem gue ke rumah loe keeey." Kiki pun langsung mencari taksi dan pergi meninggalkan Ochi.
Ochi hanya manggut-manggut.
"ya ya yaa. Pedekate. Huuuufffttt!"




Sesampainya di kafe tempat Kiki dan Devina biasa ketemu, Kiki langsung masuk dan mencari Devina yang telah terlebih dahulu datang.
"haay Dev. Maaf ya agak lama dikit. Tadi macet dikit hehehee.." ujar Kiki seraya duduk di depan Devina.
"iyaa gapapa kok Ki. Eeng, kenapa ngajakin ketemuan? Tumben." kata Devina sambil menyeruput jus yang telah ia pesan.
"ga siih Dev. Aku cuma mau nanya. Perasaan kamu ke Bobby gimana sih? " tanya Kiki langsung.
Devina heran. "emang kenapa nanyain kaya gitu?" tanya Devina.
"ga papa. Cuma setau aku, Bobby tuh cinta mati sama kamu. Dia pernah cerita ke aku kalo dia cinta sama kamu, dan dia bakal berkorban nungguin kamu sampe kapanpun." ujar Kiki.


Devina menarik nafas.
"jujur aja sih Ki. Aku lagi bingung sama perasaan aku sendiri. Disisi lain, akupun pasti ngerasain sayang sama Bobby, cowo yang jelas-jelas sayang sama aku. Tapi disisi lain,,,, aku juga sayang sama kamu Ki." jujurnya.
Kiki menunduk, lalu menggenggam tangan Devina.
"Dev, asal kamu tau, aku juga sayang banget sama kamu. Tapi rasanya, Bobby punya rasa sayang yang lebih banyak dari aku." kata Kiki dengan suara lirih. "aku tau Ki, semua emang rumit. Banget.
Bobby terlalu takut untuk ngungkapin semua ke aku. Dan aku, aku gamau terlalu berharap dia akan cinta sama aku seterusnya, kalo dia bisanya cuma gombal gombal dan gombal.
Gini aja deh Ki, mending kita berdua yang selesain ini semua. Kamu sayang aku, aku sayang kamu. Terus?"



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Seharian ini Mala tak ada kerjaan, sehingga ia berniat untuk membereskan rumahnya yang hampir porak poranda akibat ulah peneror itu.
Hari ini Agoy tak bisa menjaganya, karna ada kuliah yang harus ia selesaikan hingga sore.
Untung ada sahabatnya, Iras yang setia menunggui sekaligus membantunya membereskan rumah.


"Mal, emang dari kapan sih kamu diteror kaya gini? Kok kamu ga cerita sama aku?" tanya Iras pada Mala.
Mala tersenyum.
"belom terlalu lama sih, sejak sekitar sebulan yang lalu. Awalnya aku kira itu cuma perbuatan iseng fans aku doang, tapi makin kemari makin menjadi, yaaah ternyata orang itu malah neror aku terus-terusan." cerita Mala.
"ckckck." Iras berdecak.
"niat banget ya dia neror kamu. Sampe dua kali mecahin kaca jendela gitu." sambungnya.
"iya tuh. Tapi gapapa sih. Aku punya penjaga yang siap ngejagain aku. Allah, bang Agoy, Nicky, sama kamu. Kamu mau kan ikut ngejagain aku?" pinta Mala pada Iras.
Iras tersenyum sambil memamerkan behelnya yang lucuk. (wihiiiiiyyyy BAYANGIIIIIINNNNN!! ka Iras IMUUUTTTT BANGEEET!!)
"pastilaaaah Malaaa. Aku pasti bakal ikut ngejagain kamu. Apa siih yang engga buat kamuuu hehehee.."
Mala ikut tersenyum riang mendengarnya.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Malamnya, di rumah Ochi.
"Chi, tadi Devina bilang kalo dia juga sayang sama gue Chi! Yeay! Dikit lagi gue bakal jadian sama dia." cerita Kiki dengan hati yang riang.
Ochi menghela nafas pelan, lalu berkata, "serius Ki? Waaah bagus doong dikit lagi sahabat gue yang ganteng ini akhirnya ga jomblo lagi hahahaa.." seru Ochi 'berpura-pura' riang.
Kiki tersenyum manis. (ciyeeeee BAYANGIIIIINNNN!!! :p)
"tapiii gue masih nunggu waktu buat nembak dia Chi. Rasanya gue belom siap aja buat nembak secara resminya." sambung Kiki lagi.
"yaaaa terserah loe sih Ki. Gue maah asal pilihan loe udah tepat dan emang cocok buat loe, gue bakal dukung loe terus." kata Ochi sambil tersenyum menepuk pundak Kiki.
'asal loe bahagia Ki, walau hati gue rasanya sakit banget' sambungnya dalam hati.
"wohoooo makasih yaaaa Chi. Eeh udah malem nih. Gue balik dulu ya. Loe masuk sana, diluar dingin. Ntar loe masuk angin baru tau rasa." ujar Kiki sambil mengusap rambut Ochi.
"iyeee iyeee giih sono pulang lu. Empet gue ngeliat muke lu mulu hahahaa.." usir Ochi.
Kiki hanya tersenyum manis (bayangin ga ya? Bayangin ga yaaaa? Terseraaaaaah wahahaaa) lalu pergi menuju rumahnya yang terletak hanya di seberang jalan.



"huuuufftt. Inilah akhir penantian gue Ki. Semoga loe bahagia dengan pilihan loe."
Ochi mengambil gitar putihnya, lalu iseng-iseng menyanyikan sebuah lagu yang bisa mewakili perasaannya saat ini.



Telah lama aku bertahan
Demi cinta wujudkan sebuah harapan
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa tlah hilang

Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi

Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa telaaah hilang

Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi

Dahulu kaulah segalanya
Dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku
Namun sekarang aku mengerti
Tak perlu ku menunggu sebuah cinta yang semu

Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi

Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
(Raisa-Apalah Arti Menunggu)



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




"Mil, kemaren Koko ngeliat Agoy lagi nganterin Mala, si Cover Girl yang kamu ceritain itu loh." cerita Lee saat dia dan Mila sedang makan malam.
"trus?" tanya Mila.
"yaaa udaaah koko cuma nyeritain doaang." kata Lee.
"oooh." jawab Mila singkat.
"kenapa sih De? Kamu ga suka ya sama dia?" tanya Lee.
"ga juga kok Ko, biasa aja. Cuma males ngomongin dia mulu. Nicky ngomongin dia, koko ngomongin dia. Bosen lah." tutur Mila.
Lee tersenyum. "yaudaaah maaf maaaf deeeeh. Kita bicarain Nicky aja deh ya. Kamu sama Nicky masih baik-baik aja kan?" tanya Lee.
Mila mengangkat bahunya. "gatau deh." jawabnya singkat.
"looh kok gatau?" tanya Lee lagi.
"tau deh ah. Ya gitu, dia ngomongin Malaaaaaa mulu. Bosen laah Ko. Berasa di duain gini." cerita Mila.
Lee mengusap kepala Adiknya yang manis itu dengan lembut.
"ya ampuuuuunn kasian ade koko ini. Sabar yaa sabaaar. Dia ga akan berpaling sama kamu kok. " ujar Lee menenangkan.
Mila tersenyum. "yausah biarin aja maah kalo dia emang mau berpaling dari Mila. Belom jodoh berarti." kata Mila seakan putus asa.
"ciyeeeeh ade Koko yang satu ini, putus asa nih ceritanya? Ga boleh gitu ah. Koko yakin kok kamu sama Nicky jodoh. Amin!" seru Lee heboh sendiri.
Mila tersenyum dibuat Kokonya.
"hohoo yaaa deh Koko iyaaa amin. Udah ah, Mila mau tidur aja deh. Kalo ngomongin Nicky mulu bisa galau ini teeh hahaaa bye ko muaaaach!" Mila mencium pipi Kokonya lalu berlari kecil menuju kamarnya yang ada di lantai atas.
Lee hanya geleng-geleng kepala melihat adik kecilnya itu.




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Hendra telah siap di depan rumah Cessa untuk menjemput Cessa nonton di bioskop.

TOOK TOOKK!
Hendra mengetuk pintu rumah Cessa.
"huft huft! Kok gue grogi gini yah!" ujar Hendra sambil meloncat-loncat kecil didepan rumah Cessa untuk menghilangkan groginya. (Bayangin deh. BAYANGIIINN!! aslik gila!)

Tak lama, Cessa membuka pintu rumahnya.
"Hend, ngapain loncat-loncat?" tanya Cessa yang memergoki aksi loncat-loncatan itu.
"eehh? Eeng engga Sa, siapa tau aku bisa agak tinggian kalo loncat hehehee." ujar Hendra salah tingkah.
"mau langsung berangkat, atau gimana?" tanya Cessa kemudian.
"langsung aja yuk."
Hendra dan Cessa pun langsung menuju bioskop yang telah menunggu mereka.



Sesampainya di bioskop, Hendra dan Cessa langsung masuk dan mengambil tempat duduk yang nyaman.
"Sa, makasih banyak ya kamu mau jalan sama aku. Aku pikir kamu ga bakal nerima tawaran aku tadi loh." ujar Hendra.
"iya sama-sama." jawab Cessa singkat.
"oiya Sa. Abis nonton kamu mau kemana? Kita makan yuk. Aku ada warung makan yang enak banget loh." ajak Hendra lagi. Biasaaaa Moduuuusssss!
"ga, ga usah. Aku mau langsung pulang aja." jawab Cessa, masih sedikit jutek.
Hendra pun murung. "yaudah deh gapapa, asal kamu udah mau aku ajakin nonton aku udah seneng banget kok. Lain kali kita makan yah!" ujar Hendra masih kekeuh ngajak Cessa makan.
"Hend, konsen deh ke filmnya. Jangn ngobrol mulu atuh." ujar Cessa.
Hendra garuk-garuk kepala.
"ni cewe ya, masih aja jutek sama gue. Ya gapapalah, yang penting dia udah Mau gue ajakin jalan. Lain kali gue ga akan nyerah ngajakin loe makan. Yeay! Semangat Hendra!" ujar Hendra dalam hati sambil mengepalkan telapak tangannya. Ni orang aneh banget sih ckckck -____-




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




Pagi harinya, di rumah Mala.
"perasaan ga ada makanan deh di kulkas. Beli sarapan di luar aja deh, sekalian buat bang Agoy. Pasti dia sarapan disini hahahaa.."
Mala pun segera pergi keluar untuk mencari makanan di pinggir jalan.
Saat Mala sedang asiik berjalan di pinggir jalan, tiba-tiba,


BRAAAAKKK!
"aauuuwww!!" teriak Mala dengan keras.
Rupanya ada motor meleng yang menyenggol lengannya dengan keras hingga ia terjerembab.
Dan motor yang menabraknya itu pun kabur entah kemana.
"aauuwww sakit bangeeett.." ujar Mala mengusap lengan dan kaki kanannya yang tadi terserempet motor.
Orang-orang disekitar Mala langsung menolong Mala Mencari tempat yang aman untuk duduk.
"Mala! Kamu ga papa? Kamu kenapa tadi?" tanya Agoy cemas melihat kondisi Mala yang lemah itu.
"gatauu tadi lagi jalan tiba-tiba keserempet motor. Mungkin akunya yang jalannya terlalu di tengah." ujar Mala sambil meringis kesakitan.
"kamu yakin ga papa? Kita ke rumah sakit ya?" saran Agoy.
Mala menggeleng. "ga usah bang. Ga papa kok. Paling cuma lecet dikit doang....."
Belum selesai Mala berbicara, Agoy langsung menggotong tubuh Mala menuju rumah Mala.
Mala yang tak siap digotong langsung memeluk Agoy agar dirinya tak jatuh dari gendongan Agoy. (pliiss plisss jangan di BAYANGIIIIINNN!! Saya sendiri envy nih nulisnya! )



Sampai di rumah Mala, Agoy langsung meletakkan Mala di sofa lalu mengambil kotak P3K untuk mengobati lecet-lecet Mala.
"parah Mal. Si peneror sekarang berani maen fisik sama kamu. Kamu harus lebih hati-hati." ujar Agoy sambil membersihkan luka di siku Mala.
"apa siih bang. Tadi itu cuma orang yang meleng kok jangan nuduh si peneror langsung laaah ga baik atuh." ujar Mala.
Agoy menatap mata Mala.
"Mal, kamu tuh manusia atau malaikat sih? Baik banget jadi orang. Ga pernah mau su'udzon ke orang. Jangan terlalu baiklah, nanti yang ada kamu bakal ditindas mulu kaya gini." ujar Agoy kemudian.
Mala sedikit tersipu mendengar pujian dari Agoy.
"apa sih bang. Aku manusia kok. Cuma yaa kasian tauk kalo nuduh orang sembarangan. Udah ah, aku mau lanjut nyari sarapan nih. Abang mau ikut?" tanya Mala.
"ga ga! Kamu ga usah kemana-mana. Masih sakit gitu juga. Ntar aku telpon Nicky buat mampir ke sini bawain makanan buat kita. Sekalian laah dia juga sarapan bareng kita."
Kata Agoy, lalu segera menelepon Nicky.
Mala yang memang masih kesakitan akhirnya menuruti perintah Agoy.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"apa Bang?? Mala diserempet orang?? Loe yakin itu si peneror?" kata Nicky panik saat Agoy meneleponnya.
"iyeee gue yakin. Tapi si Mala malah bilang itu cuma ulah orang meleng. Cepetan deh loe kesini, sekalian bawain sarapan buat gue sama Mala ye. " perintah Agoy.
"iyaaa. Tapi gue jemput Mila dulu ye, baru gue bareng Mila ke sana." kata Nicky telah bersiap di dalam mobil.
"Mila? Boleh deh." kata Agoy.
Nicky lalu menutup gagang teleponnya lalu segera melarikan mobilnya menuju rumah Mila.




Tak lama ia telah berada di rumah Mila.
"sayang, kita langsung aja yuk. Soalnya bang Agoy nyuruh aku ke rumah Mala dulu." kata Nicky sambil menggandeng Mila menuju mobil.
"ngapain ke rumah Mala dulu?" tanya Mila.
"katanya Mala tadi diserempet motor, jadi aku disuruh bawain sarapan buat mereka berdua. Eeng, ini permintaan Agoy yaah sayang, bukan permintaan Malanya." kata Nicky takut Mila ngambek.
Nicky pun melajukan mobilnya menuju rumah Mala.
"woooo iyaaa iyaaaaa percaya koo." ujar Mila sambil mencubit pipi Nicky yang mulai tembem. (aiiihh unyu unyu gimanaaa gituu :p)




Sesampainya Nicky dan Mila di rumah Mala, Agoy dan Mala sedang bercengkrama di ruang tengah.
"haai bang. Hai Mal." sapa Mila sambil ber -cipika cipiki- Mala yang masih duduk lemah di sofa.
"haii Mil. Iyaah lama ya ga liat kamu hehe. Maaf ya kamu jadi ikut kesini nganterin sarapan buat aku sama bang Agoy." ujar Mala ga enakan.
Mila tersenyum. "ga papa kok, sekali-kali lah hehehee.."
"loe udah makan Nick? Sekalian yuk sarapan sama gue sama Mala." tanya Agoy sambil mempersiapkan makanan di meja makan.
"Mila juga sekalian makan yuk." ajak Agoy lagi.
Mila menggeleng. "aku udah makan bang tadi abis lari pagi langsung makan." jawab Mila.
"sebelum ke sini tadi kamu lari pagi, pagi-pagi?" tanya Agoy.
Mila mengangguk.
"lari pagi doang?" tanyanya lagi.
Mila mengangguk lagi.
"emang kenapa bang?" tanya Mila.
"ga kok gapapa."



"yaudah bang, gue sama Mila langsung ke kampus aja ya. Jagain Mala baek-baek tuh hahahaa.."
"kita pergi dulu ya bang, Mal." ujar Mila sambil ber -cipika cipiki- dengan Mala.
"ati-ati ya kalian." kata Mala.
Nicky pun menggandeng pacar kesayangannya itu menuju mobil dan pergi ke kampus.



"bang, kenapa sih nanyain Mila kaya gitu tadi? Jangan bilang kalo........"
"iya Mal. Aku curiga sama Mila. Entah kenapa aku ngerasa kalo dia yang neror kamu selama ini." ujar Agoy.



*To Be Continued*


Wow! Ternyata Agoy mencurigai Mila sebagai pelaku peneroran selama ini. Apakah benar Mila yang meneror Mala?
Lalu, siapa yang kalian curigai sebagai pelakunya?

Apakah Kiki akan berhasil menyatakan cintanya pada Devina? Lalu bagaimana perasaan Ochi dan Bobby bila Kiki dan Devina jadian?

Bagaimana juga kisah cinta segitiga antara Hendra-Cessa-Alwin?
Wohoooo selamat berkepo riaaaaa..
Tunggu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas di chapter-chapter selanjutnya yaaaaaa :p


Buat yang baca, aku tetep minta kritiknyaaaaa, jangan bilang seru muluk doaaaang ddoonng , wohooo makasiiihh buat yang udah bacaa ^^

Xowners_PALU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar