Senin, 11 Maret 2013

♥ COVER GIRL ♥ ~ Chapter 8 ~

Tittle: ♥ COVER GIRL ♥
Length: 20 Chapter
Author: @yasmiin2805 from fanbase @Fanfict_XOIX




♥ COVER GIRL ♥
~ Chapter 8 ~



Hendra masih terdiam terpaku di depan pintu saat Cessa mempersilahkan Hendra masuk.
"masuk dulu deh, ga enak diliatin orang banyak."
Hendra pun masuk ke dalam rumah beriringan dengan Alwin.


"loe ngapain kesini hah?" tanya Alwin pada Hendra saat Cessa di dapur membuatkan Hendra minuman.
"diiihh suka-suka gue dong. Emang kenapa? Loe sendiri ngapain disini?" balas Hendra.
"yaa gue ngunjungin mantan gue, siapa yang larang?"
"eeh mantan yaa, mantan. Ga usah diusik lagi napa." ledek Hendra.
Alwin mendengus. "iyaa emang mantan. Sekaligus calon pacar gue!"
Hendra terkejut. "calon pacar?"


"heeey kalian seru amat ngobrolnya? Lagi ngomongin apa siiihh??" tanya Cessa datang membawa segelas jus untuk Hendra.
Sementara Alwin dan Hendra menghentikan perdebatan tadi dan saling menatap sinis. (BAYANGIIIIIINNNN!!!)



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Keesokan harinya, Nicky menjemput Mila di rumahnya.
"Milaaa, Millaaa.." panggil Nicky dari luar rumah.
Tak lama, pintu dibuka.
"heey sayang. Masuk dulu yuk. Aku masih siapin sesuatu tuh." sapa Mila mempersilahkan Nicky masuk.
Nicky pun masuk dan menunggu di ruang tamu.

"hey Nick." ujar Lee keluar dari dalam.
"eeh Koko Lee."
"loe apa kabar? Baru keliatan lagi loe disini." tanya Lee sembari duduk di samping Nicky.
Nicky tersenyum kecil.
"iya nih. Biasanya kalo gue kemari Kokonya lagi ga ada dirumah, jadi ga ketemu deh sama Koko." jawab Nicky sopan.
Lee tersenyum manis.
"ooh iya Nick. Kemaren gue ketemu sama abang loe." cerita Lee pada Nicky.
"bang Agoy? Dimana Ko?" tanya Nicky.
"ituu kaya di taman gitu laah. Ada rame-rame kan, gue lagi lewat doang, trus ga sengaja ngeliat abang loe lagi berdiri sambil ngeliatin cewe lagi foto-foto. Yaudah gue samperin." sambungnya.
Nicky manggut-manggut.
"ooohh ituu mungkin lagi nganterin Mala." jawab Nicky.
"iyaa dia emang lagi nganterin Mala, cover Girl idola kamu itu kan?" tanya Lee.
Nicky tersenyum tersipu malu. (huuwwwooooo BAYANGIIIIIINNNNN!! Hahahaaa lucuuuk!)
"iya bang. Dia ituuu...."
"udaaah gue udah denger kok ceritanya dari Mila. Dia diteror kan? Hhmm memang tindakan yang bagus kok ngejadiin Agoy sebagai bodyguard Mala, keliatan dari wajahnya, si Mala itu cewe yang lemah dan harus dilindungi." potong Lee.
Nicky manggut-manggut lagi sambil tersenyum.


"tapi ya Nick, gue kayanya harus sampein ke elu. Mending loe biarin Agoy yang ngejagain Mala tanpa campur tangan langsung dari loe. Loe tau sendiri kan, ade gue cemburuannya minta ampun kaya gimana? Dan gue gamau dia sakit hati gara-gara loe lebih merhatiin Si Cover Girl itu daripada pacar loe sendiri. Ehm, Mila cewe yang sedikit nekat loh. Gue gatau kalo tiba-tiba kalian putus atau gimana..." kata Lee memperingatkan.
Nicky manggut-manggut lagi.
"iyaa Koo, gue ga akan ngebikin Mila sakit hati kok. Kan gue sayang sama dia."


"ciyeeeee lagi ngomongin Mila yaaaa.." ujar Mila yang muncul tiba-tiba dari balik tembok.
"iiihh ade koko yang satu inii ge'ernyaa.. Udah sana berangkat, telat loh nanti." kata Lee sambil mengelus Rambut Mila dengan penuh kasih sayang.
"iya Ko, kita berangkat dulu ya."
Setelah berpamitan, Nicky dan Mila pun memasuki mobil untuk bersiap menuju kampus.
"Nick, jangan lupa apa yang gue bilang tadi." seru Lee mengingatkan.
Nicky mengangguk, lalu masuk ke dalam mobil.
"kasian Mala, ckckck.." gumam Lee kemudian.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Di dalam mobil.
"eeh sayang, tau ga, hari ini bang Agoy mutusin untuk pindah ke rumah di deket rumah Mala loh." cerita Nicky.
"oh ya? Kenapa?" tanyanya.
"iyaaa kata dia, supaya dia gampang ngejagain Mala tanpa harus nginep dirumah Mala, gituuu.."
Mila ngangguk-ngangguk.
"bang Agoy segitunya yaa sama Mala, jangan-jangan Bang Agoy udah sayang beneran lagi sama Mala." selidik Mila.
Nicky tertawa.
"wahahaaa ga laaah sayaaang. Kan aku yang minta tolong bang Agoy buat ngejagain Mala."
"emang kenapa engga? Kamu ga setuju bang Agoy suka sama Mala? Cemburu?" tanya Mila.
Nicky terdiam.



"kenapa? Kok ga dijawab? Berarti iya?" tanya Mila lagi dengan nada suara yang penuh curiga.
Nicky tersenyum, lalu mengusap rambut Mila.
"sayaang, aku tuh udah punya kamu. Ga mungkin lah aku cemburu sama abang aku sendiri, apalagi aku cemburunya sama cewe lain." jelas Nicky.
"siapa tauuuu.." ujar Mila.
Nicky kembali diam. Ia tak mau berdebat dengan pacar tersayangnya itu di pagi hari.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Masih di waktu yang sama, namun di beda tempat.
"Ochi!" panggil Kiki dari halaman rumahnya saat Ochi mengeluarkan sepeda fixie nya dari garasi.
Ochi menoleh Sebentar, namun memalingkan pandangannya lagi saat tau yang memanggilnya adalah Kiki.
Kiki segera berlari menghampiri Ochi.
"Chi, gue perlu ngomong sama loe." ujar Kiki sambil memegang tangan Ochi.
Ketika Ochi hendak menghempas tangan Kiki lagi, Kiki mengencangkan genggamannya.
"aauuww sakit tauk!" erang Ochi.
"gue mau ngomong sama Loe Chi!" ulang Kiki, dengan nada suara yang lebih besar dari yang awal.
"yaudah bicara aja ga usah sambil megangin tangan gini ih."


"gue gamau ngomong disini." Kiki lalu merampas sepeda yang dipegang Ochi, lalu menaikinya.
"naek." perintah Kiki.
"apaan sih Ki. Itu sepeda gue. Balikin ga!" tolak Kiki.
"Naek!!" seru Kiki lagi dengan suara keras.
Ochi yang terkejut mendengarnya langsung naik di belakang sepeda itu dengan posisi berdiri.
Kiki lalu menjalankan sepedanya.
"mau kemana sih Ki? Gue ada kelas niih pagi ini." tanya Ochi.
"udah diem aja lu. Pegangan! Gue mau ngebut nih." perintah Kiki lagi.
Ochi pun makin mencengkram pundak Kiki dengan kuat.



Tak lama kemudian, Kiki menghentikan sepedanya di sebuah taman.
Ochi pun turun dan bertanya, "ngapain siih kita kesini?"
Kiki tak menjawab. Ia hanya kembali menarik tangan Ochi menuju sebuah bangku panjang di taman itu, lalu menyuruh Ochi duduk.
"duduk."
Ochi pun duduk.
"Ki, loe kenapa sih? Aneh banget tau ga? Ga biasanya ngajakin gue ke taman, nyuruh-nyuruh gue, galak lagi." ujar Ochi.
"Chi, itu bukan pertanyaan buat gue. Itu pertanyaan buat loe." bantah Kiki.
Ochi langsung tertegun, diam.

Kiki mencengram kedua pundak Ochi, dan kini posisi duduk mereka berdua menjadi berhadapan.
"loe kenapa sih Chi? Belakangan ini loe tuh aneh. Jadi tambah cuek, jutek, aneh. Kesannya loe tuh ngejauhin gue. Dan loe ngajauhin gue tanpa alasan yang gue ngerti. Loe gatau kan betapa tersiksanya gue loe giniin?" ujar Kiki dengan suara melemah.
Ochi tak menatap mata Kiki. Ia hanya menunduk.
"Chi, gue ada salah sama loe? Kenapa loe ga bilang?" tanya Kiki lagi.
Ochi menggeleng.
"ga Ki, ga sama sekali." jawabnya pelan.
"Chi, gue cuma ngasih tau ke loe. Walaupun sekarang hati gue untuk Devina, tapi.perhatian utama gue tetep buat loe. Loe, orang yang paling kenal gue setelah orang tua gue. Gue sayang sama loe Chi. Ga mungkin gue bakal ninggalin loe walau gue nantinya bakal jadian sama Devina." ujar Kiki dengan suara bergetar.


Ochi sesegukan. Hatinya teriris sekaligus terenyuh mendengar penuturan Kiki tadi.
"maaf Ki, ini semua salah gue. Gue emang terlalu takut buat kehilangan loe setelah loe naksir sama Devina. Gue belom siap kalo mesti ngelewatin malem sendirian setiap hari tanpa loe yang selalu ada sama gue. Gue...."
Sebelum Ochi menyelesaikan kalimatnya, Kiki telah memeluknya erat.
"tenang aja Chi, loe gabakal kehilangan gue sebagai sahabat loe. Ga bakalan. Gue janji."



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"Budi!!" panggil Hendra saat melihat Budi sedang makan di kantin.
Hendra pun langsung menghampiri Budi.
"liat Cessa ga?" tanya Hendra.
Budi mengangkat pundaknya. "gatau. Belom liat dia pagi Ini. Ciyeeee kangen ciyeeee.." goda Budi sambil mencolek dagu Hendra. Hendra hanya tersipu mendengarnya.


Gini Bud. Gue mau nanya tentang Alwin boleh ga?" tanya Hendra.
Budi heran. "Hend. Jangan bilang loe putus asa ngejar Cessa, dan loe berpaling bakal ngejar Alwin?" ujar Budi dengan memasang wajah serius.
BLETAAAKKK!!
Satu jitakan manis mendarat di kepala Budi.
"aauw!!" erangnya.
"yaa engga laah Bud! Gila aja loe mah! Gue cuma mau nanya, Alwin sama Cessa tuh dulunya gimana sih pacarannya? Dan kenapa mereka bisa putus?" tanya Hendra kemudian.
Budi manggut-manggut.
"jadi begini ceritanya.." Budi memperbaiki posisi duduknya, lalu melanjutkan ceritanya sebelum kepalanya digaplok lagi sama Hendra saking keponya.


"dulu, Cessa sama Alwin tuh pacaran dari SMA. mereka mesraaaa banget, dan sempet dijuluki pasangan terserasi di sekolah itu. Alwin keliatan sayang banget sama Cessa, dan Cessa pun kaya gitu. Pas 2 tahun berjalan pacarannya, Cessa mergokin Alwin, ehm, selingkuh sama cewe anak kelas sebelah. Dari situ, Cessa trauma banget sama yang namanya pacaran. Sampai akhirnya, loe ngedeketin dia. Dan setahun setelah loe ngedeketin dia, Alwin dateng lagi, dengan janjinya yang gabakal nyakitin Cessa lagi. Hhmm, asal loe tau sih ya Hend, sebenernya Cessa tuh lagi dilema banget milih kalian berdua. Saking dilemanya, dia sempet mutusin buat gabung di Cherrybelle, untung gajadi... " canda Budi sedikit.
"heehh??? Maksudnyaaa?" tanya Hendra yang terlalu serius mendengarkannya.
Budi tertawa terbahak-bahak melihat Hendra yang kebingungan karna candaan darinya. (kangen ka Budi kan? Mangkanya BAYANGIIIIIINNNN!!!)
"ga deeeng becanda Hend. Yaa si Cessa tuh lagi bingung mau milih siapa diantara kalian. Tapi gue maah dukungnya elo Hend, soalnya gue emang dari dulu ga suka ngeliat Alwin, tampangnya playboy abis!" sambung Budi.
Hendra merasa terangkat sedikit saat mendengar ada dukungan untuknya.
"okeeh Bud. Gue bakal berusaha buat ngeluluhin hati Cessa. Hhmm Thanks ya bro udah nolongin gue.!" ujar Hendra sambil menepuk keras punggung Budi yang sedang menyendok bakso masuk ke mulutnya, lalu kabur melarikan diri.
"uhuuukk!! Gu..ghuuueee keseleeekkk! Hendra sialaaaaan!!"



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"bang Agoy mana ya? Tumben belom nyamperin." gumam Mala saat makan siang dirumahnya.
"eeh kok jadi nyariin dia sih? Wahahaa parah parah." sambung Mala lagi sambil tertawa.


TOOK TOOKK!
terdengar bunyi ketukan pintu.
"eeh panjang umur. Tuh dia."
Mala pun membukakan pintu, namun tak ada siapapun disana.
Ia hanya menemukan, secarik kertas dan bingkisan besar didepan rumahnya.


"dari: penggemarmu."
Hanya itu bacaan yang tertera di secarik kertas tersebut.
tanpa rasa curiga Mala membuka kertas tersebut.
"KYYAAAAAAAA!!!!"
Mala berteriak saat menemukan isi di dalam bingkisan tersebut.
Sebuah boneka jelangkung tepat dengan tetesan darah di bagian kepalanya, serta boneka voodoo (boneka yang biasanya digunakan para dukun-dukun untuk menyantet, dengan cara menusuk-nusukkan Jarum besar ke boneka voodoo tersebut, dan orang yang disantet akan merasakan sakit sesuai daerah yang ditusuk di boneka itu. Lebih lengkapnya cari di google deeh )
Lengkap dengan jarum panjang yang tertusuk tepat di kepala boneka tersebut, sehingga seolah-olah kepala tersebut mengeluarkan darah.


Mala langsung menutup pintu rapat-rapat, dan langsung duduk di sofa untuk menenangkan dirinya.
"Astagfirullah.. Dia makin neror aku." gumam Mala sambil gemeteran.

TOOKK TOOKK!!
TOOKK TOOKK!!
Mala terkejut. "itu siapa lagiiii..."

"Mala! Mala kamu didalem?? Buka pintunya Mal. Ini aku Agoy!" teriak orang diluar.
"bang Agoy!" Mala langsung berlari lalu membukakan pintu untuk Agoy.
Ketika melihat Agoy tepat di depan matanya, Mala tak kuasa menahan air mata dan langsung memeluk Agoy untuk menenangkan hatinya.
"bang aku takut.." ujarnya pelan di pelukan Agoy. (jangan pada envy yeeeeeee :p )
Agoy mengelus rambut Mala untuk menenangkannya, dan membawa Mala masuk ke dalam rumah.
"tenang ya Mal, aku udah disini kok."



Setelah Mala tenang, Agoy menyelidiki 'bingkisan ' tersebut.
"jelangkung? Ini si penerornya dukun apa yaks? Bisa dapet barang-barang kaya beginian." gumam Agoy.
Agoy lalu mengambil boneka voodoo (dengan sarung tangan tentunya, supaya sidik jarinya tidak menempel di barang bukti) lalu meletakkannya di plastik transparan.
"kamu yakin gamau ngelaporin ke polisi Mal? Ini udah parah banget loh."tanya Agoy pada Mala yang sedang menghirup teh hangat untuk menenangkan hatinya.
Mala menggeleng. "engga bang. Aku takut kalo beritanya nyebar di media massa, orang tua aku yang ada di Bandung bisa tau dan mereka bakal khawatir sama aku." ujar Mala.
"iya sih Mal, tapi kan kamu jadi ketakutan kaya gini. Ga khawatir sama kondisi sendiri?" tanya Agoy sedikit memarahi Mala.
Mala hanya diam.


"bang Agoy mau ngejagain aku kan?" tanya Mala kemudian.
Agoy diam. Kemudian ia kembali ke sofa dimana Mala duduk dan berkata, "aku pasti jagain kamu Mal."




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Sore harinya, saat beberapa kelas di kampus telah bubar.

From: Devina
16.45
Ki, ada waktu ga? Aku mau bicarain sesuatu nih sama kamu.

To: Devina
16.46
Aku baru pulang ngampus nih. Skrg aja gimana? Mau ketemu dimana?

From: Devina
16.47
Yaudah aku jemput kamu di kampus ya. Kebetulan aku bawa mobil kok.


Tak lama, mobil Devina telah berada di depan Kiki yang memang sejak tadi berada di depan kampua menunggui Devina.
"yuk Ki langsung aja."
Kiki pun segera masuk ke dalam mobil Devina.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang sedang memperhatikan dengan tatapan cemburu.


Sesampainya di sebuah caffe, Devina dan Kiki pun mengambil tempat duduk yang asik, lalu memesan makanan dan minuman.
"ada apa Dev?" tanya Kiki langsung.
"eeemm gini Ki, langsung aja deh ya. Kamu sama Ochi kenapa sih? Ada masalah ya?" tanya Devina balik.
Kiki diam.
"abis aku liat kemaren, kalian kaya abis berantem gitu, sampe si Ochi bilang apaa gitu ke kamu." sambungnya.
Kiki tersenyum, lalu mengenggam tangan kanan Devina (wahahahaaaa jangan di BAYANGIIIIIINNN!! envy looh!!)
"ga kook Dev. Kemaren emang ada sedikit salah paham antara aku sama Ochi, tapi sekarang udah ga papa kok." jawab Kiki.
"yakin Ki? Eemm, inii bukan gara-gara aku kan Ki?" tanya Devina lagi.
Kiki memejamkan matanya sejenak, lalu berkata, "bukan kooo bukaan. Ini masalah pribadi antara aku sama dia, ga ada hubungannya sama kamu." jawabnya kemudian.
Devina tersenyum. "syukur deh Ki. Aku kira ada hubungannya sama aku."
'maaf Dev, tapi gue gamau bikin loe merasa bersalah dengan masalah gue sama Ochi.' gumam Kiki dalam hati.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"Nick, Mala diteror lagi." kata Agoy pada Nicky via telepon. Saat itu Nicky sedang berada dalam mobil untuk mengantar Mila pulang kerumah.
"serius lo bang? Trus gimana sekarang keadaan disana?" tanya Nicky cemas.
"yaa udah gapapa sih si Mala. Cuma loe harus tau sama apa yang dikirimin si meneror kali ini."
"apa?" tanya Nicky.
"Boneka jelangkung sama boneka voodoo yang dua-duanya berlumuran darah." jawab Agoy.
CIIIIITTTTTT!!
Nicky mengerem mobilnya lalu menghentikannya di pinggir jalan.
"aduuuhh kenapa siih sayang ngerem mendadak gitu?" tanya Mila kaget.
"eeh maaf sayang, inii bang Agoy ngagetin."
"pokoknya loe cepetan kemari deh Nick." ujar Agoy di telepon.
"iyee iyee gue kesana." Nicky lalu mematikan saluran teleponnya.


"sayang, Mala diteror lagi." cerita Nicky pada Mila.
"oya? Diteror apalagi dia?" tanya Mila.
"itu, di rumahnya dikirimin Boneka Jelangkung sama boneka santet."
"hhhiiiii serem banget siih. Parah tuh penerornya maenannya alat santet." komentar Mila sambil bergidik ngeri.
"iyaa parah banget kan. Kasian si Mala diteror kaya gitu."
"tapi sih ya say, menurut aku emang profesi Mala yang cover girl terkenal kaya gitu ya memungkinkan buat dia dapet teror-teror seperti itu. Mungkin itu ulah fans fanatik Mala yang cuma cari perhatian ke dia." sambungnya.
"tapi harus ya cari perhatian dengan cara seperti itu. Pokonya pelakunya gabakal dapet ampun dari aku!" ujar nicky.
"deeeuuu segitunyaaaaa..." sahut Mila menyindir.
Nicky melirik pacarnya itu.
"ciyeeee pundung lagiii.." Mila hanya cemberut.
"iiih bibirnya seksi banget kalo cemberut gituuu hahahaa. Oiya sayang, Aku mau kerumah Mala nih. Kamu mau ikut ga?" ujar Nicky menawarkan Mila.
Mila menggeleng cepat. "ga ah. Aku capek mau langsung istirahat aja deh."




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




Malam harinya, saat Devina kembali ke rumah.
"eehh, Bobby?" tanya Devina saat melihat Bobby sedang duduk di kursi teras rumahnya.
"haai Dev. Akhirnya kamu pulang juga." sapa Bobby dengan senyum yang manis. ( wohhoooo buat BobbynyoBlitz yang kangen bangbobb, BAYANGIIIIIIINNNN!!! Dijamin makin kangen!!)
"kamu udah lama nungguin aku? Kok ga BBM atau telpon?" tanya Devina merasa ga enakan.
"lumayanlaah sejaman. Hahahaaa nunggu sejam maah masih sebentar buat aku. Lamaan juga nunggu hati kamu terbuka buat aku.." lanjut Bobby sedikit gombal. (eeh itu gombal bukan sih?)
Devina tersenyum kecil.
"yuuk masuk aja Bob. Diluar dingin nih." ujar Devina mempersilahkan Bobby masuk.
Mereka berdua pun masuk ke rumah dan duduk di ruang tamu.
"mau minum apa? Aku bikinin dulu deh ya. Aku yakin kamu pasti aus." ujar Devina masih ga enakan.
Bobby tersenyum lagi. "ga koo gausah repot-repot. Dengan ngeliat kamu aja aus aku langsung ilang seketika." ujar Bobby.
Devina semakin tersipu dibuat Bobby.


"hahahaaa gausah malu-malu gitu Dev. Ga koo becanda. Tadi pembantu kamu udah nyiapin minum buat aku." sambungnya.
Devina kembali tersenyum.
"oiya Bob, ngapain kerumah? Tumben." tanya Devina.
"gapapaaaa mau maen aja. Eemm kamu sibuk ya? Apa aku ngeganggu kamu?"
Devina menggeleng. "engga kooo engga ga ganggu sama sekali. Cuma ga enakan ajaaa kamunya udah nunggu lama." ujar Devina.
"ga papa laah aku nunggu. oiya emang kamu dari mana Dev?" tanya Bobby.


"eeemmm ituuu. Abis makan bareng,, Kiki." jawab Devina agak ragu.
Bobby menundukkan kepalanya.
"Bob? Kamu kenapa?" tanya Devina merasa bersalah lagi.
Bobby lalu mengangkat kepalanya, lalu memaksakan senyum di bibirnya.
"ga papa kok. Eemm, kayanya Kiki emang lebih unggul ya daripada aku. Fuuuuhhh.. Okeh deh Dev, aku pulang aja kali ya. Kamu pasti cape mau istirahat." Bobby pun berdiri dari tempatnya duduk.
"Maaf ya Bob." ujar Devina meminta maaf.


CUUPP! Sebuah kecupan kecil mendarat di kening Devina.
"ga perlu minta maaf. Ini udah keputusan kamu kan." ujar Bobby sambil tersenyum.
"yaudah aku pulang ya Dev. Selamat istirahat yaa ratukuu.." sambung Bobby seraya menstater Motor gede kesayangannya. (Wait!! Sekarang BAYANGIIIIINNN kabobby pake jaket kulit item, pake jeans, helm gede, naek motor gede. huwwaaaaaa keren abiiiiisssss!!!)
Bobby melambaikan tangannya pada Devina saat ia meninggalkan halaman rumah Devina.
"maaf Bob, aku ga maksud buat nyakitin kamu." gumam Devina sambil menitikkan air mata.



Nicky baru tiba di rumah Mala ketika malam datang.
"maaf gue agak lama." kata Nicky meminta maaf sembari masuk ke dalam rumah Mala.
Di dalam rumah Mala, Nicky dapat melihat Mala, bang Agoy, dan seorang lelaki lagi sedang duduk di meja makan.
"haai Nick. Sini yuk gabung sama kita buat makan malem." ajak Mala kemudian.
Nicky berjalan pelan menuju meja makan.
"ini siapa?" tanya Nicky pada Mala, sambil melirik ke lelaki yang ia maksud.


"eemm maaf gue lupa memperkenalkan diri. Gue Iras, temen Mala. Kebetulan tadi gue mampir ke rumah Mala eeh malah disuruh makan. Yaudah gue terima, siapa sih yang nolak makanan yang Dibikin cover girl cantik ini." sahut Iras kemudian.
"oohh. Em, gue Nicky. Ternyata elo temen Mala yang waktu itu nelpon ya." ujar Nicky sembari mengambil makanan yang tersaji di depannya.
Iras mengangguk. Namun tak berbicara karna mulutnya penuh dengan makanan.
Nicky, Mala, dan Agoy tertawa melihat tingkah Iras.



"jadi, loe calon pacarnya Mala nih Nick?" goda Iras pada Nicky saat mereka telah selesai makan malam.
"haah?? Hahahaa ga koo gue udah punya pacar." jawab Nicky sambil tersenyum.
"serius Nick? Tapi Mala cocok banget loh sama loe. Gue dukung deeeh kalian kalo mau pacaran. Udah pacaran ajaaa.." ujar Iras tambah menggoda.
Mala hanya tersenyum tersipu mendengar godaan Iras.
"apaan sih Ras. Ga laah aku kan masih mau fokus di kerjaan gamau mikirin pacaran dulu aah.." jawab Mala.
"ooooh masih mau fokus di kerjaan dulu ya Mal." celetuk Agoy tiba-tiba.
"ciyeee Kenapa lu bang langsung lesu gitu? Hayoooo ketauan lu suka yee sama Mala? Ngaku luu ngakuuu.." ledek Nicky sambil menunjuk-nunjuk Agoy.
BLETAAAAKKK!!
indah sekali bunyi jitakan dari Agoy untuk Nicky hahahaa.
"daaauuuwww sakiitt tau bang! Jitaknya jangan pake otot dooong!" erang Nicky sambil mengusap-usap kepalanya.
Mala dan Iras tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku ade-abang ini.


PRAAAANNGG!!!
Terdengar bunyi kaca pecah dari depan.
"KYAAAAA!!!" Mala refleks berteriak dan memeluk orang yang ada disampingnya, yang kebetulan adalah Nicky. (kebetulaaaaaannnn...)
Agoy dan Iras langsung berlari menuju arah depan untuk mengecek apa yang terjadi.
Sementara Nicky masih menenangkan Mala di ruang tengah.


"kaca jendela dipecahin lagi, pake batu yang berukuran lebih besar sekarang. Baguss yeee tu peneror sekarang tambah berani ngancurin rumah ini, dan beraninya dia ngelakuin ini di depan gue!!!" Ujar Agoy dengan mata penuh emosi.



~ To Be Continued ~


Yaks!! Apa yang akan si peneror lakukan selanjutnya untuk membuat hidup Mala tak tenang??
Dan bagaimana kelanjutan cinta segibanyak antara Ochi-Kiki-Devina-Bobby?
Serta bagaimana juga kelanjutan perjuangan cinta Hendra meluluhkan hati Cessa?

Jawabannya cuma ada di Chapter selanjutnyaaaa, tungguin yaaaaa ;)

Oiyaaaa yang udah baca sampe Chapter inii.makasih banyak yaaaa, jangan bosen-bosen nungguin chapter selanjutnyaaa ;)

Ditunggu kritiknyaa, terimakasiiihh O(≧∇≦)O


Xowners_PALU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar