Senin, 11 Maret 2013

♥ COVER GIRL ♥ ~ Chapter 18 ~

Tittle: ♥ COVER GIRL ♥
Length: 20 Chapter
Author: @yasmiin2805 from fanbase @Fanfict_XOIX




♥ COVER GIRL ♥
~ Chapter 18 ~



"Win? Ngapain kamu pagi-pagi kesini?" tanya Cessa yang masih terheran dengan keberadaan Alwin di depan pintunya.
"Sa.." Alwin mengambil tangan Cessa dan menggenggamnya dengan erat.
"aku cuma mau bilang kalo aku..." belum selesai Alwin bicara, tiba-tiba..
"wooyy Raksasa Pirang!!" teriak Hendra dari depan pagar.
Hendra terlihat sangat marah dan cemburu melihat Alwin menggenggam tangan pacar tersayangnya itu.
Hendra berlari cepat menghampiri Alwin melepas tangan mereka berdua.
"ngapain loe pegang-pegang cewe gue hah! Sana luu hush hush jauh jauh dari cewe gue.." Hendra mengibas-ngibas tangannya pada Alwin.
Alwin tersenyum kecil melihat tingkah Hendra.


"eeh cowo china, kalem aja kale. Emang gue mau pergi jauh kok, jadi loe tenang aja." jawab Alwin masih cool. (emang gabisa ilang maaah ini coolnya. Hhmm BAYANGIIIIINNN!!!)
"mau pergi jauh? Mau kemana Win?" tanya Cessa.
"aku mau balik ke Belanda Sa. Orang tua aku minta aku nerusin bisnis disana. Jadi aku pagi ini mau pamit sama kamu. " ujar Alwin.
"ke Belanda Win? Sampe kapan? Kamu bakal balik lagi ke Indonesia?" tanya Cessa lagi.
Alwin mengangkat kedua bahunya.
"gatau deh Sa. Mungkin sampe bisnisnya lancar dan bisa dilepas." jawabnya.
Hendra hanya manggut-manggut sambil mendengar Cessa dan Alwin berbicara bergantian.
"yaaaahhh.." kata Cessa dengan wajah sedih.
"tar kalo ada waktu maen-maen ke Indonesia yaa, aku pasti bakal kangen banget sama kamu, soalnya kamu tuh udah aku anggep kaya kaka aku sendiri.." Ujar Cessa lalu memeluk tubuh Alwin dengan sayang. (jangan dibayangin deh -____-)
Alwin pun membalas pelukan Cessa.
"wooy woooyyy ada gue wooy!" protes Hendra yang merasa dikancangin.
Cessa dan Alwin pun melepaskan pelukan mereka.
"hehehee maap sayaaaaang, kan ceritanya perpisahan. Kamunya gamau salam perpisahan gitu sama Alwin?" tawar Cessa.
Mau tak mau Hendra pun berpelukan sebentar dengan Alwin, sebagai tanda perpisahan.
"baik-baik yaa bro loe disana. Semoga dapet jodoh deh, supaya ga saingan sama gue lagi buat ngedapetin Cessa." doa Hendra.
Alwin tertawa mendengar doa dari Hendra.
"hahahaaa iyeee amin dah. Loe juga., jagain Cessa ya, awas kalo dia kenapa-kenapa, gue gabakal segan lagi buat ngerebut dia dari pelukan loe!"


Tak lama, Alwin pun berpamitan pada Cessa dan Hendra, karna pesawat yang akan membawanya ke Belanda akan terbang 3 jam lagi.
"ati-ati yaaa Win, wish you luck!! God bless you!" teriak Hendra dan Cessa saat mobil Alwin pergi berlalu meninggalkan pekarangan rumah Cessa.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Agoy dan Nicky hari ini berencana untuk melaporkan penculikan ini kepada pihak yang berwajib sekaligus meminta bantuan kepada pihak polisi agar mau membantu mencari keberadaan Mala.
"Bang, loe yakin mau ngelaporin hal ini? Masalahnya, dekektif aja gabisa looh nemuin keberadaan Mala, apalagi yang cuma polisi? Well gue bukannya ngeraguin intuisinya polisi, tapi gue kurang yakin aja, gitu." ujar Nicky.
"iyaaaa kita coba aja dulu Nick. Siapa tau polisi bisa ngebantu. Gue juga agak ragu sih, tapi daripada engga sama sekali?" ujar Agoy.
Nicky mengangguk-anggukkan kepalanya.


Tak lama dari perbincangan itu, tiba-tiba..
PRAAANNGG!!!
Nicky dan Agoy sontak menoleh ke arah depan rumah mereka.
"apaan tuh bang?" tanya Nicky.
"aauuu! Yuk liat!" Nicky dan Agoy segera berlari menghampiri pintu depan, dan ternyata kaca jendela rumah mereka dipecahkan oleh batu yang lumayan besar dengan kertas terikat disana.
"sialan! Tu peneror sekarang maennya ke rumah kita ya!" umpat Agoy kesal.
Nicky mengambil kertas yang dililit di batu tersebut, lalu membacanya.


"LAPOR POLISI, CEWE INI MATI!"


"Arrgghh sial!! Dia kok bisa tau?" kata Agoy makin geram.
Nicky segera berlari ke luar, mencari orang yang tadi melempar batu dan kertas itu.
"udah ga ada orang. Tapi gue yakin bang, pasti si peneror itu mata-matain kita. Parah banget sih, kayanya dia niat banget pengen ngebunuh Mala." ujar Nicky.
Agoy mengambil kunci mobil, lalu segera masuk ke dalam mobil.
"mau kemana bang?" tanya Nicky.
"ikut gue cepetan." Agoy memerintahkan Nicky untuk masuk ke dalam mobil juga. Nicky pun segera masuk ke dalam mobil sesuai perintah Agoy.
"emang mau kemana sih bang? Kayanya buru-buru banget deh." tanya Nicky lagi.
Agoy menancap gas , lalu menjawab, "kerumah Mila."



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



di kampus.
"Nicky mana?" tanya Hendra pada Kiki dan Ochi yang sedang makan di kantin.
Saat itu Hendra datang bersama kekasih tercintanya, Cessa. Uhuk!
Hari ini dia ga masuk. Mau seharian nyari Mala. Kenapa Hend, kangen ya?" ledek Kiki sambil tertawa. Ochi pun ikut tertawa mendengarnya.
"wooo enak aja. Cuma kurang ajaaa gitu ngeliat ga ada dia." jawab Hendra sambil menoyor kepala Kiki.
Hendra dan Cessa pun mengambil tempat duduk bersebelahan.



"yaelaaahh ni bedua bikin iri aja dah. Kalian gausah pacaran disini napa, kan bikin sepet mata tauk!" ujar Ochi ngedumel sendirian.
"yeee Ochi sewot aja iiih hihihii.. Yaudaah kamu cepetan doong pacaran sama ki.....ups!" Hampir saja Cessa keceplosan menyebut nama Kiki. Kalo saja ia tidak dipelototin oleh Ochi, mungkin rahasia ini akan terbongkar.
"sama siapa Sa?" tanya Kiki penasaran.
"eeeeeng, ituuu, eeeeng, samaaaaa..." Cessa terlihat salah tingkah menjawabnya.
"sama kipasnya Cessa nih!" Ochi langsung menyambar kipas plastik yang dipegang Cessa siang itu.
"niiih gue mau pacaran dulu sama kipasnya Cessa., panas siih udara disini." alibi Ochi.
"ooooohhhh.." Kiki ber-oooohh- panjang.
"huft! Ampir aja!" gumam Ochi dalam hati.



"eeeh yank, tar abis kuliah kita nyusul ka Rheina sama Budi ya, fitting baju. Kata ka Rheina kamunya juga ikut, soalnya kamunya juga bakal jadi pendamping pengantin gitu deh." ujar Cessa pada Hendra.
"ciyeeeee yang mau ngedampingan penganteeenn. Abis itu nyusul yaaaa.." ledek Kiki.
"hahahaa amiinn amiinn.. Eeeh Ki, loe gimana? Udah pasti gitu sama Devina?" tanya Hendra.
JLEB! hati Ochi langsung sakit mendengar pertanyaan Hendra.
Hati Ochi langsung sakit saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Hendra, namun ia berusaha menyembunyikan itu dari Kiki.
Sementara Cessa yang menyadari perubahan suasana hati Ochi langsing menggenggam tangan Ochi dan menenangkannya.
"gue sama Devina? Kenapa hahahaa.. Yaa gitu laaahh." jawab Kiki tak pasti.
"yagitulah gimana?? Udah mau ditembak gitu si Devinanya? Kasian tauu anak orang digantungin mulu." ujar Hendra lagi.
Ochi rasanya ingin melakban mulut dan seluruh badan Hendra., lalu membuangnya ke jurang yang paling dalam supaya Hendda tidak menanyakan hal itu lagi pada Kiki.
Tapi berhubung disitu ga ada lakban, jadi dia mengurungkan niatnya.


Kiki hanya tertawa penuh misteri mendengar pertanyaan Hendra tadi.
"kepo banget sih loe Hend hahahaa.. Semua ada waktunya. Tenang ajaaaa.." ujar Kiki.
Ochi mengelus dadanya sambil berkata dalam hati, "sabar Chiii sabaarr., dia bukan jodoh kamu, sabaaarrr.."
Kasian Ochi. *pukpuk*




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




Sesampainya Agoy dan Nicky di rumah Mila.
"bang loe tega banget ya! Loe masih nuduh Mila sebagai pelaku peneroran ini? Gue kenal Mila udah lama bang, ga mungkin dia tega ngelakuin hal ini!" Nicky gusar dengan Agoy gara-gara Agoy masih curiga pada Mila.
" kita liat aja Nick. Bahkan bukan cuma Mila yang gue curigain. Lee juga. Ayo turun." Ajak Agoy pada Nicky.
Mau tak mau Nicky pun ikut turun.


"permisii.." kata Agoy.
Tak lama, pembantunya membukakan pintu.
"eeh mas Agoy, mas Nicky. Nyari mba Mila sama Koko Lee ya?" Tanya pembantu itu.
Agoy mengangguk. "iya mbo, mereka ada?" tanya Agoy balik.
"kan saya udah pernah bilang sama mas Nicky. Mba Mila sama Kokonya lagi liburan ke Jepang." jawab pembantu itu.
"nah! Loe denger sendiri kan bang? Ga percayaan amat sih lu!"
"ck! Eeeng yaudah deh mbo, makasih ya." Agoy pun langsung berpamitan pada pembantunya Mila itu.


"udahlah baaang. Ga baik tau su'udzon kaya gitu." sela Nicky.
"iyee iyee. Yaudah deh gue bakal nyari siapa pelakunya. Yang jelas, siapapun itu, gue ga akan pernah maafin dia!" kata Agoy bersemangat."
"semoga bukan Mila, Tuhan." pinta Nicky dalam hati.




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




Sore harinya, di rumah Bobby.
"males banget ga sih dirumah sendirian, tanpa ada orang? Dan gue males banget buat keluar. So? Gue mesti ngapain gitu?" omel Bobby sendiri sambil setengah hati membereskan perabotan di rumahnya yang berserakan.


Setelah ruangan tengah beres., ia kemudian menuju kamarnya untuk beristirahat sejenak.
"gue nelpon Devina aja kali ya?" baru saja Bobby mau memencet nomor Devina, tiba-tiba ia mengurungkan niatnya.
"aaah gajadi ah. Paling juga teleponnya lagi sibuk lagi telponan sama Kiki."
Bobby pun meletakkan kembali hpnya ke atas kasur, lalu mengambil gitar yang bersandar cantik di sudut ruangan.
"nyanyi aja aaaah di share ke soundcloud siapa tau ada yang mau denger hehehee.."
Bobby pun merekam suaranya di soundcloud yang sedang menyanyikan lagu,,,
Diantara Kalian - D'Masiv.



Kuakui ku sangat, sangat menginginkanmu
Tapi kini ku sadar ku diantara kalian
Aku tak mengerti
Ini semua harus terjadi

Kuakui ku sangat, sangat mengharapkanmu
Tapi kini ku sadar, ku tak akan bisa
Aku tak mengerti
Ini semua harus terjadi


Lupakan aku, kembali padanya
Aku bukan siapa-siapa untukmu
Kucintaimu, tak berarti bahwa
Ku harus memilikimu slamanya



Ku akui ku sangat, sangat menginginkanmu
Tapi kini ku sadar ku diantara kalian
Aku tak mengerti
Ini semua harus terjadi


Lupakan aku, kembali padanya
Aku bukan siapa-siapa untukmu
Kucintaimu, tak berarti bahwa
Ku harus memilikimu slamanya


Ooh aku tak mengerti
Ini semua harus terjadiii..


Lupakan aku, kembali padanya
Aku bukan siapa-siapa untukmu
Kucintaimu, tak berarti bahwa
Ku harus memilikimu slamanya

Lupakan aku, kembali padanya
Aku bukan siapa-siapa untukmu
Kucintaimu, tak berarti bahwa
Ku harus memilikimu slamanya
(D'Masiv - Diantara Kalian)



Share to Soundcloud!
Bobby kembali memutar lagu yang ia cover tadi.
"eeeh eeh kalo di denger-denger suara gue keren juga ya? Hahahaaa bakal sering-sering ngecover lagu di soundcloud ini maah kalo udah ketauan suara gue keren begini jahahaa.." ujar Bobby menghibur dirinya sendiri.
Ah, andai saja ini benar terjadi.-




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Malamnya, di rumah Kiki.
"Ki, ajak Ochi makan malem disini dong, mama kangen nih sama dia." ujar Mamanya Kiki pada Kiki yang sedang BBM'an dengan Nicky.
"apaan si mamah. Kaya gapernah ketemu Ochi aja deh. Kiki mah bosen ketemu dia, tiap hari ketemu." jawab Kiki males-malesan.
"yeee ya itu kamu. Kan mama jarang ketemunya. Yaudah cepetan kamu panggil Ochi sana, kita makan berempat." perintah mamanya.
"hah? Berempat? Siapa aja gitu?" tanya Kiki.
"ya ampuuun Kiki kamu tuh banyak tanya banget ya. Yaa mama, papa, kamu, sama Ochi dong. Udaaaah sana panggil!" perintah mamanya Kiki lagi.
Kiki pun segera berlari menghampiri rumah Ochi untuk menjemput Ochi.



Saat dirumah Ochi, Kiki melihat Ochi sedang memainkan gitarnya di depan teras.
"Chi, diundang makan tuh sama mama gue." kata Kiki sambil menarik tangan Ochi.
"wooy wooy asal narik aja loe. Tumben banget tante ngajakin gue makan bareng, emang kenapa?" tanya Ochi heran sambil menyimpan gitarnya.
"gatau tuh. Katanya kangen sama elo. Ayooo cepetan dah gue laper niiihh.." Kiki menarik tangan Ochi lagi, lalu merangkul pundak Ochi sampai ke rumahnya. (okeeh okeeh, BAYANGIIIIINNNN!!! ini si ochi demen banget dah -____-)



Tak butuh waktu yang lama, Kiki dan Ochi kini telah berada di depan meja makan, bersama kedua orang tua Kiki.
"halooo Ochi. Tante udah lama ga ketemu kamu niiih. Jadi tante ngajakin kamu dinner deh. Kamu belom makan kan?" tanya mamanya Kiki dengan ramah.
"yaelaaaah maah, si Ochi maah walaupun udah makan pasti dia ngembat makanan lagi. Dia kan perut karet." ledek Ochi.
BUG!
Ochi menendang kaki Kiki.
"auw!!!" Kiki meringis kesakitan.
"hahahaaa kalian berdua yaaa ga pernah akur dari dulu. Pasti ada aja berantemnya. Awas biasanya yang kaya begitu jodoh loh hahahaa.." ledek Papanya Kiki.
Ledekan itu membuat pipi Ochi merah padam.
"apa sih oom ga kok. Ini si Kiki emang rese banget selalu ngeledekin Ochi. Lagian kan Kiki udah punya gebetan om ga mungkin juga dia sama Ochi hehehee.." kata Ochi sambil memaksakan senyumnya.
"Heh!! Sembarangan ngomong loe Chi!" ujar Kiki sambil menoleh pada Ochi.
"weeeee..." Ochi menjulurkan lidahnya pada Kiki.
"hahahaa tuhkan, kalian malah keliatan mesra kalo kaya begini. Tar jodoh ati-ati loh yaa.." ujar papanya Kiki lagi.
"yaelaaah papa, Jodoh di tangan Tuhan. Jadi, ini mau ngobrol aja nih? Ga makan-makan gitu?" tanya Kiki sembari melihat dengan selera ke arah makanan yang tersedia di meja makan.
"ooh iyaaaa astaga keasyikan ngobrol jadinya lupa. Ayoo ayoo dimakan yaa makanannya." ujar mamanya Kiki mempersilahkan makan.
"jodoh? Apa iya gue berjodoh sama Kiki? Aah mimpi aja itu mah." gumam Ochi dalam hati.




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Suasana tengah malam.
Gelap dan dingin. Tak ada seorang pun yang berada di tempat itu sekarang, kecuali seorang gadis manis yang sedang terduduk lemas dengan tangan dan kaki terikat di sebuah kursi, serta mata dan mulut yang ditutup oleh lakban.
Keadaannya sangat memprihatinkan.
Rambutnya kusut tak beraturan, pakaiannya lusuh, tak dicuci berhari-hari, kulitnya pun terluka akibat gigitan nyamuk.


"tolong aku. Tolong. Aku takut disini." rintih gadis cantik itu.
"bang Agoy, Nicky, Iras, siapapun, tolong aku. Aku butuh kalian disini." ujarnya pelan sekali lagi.
Ya, gadis itu adalah Mala, Cover Girl cantik yang menghilang beberapa hari ini.
Ia sangat lelah dan ketakutan berada di tempat segelap dan dingin ini.
Untungnya, ia tidak dibiarkan kelaparan.
Tiap siang dam malam ia selalu mendapat makanan yang cukup. Hanya saja tak diketahui siapa yang menyuapnya.
Suara yang ia dengar pun suara yang telah diubah dengan suatu alat.
"aku mau pulang, aku cape disini. Aku takut. Siapa aja, tolong aku. Aku udah ga sanggup lagi disini." rintihnya sambil menangis.
Ia benar-benar ketakutan berada di tempat penyandraannya.



KLEK!
terdengar suara pintu dibuka.
Mala hanya terdiam. Ketakutan.
Mala mendengar langkah kaki mendekati dirinya.
Semakin dekat, dekat, dan dekat.
Sampai ia bisa merasakan hawa dari orang itu.
Ya, kini dia telah berhadapan dengan sang peneror.
Orang yang kurang lebih dua bulan ini menerornya dengan berbagai aksi-aksi menakutkan.


"Halo Mala. Kini kita berjumpa lagi." ujar si Pelaku, dengan suara yang masih diubah dengan suatu alat.
"kamu, kamu siapa? Kamu kenapa bawa aku ke tempat ini?" tanya Mala dengan takut.
"hahaha. Loe gaperlu tau siapa gue. Dan tujuan gue bawa loe ke tempat ini, yaaa karna gue sebel sama loe. Loe dibilanginnya ga bisa! Akhirnya, loe sendiri kan yang nanggung sakitnya?" ujar si Pelaku sambil berteriak di telinga Mala.
"apa? Aku salah apa sama kamu? Kayanya kamu dendam banget sama aku." tanya Mala lagi.
"haah?? Loe masih nanya "aku salah apa"? Kan gue udah bilang, jauhin Nicky! Jauhin! Loe malah makin lengket sama dia!" tangan pelaku itu menggenggam rahang Mala dengan kerasnya.
"gue ga akan segan nyakitin loe, kalo itu bisa bikin loe menjauh dari Nicky!!! Inget itu!!" si Pelaku melepas tangannya dari rahang Mala dengan keras, lalu pergi meninggalkan Mala sendirian lagi di ruangan itu.
"jangan-jangan, dia ituuuu..." Mala mencoba menerka.




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"Nick! Gue dapet sedikit petunjuk dimana Mala berada!" ujar Agoy panik saat datang ke rumahnya.
FYI, semalaman Agoy berjaga-jaga di rumah Mala dengan beberapa Detektif handal merundingi proses pencarian Mala.
"oya? Dimana bang?" tanya Nicky penasaran.
"menurut info yang gue dapet, Mala belom keluar dari Indonesia. Mungkin dia ada di suatu tempat terpencil dimana gabisa dilacak keberadaannya dengan cepat. Tapi gue yakin, nanti kita pasti bisa dapetin dia." jelas Agoy.

"tau dari mana loe kalo Mala belom keluar dari Indonesia?" tanya Agoy.
"gue tadi ke Bandara, nanya ke petugas penting disana lah, gue nanya ada gaaa yang atas nama Mala keberangkatan Jepang. Ternyata ga ada. Dan gue juga nyari perjalanan ke semua negara. Ternyata ga ada." sambung Agoy.
Nicky menepuk jidatnya.
"Jepang? Bang, loe nanya pertama kali keberangkatan ke Jepang? Segitu curiganya kah loe sama Mila sampe loe fokus banget sama Mila? Parah loe bang." ujar Nicky sedikit kecewa pada Agoy.
"yaaaa ga gitu Nick. Tapi kebetulan aja yang terpikir di pikiran gue pertama kali ya Jepang. Udahlah santai aja. Yang jelas gue tetep pada pendirian gue. Siapapun yang udah bikin hidup Mala resah, gue ga bakal maafin dia. Siapapun! Walaupun, dia itu mantan dari ade gue sendiri."




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Di kampusnya Devina..
"Bobby!" panggil Devina pada Bobby yang sedang membaca buku di kelasnya.
Bobby kemudian menoleh pada Devina.
"ya? Kenapa Dev?" tanya Bobby.
Devina menghampiri Bobby, lalu duduk di samping Bobby.
"Bobb, aku udah denger looh suara kamu di soundcloud itu. Suara kamu bagus, tau. Nyanyinya juga menghayati banget." puji Devina.
Bobby tersipu mendengar pujian Devina.
"hahahaa engga lah Dev, biasa aja deh. Aku juga masih belajar. Cuma iseng doang semalem abis ga ada kerjaan." kata Bobby merendah.
"aaaah emang dari dulu suara kamu kan bagus Bob. Aku suka banget loh dengerin suara kamu."
"hahahaaa aaah kamu maaah bisa ajaaa.. Idung aku ngembang niiihh dipuji mulu sama kamu. Itu juga lagunya udah lama banget suka aja sama lagu itu." kata Bobby sambil mengenang lagu D'Masiv-Diantara kalian.


"hahahaaa yaa kalo suka pasti jadinya keren. Teruuuuss, katanya mau nyanyi buat akuuuu.. Manaaa?" tagih Devina sambil menyodorkan telapak tangannya pada Bobby, seakan meminta sesuatu.
Bobby mengerutkan dahinya.
"nyanyiin kamu? Hahahaa.." Bobby tertawa sedikit, lalu mengelus pelan rambut Devina. (huuft huuuftt BAYANGIIIIINNNN!!!! Kabobb so sweet banget dah!)
"kan aku udah bilang, aku bakal nyanyiin kamu lagi, kalo aku nyatain cinta aku ke kamu. Tapiiiii kan udah ga bisa lagiii aku ungkapin semuanya. Kamu udah milik orang lain, ga boleh diganggu. Hehehee.." Bobby menjawil hidung Devina.
"tar, kalo kamu udah ga cinta lagi sama Kiki, kamu bilang ya ke aku. Aku bakal mulai dari awal lagi buat ngerebut hati kamu. Sekalipun, kamu jandanya Kiki nantinya." Bobby tersenyum tulus kepada Devina.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Di kampusnya Nicky, Kiki dan Hendra.
"eeh bro, bang Agoy bilang ke gue, katanya keberadaan Mala ada di Indonesia. Dan mungkin masih di Jakarta, tapi daerah yang terpencil banget sampe ga bisa di deteksi dengan cepat." cerita Nicky pada Hendra dan Kiki.
"trus, kita mesti nyari dimana lagi dong?" tanya Kiki.
Nicky mengangkat bahunya.
"gatau nih Ki. Gue blank banget. Mulai ga fokus sama hal ini." kata Nicky.
"looh emang kenapa Nick?" tanya Hendra.
"huufftt.." Nicky menghela nafasnya sebentar, lalu bercerita.



"ya itu. Gara-gara Bang Agoy masih nyurigain Mila. Bahkan sampe sekarang, dia masih curigaan sama Mila."
"ya terus? Apa yang bikin loe bingung?" tanya Kiki.
"gini Ki. Entah kenapa akal dan pikiran gue mulai membuka alasan-alasan dari bang Agoy kenapa dia bisa nuduh Mila sebagai pelakunya. Dan bodohnya lagi, kayanya otak gue mulai ngaco banget deh." jelas Nicky.
"ngaco kenapa sih Nick? Loe bahasanya ribet banget dah!" protes Hendra.
"yaaaaaa gue ngerasa gue udah kacau banget. Masa kemudian, gue mulai setuju sama pendapat abang gue? Gila kan? " sambungnya.
"hah?? Jadi loe pun curiga sama Mila? Waaaah kacau kacau. Kalo udah dua orang yang curiga kaya gini, bisa jadi emang bener dia pelakunya. Yaaaa loe liat sendiri kan, emang banyak banget kebetulan antara Mila dan si pelaku. Yaa mau ga mau Mila emang jadi tertuduh." ujar Kiki.
"tapiii gue ga yakin sih. Si Mila kan baik gitu. Mana mungkin dia tega ngelakuin hal sadis?" sahut Hendra.
"NAH! itu jugaaa yang bikin gue ga yakin sama Dugaan bang Agoy. Mangkanya gue malah lebih fokus ke Milanya daripada ke Mala." ujar Nicky.



"Nick, Hend, kalian pernah denger penyakit 'Pshycopat' ga?" tanya Kiki pada kedua sahabatnya itu.
Nicky dan Hendra mengerutkan dahinya.
"pshycopat? Iya gue tau. Oooh Ki, plis jangan bilang kalo loe mendeteksi Mila punya penyakit kaya gitu? Itu penyakit kejiwaan Ki!!" seru Nicky.
Kiki menatap Nicky dengan pandangan iba.
"maaf Nick, tapi emang gitu analisa gue."




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




KLEK!!
Terdengar bunyi pintu dibuka dengan kasarnya. Mala memasang telinga dengan seksama, mendengarkan siapa kah yang masuk.
Langkah kaki makin mendekati dirinya.
"makan!" katanya kasar.
Suaranya masih terdengar aneh. Suara yang diubah dengan alat.
"aku ga mau makan. Bukain mata aku! " pinta Mala dengan suara sedikit dilantangkan.
"hahahaaa!!" Orang misterius itu tertawa.
"terserah loe mau makan atau engga. Yang penting gue udah ngasih loe makanan." pelaku itu pun hendak meninggalkan Mala, namun diurungkan.
"udah lama ya kayanya loe penasaran banget sama gue. Okeh. Mulai hari ini, kita ga usah maen rahasia-rahasia lagi. Gue bakal ngebongkar identitas gue, supaya loe tau, dan mungkin loe akan nyesel pernah kenal sama gue. Tapi gue ga peduli! Gue cape sakit hati gara-gara loe!!" bentak si pelaku.


Perlahan, si pelaku menyentuh lakban yang menempel di mata Mala, lalu menariknya dengan kasar.
BREEETT!!
"aauuuwww!!" Mala kesakitan saat lakban itu dilepas dari matanya.
Perlahan, Mala membuka matanya yang masih terasa sakit itu.
Dan akhirnya, ia melihat sosok orang yang selama ini menerornya dan menculiknya.
Tak di elakkan, ia sangat kaget melihat kenyataan di depannya.
"Ka, Kamu????"



*To Be Continued*



Waaahh waaahhh, siapakaah yang menculik Mala?
Apakah benar Mila, orang yang dicurigai Agoy selama ini?
Atau orang lain yang menimpakan kesalahannya pada Mila?
Dan apakah Agoy dan Nicky bisa mengetahui keberadaan Mala?
Okeeeh daripada kalian kepo, mending tungguin aja yaaaaa Chapter selanjutnyaaaa..
Wohooo senang deeeeh ngeliat kalian penasaran :3


Sekarang terserah kalian deh ya mau koment apa engga, males suruh koment kebanyakan pembaca gelap sih~
Pembaca Gelap = ilegal = HARAM!
Dududu~


♥ Xowners_PALU ♥
♥ Fanfict_XOIX ♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar