Senin, 11 Maret 2013

♥ COVER GIRL ♥ ~ Chapter 14 ~

Tittle: ♥ COVER GIRL ♥
Length: 20 Chapter
Author: @yasmiin2805 from fanbase @Fanfict_XOIX




♥ COVER GIRL ♥
~ Chapter 14 ~


Budi mendengarkan dengan sesama.
"iyaaaa kamu milih siapaaaa?" tanya Budi kemudian.
"eeeeeng, aku milih kamu aja deh Bud. Aku bingung kalo mesti milih Hendra atau Alwin." ujar Cessa bercanda.
"diiiihhh ngapa jadi milih akuuu? Ituu si Rheina mau dikemanaiiiiinnn? Aku sama dia kan bulan depan mau nikaah wooo ngasal aja lu Sa!" elak Budi sambil menjitak kecil kepala Cessa.
Cessa tertawa melihat tingkah Budi.
"yeee siapa jugaa yang mau sama kamu Buuud! Lagian ka Rheina kan kaka akuuu, masa aku mau ngembat calon kaka ipar aku sendiri siih? Wooo!"


Ooh iya belom diceritain yaks.
Si Budi inii pacaran sama kakaknya Cessa, ka Rheina. Budi dan Rheina dekat gara-gara awalnya Budi dan Cessa sahabatan, dan lambat laun karna keseringan maen di rumah Cessa, Budi dan Rheina pun saling jatuh cinta,
Dan setelah berpacaran selama 3 tahun, Budi dan Rheina memutuskan untuk menikah bulan depan.
Cessa sangat senang mendengar kabar bahagia ini, karna Budi sudah ia anggap sebagai kakanya sendiri, dan akhirnya Budi bisa menjadi kakak iparnya.


"hahahaaa iyeee iyee calon ade ipaaarr.. Yaudaaah jadinya kamu milih siapaa antara Hendra sama Alwin?" tanya Budi lagi.
Cessa mengelak. "tau ah. Aku mau ke kantin aja deh. Baaaiiii.." Cessa pun meninggalkan Budi yang masih gondok gara-gara dirinya.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Hari berganti hari, namun Mila dan Nicky belum menunjukkan perubahan sikap yang berarti.
Mila masih berkeras untuk tidak ingin kembali ke pelukan Nicky, sedangkan Nicky pun masih Meyakinkan hati Mila untuk bisa kembali padanya.
Dua kubu yang berbeda.
"Mil, yakin niiih ga mau balikan sama Nicky? Tar kalo Nicky udah nyerah buat ngajak kamu balikan, ga nyesel?" ujar Devina pada Mila saat mereka sedang jalan-jalan di mall sore itu.
"iih apa siih kenapa langsung ngebicarain Nicky coba? Bantuin gue buat move on ke, iniiii? Diingetin mulu. Huh!" keluh Mila.
"yeeee gue yakin, loe ga mungkin bisa move on dari Nicky. Kalian tuh sehati, ga bisa terpisahkan!" yakin Devina.
"aaah ga juga kok. Udah ah pliiiss, gue lagi pengen sendirian dulu deh, ga mau mikirin Nicky dulu. Males."
"yakiiinnn?? Kok tiap hari nangiiiss sambil ngedengerin VN-VN dari Nicky? Ciyeeee hahahaa.." ledek Devina sambil berlari kecil menjauhi Mila.
Mila keheranan. "haah?? Looh looh kok tau sih? Iiih Devina dieeeemmm!"




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




"Mala, aku udah di depan rumah kamu nih." ujar Iras lewat telepon.
"iya? Waah masuk dong Ras., aku dikit lagi selesai kok." sahut Mala.
"yaudah aku tunggu di mobil aja ya."


Sore itu Mala dan Iras janjian untuk dinner bareng, namun sengaja mereka memilih untuk jalan di sore hari, agar bisa lebih lama berdua.
Tak lama kemudian, Mala keluar dari rumah dan segera menghampiri Iras yang menunggu di dalam mobil.
"maaf yaa agak lama." kata Mala.
Iras tersenyum manis pada Mala. (BAYANGIIIIIINNNN!!)
"ga papa kok Malaaa. Yaudah, langsung pergi aja yuk. Udah minta ijin sama bodyguard kamu itu belom?" tanya Iras.
"udah kooo. Bang Agoy juga kebetulan lagi sibuk Sama tugas kuliahnya. Jadi dia ngebolehin. Asal, yaaa gitu deh. Disuruh jaga diri baik-baik." cerita Mala.
Iras pun segera menjalankan mobilnya menuju kafe yang mereka ingin singgahi.


Di mobil,
"Mal, kamu suka ya sama Agoy?" tanya Iras.
"hah? Suka sama Agoy? Hahahaa engga laah Ras. Emang kenapaaa?" tanya Mala balik.
Iras tersenyum. "ga papaa, nanya aja. Kan cocok tuh kalian berdua. Tar kalo kalian jadi, mungkin bakal ada sutradara yang nyaranin film ke kalian, judulnya 'cinta covergirl dan sang bodyguard' hahahaaa.." tawa Iras.
"iiiih Iraaasss! Engga koo ga. Aku lagi pengen sendiri dulu, mau fokus di karier. Ga mau mikirin cinta-cintaan dulu ah." seru Mala.
"yaaah sayang loh Mal. Padahal kamu sama Agoy udah cocok. Dan lagi ya, kalo kalian jadian kan aku bisa minta pajak jadiaan, makan gratis deeh hihihii.." kikik Iras.
Mala tertawa mendengar celotehan asal Iras itu.
"iih Iras mulai deh ngaconya. Ga aaaah ga mau bahas ituuuuu.."



Sesampainya mereka di cafe yang dituju, Iras dan Mala langsung mencari tempat duduk yang nyaman, dan memesan minuman ringan.
"kamu sendiri, mana pacarnya?" tanya Mala pada Iras.
Iras tertawa mendengar pertanyaan Mala.
"kayanya kamu pernah nanya itu deh Mal. Kan aku udah bilang, aku juga mau fokus di karier dulu. Waaah lagi sibuk-sibuknya, susah kalo mau mikirin pacar. Takutnya dia terbengkalai gitu gara-gara aku terlalu sibuk sama kerjaan aku. Jadi aku milih buat single dulu deh hohohoo.." jawab iras sambil tetap menyantap makanannya.
Dengan asiknya mereka menyantap makanan yang sudah mereka pesan sambil mengobrol asik tentang kehidupan mereka.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Malamnya, Nicky dan Hendra nongkrong di sebuah cafe, untuk membunuh kesepian mereka.
"Kiki kemana Hend? Tumben dia ga mau ikut nongkrong bareng kita." tanya Nicky.
Hendra mengangkat kedua bahunya.
"gatau deh. Yaaaah paling sama Ochi, atau ga sama Devina. Tau sendiri laah dia." sahut Hendra sambil menyantap cake coklat yang ia pesan.
"eeeh Hend, gue bakal ngasih tau loe sesuatu, tapi please, jangan kasih tau ke Kiki soal ini, okey. Ini big secret, Hend! Okey! Janji!" seru Nicky.
Hendra langsung memasang wajah serius.
"iyee iyee janji. Apaan sih Nick?" tanya Hendra.
"gini Hend.." Nicky kemudian mendekatkan kursinya agar lebih dekat pada Hendra.
"sebenernya, Ochi itu cinta sama Kiki." kata Nicky yang akhirnya membongkar rahasia Ochi. Tampaknya ia tak bisa lagi menyimpan rahasia ini sendirian.
"hah??? Seriuuussaaann Nick??!" ujar Hendra kaget.
Nicky manggut-manggut.
"Ochi sendiri yang cerita ke gue. Katanya, dia dari dulu emang sayang sama Kiki, dan dia patah hati pas tau Kiki ternyata suka sama Devina." lanjut Nicky.
"ckckck. Tambah rumit aja masalahnya Kiki. Kira-kira kalo loe jadi Kiki, loe bakal milih Ochi atau Devina?" tanya Hendra kemudian.
Nicky terdiam. Kemudian menggelengkan kepalanya.
"heh? Maksudnyaaa?" tanya Hendra sambil mengerutkan alisnya.
"yaaaa gue ga tau bakal milih siapa. Mungkin gue bakal milih Ochi karna Ochi yang paling Tau gue, tapi gue juga bakal milih Devina., karna dia cewe yang gue cintai. Yaaa itu kalo gue jadi Kiki. Loe sendiri gimana? Kalo loe jadi Kiki, loe bakal milih siapa?" tanya Nicky membalas.
Hendra berpikir sejenak sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal
"ga tau juga hehehee.. Mending gue milih buat jatuh cinta sama Cessa aja deh hahaha.." seru Hendra kemudian menyeruput orange juice yang ia pesan.
"wooo serius niih Hend." Nicky menoyor kepala Hendra.
""iyee iyee gue serius. Gue juga gatauu bakal milih siapa. Samain aja lah sama jawaban loe." jawab Hendra cuek.
"beeeuh!" Nicky mengepalkan tangannya hendak menjitak kepala Hendra.
"eeiittss, jitak-jitak bayar!" sanggah Hendra.
Alhasil Nicky mengurungkan niatnya untuk menjitak Hendra.


"Eh Nick, kayanya gue bakal nembak Cessa deh." sahut Hendra kemudian.
"Hah??? Serius loe?? Loe berani??" belalak Nicky.
Hendra manggut-manggut. "iyeee serius gueee.. Gue udah yakin, gue bakal nyatain cinta ini ke dia. Peduli amat lah sama si raksasa pirang itu. Dari pada gue keduluan dia." cerita Hendra.
"raksasa pirang? Siapa tuh?" tanya Nicky yang rasanya asing mendengar istilah itu.
"dooh!" Hendra menepuk jidatnya.
"ituuu, dia tuh mantannya Cessa yang kembali ngedeketin Cessa gitu. Orangnya tinggi banget, trus badannya gede, rambutnya pirang. Yaudah, karna gue males manggil namanya, jadi gue julukin aja dia raksasa pirang. Abis, dia duluan manggil gue dengan julukan cowok china. Males banget deh sama tu raksasa." Hendra.
Nicky tertawa terbahak-bahak mendengar keluhan Hendra.
"kaya bocah aja lu ah. Jadi ceritanya loe sama si raksasa itu bersaing ngedapetin Cessa, gitu?" tanya Nicky.
Hendra mengangguk.
"yaudaaaahhh.. Okelah loe berani buat nembak Cessa, tapi loe siap ga buat sakit hati? Karna dalam setiap tembak menembak itu hanya ada 2 pilihan. Loe bakal diterima, atau loe bakal ditolak sama dia." kata Nicky.



"huuufftt.." Hendra membuang nafasnya.
"ga tau deh. Bismillah aja deh gue. Diterima Alhamdulillah, ga diterima juga yaa berarti udah nasib gue." kata Hendra sambil menundukkan kepalanya.
Nicky menatap iba sahabatnya itu. "sabar yee Hend, sabar. Cewe bukan cuma dia doang kok. Move on dong!" kata Nicky sambil memberi semangat.
BLETAAAKK!!
Hendra menjitak kepala Nicky.
"wooy Nick, gue kan belom nembak, belom tentu juga ditolak, lu udah nyuruh gue move on. Aaaah parah loe. Doain kee supaya gue diterima." rengut Hendra.
"eeh iya ya hehehee lupa! Yaudah, semangat yaks nembaknya! Butuh bantuan ga? Tar gue bantuin." kata Nicky.
Hendra manggut-manggut.
"yaiyalaah gue butuh bantuan. Bantuan loe sama Kiki pastinya. tapi berhubung Kiki belom ada, gue kasih tau loe aja deh. Gini rencananya..........."



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Sementara itu, di rumah Ochi.
Ochi sedari tadi memainkan gitarnya di balkon rumahnya, sambil sesekali melirik jam dinding yang tercantol indah di kamarnya.
"mana siih si Kiki, katanya mau dateng udah jam segini belom dateng juga." gumam Ochi.
Ddrrtt..
Ddrrtt..
Handphone Ochi bergetar tanda sms masuk.

From: KiHel
22.38
Sory chi, gw ga jd dtg ke rumah loe. Gw abis telponan sama Devina dan ternyata udah jam segini aja. Bsk aja yee ngerjain tugasnya hehe..

"huuuft. Yayaya. Sekarang gue makin di nomordua-in sama ni bocah. Okelah Ki." gumam Ochi sambil memegangi dadanya yang terasa sesak saat membaca pesan dari Kiki tersebut.


For: KiHel
22.40
Iya gpp. Gw jg udh ngantuk kok.


Ochi membalasnya dengan singkat.
"dear gitar, kayanya kita emang ditakdirkan berduaan malem ini."
Ochi mendentingkan senar gitarnya menjadi sebuah melody yang enak didengar, dan akhirnya Ochi berhasil menciptakan lagu sederhana malam itu.
Lets sing!


Harusnya malam ini bertemu
Aku menunggu but you Run And Hide
Apakah ini semua salahku
Mungkin kau takut so you Run And Hide
Run And Hide

Ku mencoba tuk menjaga perasaan
Please understand
Sepertinya ku mengenalmu
Jauh sebelum ku bertemu

Ceritakan semua rahasia jalan hidupmu
Bila engkau bersedih
Aku disitu

Harusnya malam ini bertemu
Aku menunggu but you run and hide
Apakah ini semua salahku
Mungkin kau takut so you run and hide
Run and hide

Ceritakan semua rahasia jalan hidupmu
Bila engkau bersedih
Aku disitu

Harusnya malam ini bertemu
Aku menunggu but you run and hide
Apakah ini semua salahku
Mungkin kau takut so you run and hide

Harusnya malam ini bertemu uuuuu
Run and Hide
Apakah ini semua salahku
So you run and hide
Run and hide

You run and hide
You run and hide~
(Run And Hide-Ratu Sweethella)
(btw, kalian udah pernah denger lagu itu belum? Kalo belom, mending cepetan download deh. Itu lagu asik bangeeet di dengerinnya. Easy listening trus suaranya juga merdu. So, happy listening ;) )


"wiiih jago juga gue nyiptain lagu hahaha.. Untung direkam, jadi bisa dipelajarin lagi lagunya." gumam Ochi yang kesenengan sendiri gara-gara berhasil menciptakan lagu.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Pagi harinya, saat Kiki menjemput Ochi di rumahnya hendak ke kampus.
"Ochiii Ochiii.." teriak Kiki dari luar rumah Ochi.
"tak lama, pintu terbuka.
"woy, ribut loe pagi-pagi di rumah orang!" seru Ochi sambil menyambit Kiki dengan sendal jepit.
Untuuuung sendal jepit itu ga kena muka ganteng Kiki.
"eeh Ochi udah bangun loe hahaha.. Kirain loe masih molor jadi gue teriakin aja deh." kata Kiki seraya melenggang mendekati Ochi.
"ngapain sih pagi-pagi ribut banget?" tanya Ochi sambil berkacak pinggang.
"yeee gue kan mau jemput lu, jelek!" seru Kiki sambil mengacak-acak rambut Ochi.
"jemput gue? Kenapa ga jemput si Devina aja gih." jawab Ochi ketus.
"beeh beeh kambuh deh ngambeknya. Loe marah ya gara-gara gue semalem ga jadi ke rumah loe? Kan gue udah minta maaf Chi. Lagian semalem itu gue ngebantuin Devina nyari tugas. Gue cuma mandu lewat telepon doang." jelas Kiki.
"diih siapa yang ngambek? Ga kok. Yang ada si devina nanti yang bakal ngambek sama gue gara-gara pagi-pagi gini pacarnya nyamperin gue, bukan nyamperin dia." kata Ochi lagi.
"pacar? Hahaha diaminin aja deh. Udah ah yuk berangkat. Tar telat lagi." kata Kiki sambil menarik tangan Ochi yang memang telah bersiap menuju kampus.



Di jalan,
"eeh Chi, ternyata loe ada bakat buat nyiptain lagu ya." ujar Kiki santai.
"hah?? Apaan sih? Tau dari mana? ...... Ooh jangan bilang loe semalem ngeliatin gue dari balkon?" kata Ochi panik.
Kiki menaik-naikkan alisnya sambil tersenyum genit pada Ochi. (kyaaaaaa ganteng bangeeeettt!! BAYANGIIIIIINNNN!!!)
"iiiihh Kiki nyebeliin iiih! Ngapain siih dengerin gue semalem?" ambek Ochi sambil memukul-mukul lengan Kiki.
"yeee siapa suruh nyanyi? Katanya mau tidur? Santai aja kali Chi, suara loe bagus kok beneran." kata Kiki sambil memasang jarinya berbentuk V.
"iih iih malu tauk gue!" ujar Ochi sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"hahahaaa santai aja kalii Chi. Lu kaya baru kenal gue aja deh. Suara kentut loe aja udah gue apal banget." kata Kiki sambil merangkul pundak Ochi.
Ochi pun ikut tertawa mendengar lawakan Kiki tadi.
"well, gapapa lah hati loe bukan buat gue. Yang penting, loe selalu ada di samping gue." gumam Ochi sambil tersenyum riang.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Di kampus.
"Nick, Kiki mana? Gue ga sabar nih bakal ngebicarain rencana gue ke dia." ujar Hendra sambil celingak-celingukan mencari Kiki.
"yeee mana gue tau. Belom nyampe kali. Tau sendiri kan dia palingan jalan sama Ochi." jawab Nicky.
Hendra terlihat gelisah menunggu Kiki yang tak kunjung dateng.
Sementara Nicky hanya tertawa melihat tingkah Hendra itu.


Beberapa menit kemudian, nongollah Kiki dan Ochi yang bercandaan sambil berjalan.
"nah itu dia. KI!" panggil Hendra.
Kiki pun menghampiri Hendra dan Nicky, sementara Ochi langsung masuk ke kelasnya.
"kemana aja sih loe. Gue udah nungguin dari tadi nih!" kata Hendra.
"apaan sih? Sekangen itu kah loe sama gue sampe-sampe nungguin secemas ini?" tanya Kiki.


BLETAAK!
Hendra yang sudah tak sabar itu akhirnya menjitak Kepala Kiki.
"diem deh Ki. Gini, gue butuh bantuan loe sama Nicky buat ngebantuin gue nembak Cessa." kata Hendra.
"ooooh loe mau nembak Cessa. Bilang ke dari tadi. Yaudah, apaa apaa yang bisa dibantu hah?"
Hendra pun membisikkan rencana penembakkannya pada Kiki, sementara Nicky hanya ikut mendengarkan.




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Siangnya, saat di kampus Devina dan Bobby.
Mereka berdua yang notabene sekelas hari ini ada mata kuliah musik.
Devina dan Bobby secara kebetulan sama-sama mengambil mata kuliah itu kini duduk berdampingan.
"Asli gue deg-degan banget duduk di samping Devina kaya gini! Coba aja kita bisa duduk berdampingan kaya gini di pelaminan nanti Dev..." gumam Bobby menghayal.
Keasikan menghayal, Bobby tak sadar kalo dosen di depannya sedang menjelaskan tentang alat musik Piano.


"Bobby! Saya liat dari tadi kamu tidak memperhatikan penjelasan saya. Sekarang, maju ke depan kelas, saya ingin kamu mempraktekkan cara bermain piano ini!" ujar bapak dosen itu yang sedari tadi melihat Bobby hanya melamun sambil senyum-senyum sendiri.
"hah? Saya pak? Aduuhh." Bobby gelagepan saat disuruh maju dan bernyanyi di depan.
"hayuluuuh Bob hahahaa ayooo nyanyi lagi, tar aku rekamin deh hihihii." ledek Devina sembari mendorong tubuh Bobby maju ke depan kelas.
Bobby hanya garuk-garuk kepala sambil berjalan ke depan.


"eeng, maap pa, tadi kebawa suasana hehehe.." kata Bobby cengengesan.
"hah alasan! Cepat, nyanyikan lagu sambil memainkan piano ini!" perintah dosen berkumis itu. (okey, jangan ngebayangin mukanya pak dosen itu kaya pak Fauzi Bowo, plis, jangan. Cuma sama-sama berkumis aja kok.)
Bobby pun segera duduk di depan piano, lalu mencoba mendentingkan tuts-tuts piano itu.
Untungnya, waktu kecil Bobby pernah beberapa bulan latihan piano, jadi dia tidak terlalu gugup.
Bobby memilih menyanyikan lagu Selamanya dari UNGU. (lagu ini request dari seseorang hahaha.)




Sayangku
Dapatkah kau merasakan
Betapa besarnya rasa cintaku untukmu

Cintaku
Pernahkah kita menduga
Diantara kita ada rasa yang mendalam

Sayangku
Yakinlah akan cintaku
Yang kupersembahkan Seutuhnya untukmu

Ooh kasihku
Jangan pernah kau ragukan
Luasnya cintaku Yang kuberi untukmu

Genggamlah tanganku ini sayang
Cintaku tlah tertambat mati untukmu


Selamanya..
Hanya dirimu yang selalu ada dalam hatiku
Selamanya..
Tentang dirimu kau selalu hadir dalam mimpiku
Engkau satu cintaku, slamanya..

Genggamlah tanganku ini sayang
Cintaku tlah tertambat mati untukmu

Selamanya..
Hanya dirimu yang selalu ada dalam hatiku
Selamanya..
Tentang dirimu kau selalu hadir dalam mimpiku

Selamanya..
Hanya dirimu yang selalu ada dalam hatiku
Selamanya..
Tentang dirimu kau selalu hadir dalam mimpiku
Engkau satu cintaku, slamanya..
(UNGU-Selamanya)



Tak disangka Bobby, setelah ia menyanyikan lagu tersebut, seisi kelas berdiri dan memberikan tepuk tangan yang sangat meriah kepadanya.
"Bobby, kamu berbakat sekali di dunia musik. Suara kamu sangat merdu, lalu permainan piano kamu juga sangat fasih. Kalau kamu perdalam lagi, saya yakin, kamu bisa sukses nantinya." puji si dosen yang tadinya marah-marah itu.
Bobby senyum-senyum ketika dipuji.
"terimakasih pak." Bobby pun kembali ke tempat duduknya.



"aaaa Bobby suara kamu tadi emang bagus bangeeeeet! Aku yang ngerekamnya aja sampe deg-degan dan gemeteran loh dengernya! Itu alunan piano terindah yang pernah aku denger. " puji Devina saat ia dan Bobby makan di kantin seusai Kuliah.
"aduuuh plis deh Dev, ini idung aku udah ngembang banget dari tadi dipuji. Ga laaaah itu juga maen pianonya cuma seinget aku aja ga mahir banget." ujar Bobby merendah.
Devina tersenyum. Duduk menopang dagu sambil menatap Bobby.
"suara kamu tuh beneran bagus loh Bob. Ayoo si eksplor lagi, supaya kamu makin sering nyanyiin lagu buat aku." kata Devina sambil berseri-seri.
"Devinaaaaa cantiiik, please doong jangan bikin aku tambah salah tingkah ginii dpuji sama kamu. Ga koo suara aku biasa aja. Kamu mau di nyanyiin sama suara aku? Waaaahh kehormatan banget dong." ujar Bobby heboh.
"hahahaa apa banget deh. Aku bukan muji, tapi ngomong yang sejujurnya."
"yaudah, nanti aku nyanyi buat kamu. Pas aku nembak kamu ya." ujar Bobby santai.
Devina hanya terdiam, namun wajahnya merah padam, antara malu dan tersipu.




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Sore menjelang malam, Agoy dan Mala sedang dalam perjalanan menuju rumah, sehabis pemotretan seharian.
"eeh eeh Mal. Kamu sama Iras akrab banget deh. Kalian pacaran?" tanya Agoy.
Mala menoleh pada Agoy sambil terkikik kecil.
Agoy yang heran melihat Mala hanya tertawa kecil pun hanya mengerut.
"diih malah ketawa. Bukannya dijawab."
"yee lagian abang maah nanyanya lucu. Aku sama Iras kan sahabataaaan, dari dulu. Masa dianggep pacaran? Ya engga laaaah." jawab Mala sambil tertawa.
Agoy tersenyum kecil. (iih iih manis banget deh senyumnya. :" BAYANGIIIIINNN!!)
"yaaaa kiraiiiinn.. Abis kalian akrab banget."
"emang kenapaaa? Eeeeng jangan bilaaang, Abang jealous yaaa sama Iras? Hayooo ketauaan hahahaa.." ujar Mala ngecengin Agoy.
"yeeee dasar kamu." jawab Agoy singkat.



Sesampainya di rumah, Mala segera masuk ke dalam rumah, sedangkan Agoy memarkir mobil Mala.
Tiba-tiba...
"KYAAAAAAA!!!!" Mala yang membuka pintu seketika berlari menghampiri Agoy yang masih di dalam garasi.
"kenapa Mal??" tanya Agoy panik.
"ituuuu.... Ituuuu di dalem rumah.. Ada.. Ada uler gedeee..!!" kata Mala gemeteran.
Mala memeluk lengan kekar Agoy sambil bersembunyi dibelakang Agoy.
"serius? Waaah aku liat dulu ya." kata Agoy.
"tapi aku takut sendirian disini." Mala merengek.
Agoy tersenyum pada Mala. Senyuman yang hangat, yang bisa menenangkan Mala. (huaaaaaa BAYANGIIIIINNNN!!)
"kamu tenang aja ya. Disini Insya Allah aman kok."
Mala pun mengiyakan, lalu perlahan melepas lengan Agoy yang tadinya tergenggam erat di pelukannya.


Agoy pun perlahan menghampiri pintu rumah, melongok benda apa yang ada di dalamnya.
Dan benar saja, sekitar 4-5 ekor ular besar sedang bergentayangan di sekitar ruang tamu.
"gileeee si peneror sekarang maenannya uler. Waaah pawang uler ni orang." sahut Agoy sambil ber-ckckck.
Tak pikir panjang, Agoy lalu menelepon seorang pawang ular yang sudah ahli menangkap ular. (plis, jangan tanya kenapa Agoy bisa kenal sama seorang pawang ular.)


15 menit kemudian, si pawang ular sudah datang dan segera menjinakkan ular-ular itu.
Banyak orang yang menyaksikan proses penjinakkan ular-ular besar itu, karna di sekitar sana sebenarnya Sangat jarang ada ular yang bisa masuk.



Tak butuh waktu lama, 5 ular besar bisa dikarungi oleh si pawang.
"udaaah udah ditangkep kok ulernya. Jangan nangis lagi aah." kata Agoy sambil menenangkan Mala yang masih terisak saking ketakutannya.
"niiih mas, ulernya udah saya tangkep. Mau dipelihara atau saya bawa aja?" kata si pawang dengan polos.
"pelihara, pelihara, pelihara gundulmu!! Ga liaaat ni cewe udah nangis kejer gini gara-gara ngeliat uler-uler gede itu. Giiihh bawa jauh-jauh sana." ujar Agoy sambil meng-hushus-kan pawang itu sambil memberikan sejumlah uang tanda terimakasih.
Si pawang hanya cengengesan melihat Agoy yang marah-marah padanya.
Maklum saja., si Pawang itu memang masih usia iseng, usia remaja yang suka menjahili orang.


"udah yuk masuk rumah. Dingin nih di luar." ajak Agoy yang masih memeluk Mala untuk menenangkannya.
Mala sudah tidak menangis, namun ia masih gemetaran.
"aku takut." jawabnya pelan.
Agoy kembali tersenyum hangat. (aaaaa BAYANGIIIINNNN lagiii!!)
"ada aku kok."


Mau tak mau Mala pun masuk ke rumah, masih digandeng Agoy. (wooyyy jangan pada envy wooy!)
Keadaan di rumah memang telah aman, namun Mala masih takut malah kembali takut dengan teror yang kembali datang padanya.
"kata si pawang geblek tadi, itu ulernya bukan uler berbisa." terang Agoy.
"iiih tetep aja takut. Uler gitu." kata Mala.
Agoy terkikik kecil melihat tingkah ketakutan Mala.
"udaah aku bikinin teh ya supaya agak tenang dikit." Agoy pun beranjak membuatkan Mala teh untuk Menenangkannya.
"kamu baik banget sih bang. Yang ngedapetin hati kamu pasti beruntung banget deh." gumam Mala dalam hati sambil memperhatikan Agoy dari belakang. EHEM!



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Keesokan paginya, di kampus.
Nicky datang terlalu pagi dari biasanya. Entah kenapa hari itu ia ingin sekali datang di pagi hari.
"busyet dah gue jadi satpam pagi ini, ngebukain gerbang pager. Dohhh kerajinan banget gue hahaha.." tawa Nicky sendiri.
Ia lalu memilih untuk duduk di taman dekat gerbang kampus, sambil menunggu Hendra dan Kiki.
Oh iya, pagi ini Hendra akan menjalankan rencananya, yaitu menyatakan cintanya pada Cessa.
Dan Nicky, telah siap dari semalem untuk membantu rencana Hendra itu.


Tak lama, ia melihat mobil yang sangat ia kenal, masuk ke dalam area kampus.
"itu, Mila." sahut Nicky.
Tanpa pikir panjang, Nicky segera berlari menghampiri Mila.
"hai Mil." sapa Nicky saat Mila keluar dari dalam mobil.
"eeehm, hai juga Nick." sapa Mila balik.
Mila dan Nicky trlihat canggung dan salah tingkah pagi itu.
"eeeng, kamu apa kabar?" tanya Nicky basa-basi.
"baik kok Nick. Kamu sendiri?" tanya Mila balik.
"baik juga." jawab Nicky sambil tersenyum.


Mila dan Nicky pun berjalan beriringan ke taman, dan mereka duduk berdua di bangku taman itu.
"Mil, kamu lagi sibuk banget ya?" tanya Nicky.
"eeh? Eeeng engga kok. Biasa aja sih." kata Mila.
Mereka benar-benar seperti orang yang baru ketemu, trus kenalan. Canggung!!
"Mil." Nicky langsung menggenggam tangan Mila.
"aku tau, aku mungkin ga Bisa kembali jadi kekasih kamu yang bisa ngejagain kamu, tapi apa kita ga bisa bersahabat, supaya aku bisa tetap di samping kamu, ngejagain kamu, apa ga bisa Mil?" pinta Nicky dengan sangat.
Mila tersenyum.
"Nick, kita tetep bertemen kok. Tapi untuk kembali kaya dulu, mungkin ga bisa. Kamu tau kan sifat aku yang terlalu kekanak-kanakan dan egois ini? Aku sadar, dengan sifat aku ini, pasti akan nyakitin banyak pihak. Nyakitin aku, nyakitin kamu, nyakitin orang di sekitar kita. Begini lebih baik Nick. Aku yakin." kata Mila pelan.
"eeng yaudah, aku masuk duluan ya. Bye Nick." Mila melepas genggaman tangan Nicky dengan perlahan, sejenak meletakkan tangannya di pipi Nicky, lalu pergi meninggalkannya. (hayooo hayoooo pada ngeBAYANGIIIINNN gaaa? Wahahaa..)


"Mil, aku sayang banget sama kamu. Cita-cita aku selama ini yang hampir aku capai, kandas begitu aja. Semua hilang, padahal aku hampir bisa ngewujudin itu semua. Cita-cita aku, bisa ngebangun rumah tangga yang indah bersama kamu, kini tinggal kenangan. Huuft. " gumam Nicky dengan sedihnya.


"wooy! Ngelamun aja loe pagi-pagi. Gimana? Udah siap belom? Asli gue deg-degan banget Nick!" ujar Hendra.
"eeeh Hen. Eeng udah kok. Kiki mana?" tanya Nicky.
"tuu dia baru dateng. Yaudah. Gue perkirain, dikit lagi Cessa dateng. So, kalian bersiap di lokasi ya!" perintah Hendra pada Nicky yang masih duduk di bangku dan Kiki yang baru dateng.

Benar saja, tak lama kemudian, Cessa datang, namun..
"loooh itu kan Cessa. Tapi dia dianter sama, Alwin? Eeerrrgghhh!!" kesal Hendra.
Nicky dan Kiki saling berpandangan. Tak tau harus melakukan apa.
"jadi, gimana Hend? Loe tetep mau nembak Cessa?" tanya Nicky.
Hendra mengangguk.
"ya! Gue tetep nembak Cessa. Bahkan, gue bakal nembak Cessa di depan Raksasa Pirang itu! " kukuh Hendra.
Hendra pun melangkah pasti menuju lokasi tempat ia akan menyatakan cinta pada wanita idamannya itu, sementara Nicky dan Kiki menghampiri Cessa......


*To Be Continued*


Hiyaaaaaa pada kepooo pasti niiiihh sama kelanjutannyaa hahahaaa.. *tertawa bangga*
Tenaaaang tenaaang, proses menyatakan cintanya ada di Chapter berikutnya kooooo hahahaa..
Pasti pada penasaran juga sama kelanjutan kisah ka Kiki-Ochi-Devina-Bobby deh kan yaaaaa hohohoo..
Banyak yang dipenasaranin yaks?
Yaudaaaah, kalo pada penasaran, nantiin COVER GIRL Chapter 15 yaaaks!


Ini udah panjang loh, kalo kalian koment dan kritiknya cuma pendek, chapter berikutnya bakal pendek juga! *muka sinis tapi tetep kece*


♥ Xowners_PALU ♥
♥ Fanfict_XOIX ♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar