Senin, 11 Maret 2013

♥ COVER GIRL ♥ ~ Chapter 4 ~

Tittle: ♥ COVER GIRL ♥
Length: 20 Chapter
Author: @yasmiin2805 from fanbase @Fanfict_XOIX




♥ COVER GIRL ♥
~ Chapter 4 ~



"hai Devina. Ini gue, Ochi. Loe masih inget?" kata sang penelepon yang ternyata Ochi.
"ooh Ochi temennya Kiki kan? Iyaa gue masih inget kok. Kenapa Chi?" tanya Devina.
"okey, gue terus terang aja sih ya. Gue mau nanya, perasaan loe ke Kiki gimana?" tanya Ochi langsung.
"hah??" Devina terkejut mendengar pertanyaan Ochi.
"kok loe nanya kaya gitu Chi?" sambungnya.
"ya ga papaaa, cuma pengen nanya doang." jawab Ochi.
Devina terdiam sesaat.
"hey Dev? Are you still there?" tanya Ochi lagi.
"eeh iya masih kok. Cuma., gue masih bingung sama jawabannya." jawab Devina.
" kok bingung? It's mean, loe ga suka sama Kiki?" tanya Ochi lagi.
Devina makin bingung dengan pertanyaan kedua Ochi.
"gaa juga siiiihh.. Yaa yang jelas gue masih bingung sama jawabannya. " jawab Devina lagi.
"hhmm gitu ya. Oke deh, makasih ya. Maaf gue ganggu loe. Malam." Ochi langsung mematikan saluran teleponnya.
Devina tambah kebingungan.
'kenapa sih ni cewe? Pertanyaannya aneh banget.' gumam Devina dalam hati.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Keesokan harinya, Nicky telah bersiap menuju kampus.
"bang, loe ga ngampus hari ini?" tanya Nicky pada Agoy di meja makan saat mereka sedang sarapan.
Agoy menggeleng. "ga Nick. Hari ini gue ga ada jadwal." jawabnya.
Nicky yang mendengar jawaban Agoy hanya mengangguk-angguk sambil melahap roti isi selai strowberry nya.
"eeh Nick, gimana kalo gue nyari kerja? Gue bete nih kalo ga ada kegiatan malah diem aja di rumah. Mau keluar males banget kalo ga jelas." tanya Agoy meminta saran.
"bagus juga tuh bang. Yaaaa supaya loe juga bisa dapet tambahan uang jajan. Jangan ngarep sama uang yang dikirimin bokap nyokap mulu." jawab Nicky.
Agoy merengut.
"yeeee kaya loe ga ngarep sama uang kiriman juga." ujar Agoy membalas.


FYI, ayah dan bunda Nicky dan Agoy sedang berada di kampung halaman mereka di Muntok menjenguk kakek mereka yang sedang sakit.
"ya iya sih. Tapi kan loe abang yang lebih tua, ya ada tanggung jawab dikit laah ngurusin gue adek loe."
"diiiih males banget ngurusin loe. Udah gede, urus diri sendiri! Udah ah gue mau lanjut tidur aja." Agoy lalu beranjak menuju kamarnya meninggalkan Nicky yang sudah selesai sarapan.
"iyeee gue juga mau berangkat nih bang. Gue pergi ya, jaga rumah loe!"


Nicky pun keluar rumah menuju mobilnya.
"jemput pacar tersayang duluuuuu.."



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Di kampus, terlihat Cessa sedang membaca buku di perpustakaan, ditemani Budi sang sahabat setia.
"Sa, kamu masih punya janji loh sama aku." tagih Budi.
Cessa mengerutkan dahinya.
"janji? Janji apa?" tanya Cessa.
"dohhh!" Budi menepuk jidatnya.
"sejak kapan sih kamu jadi pelupa gini?"
Cessa makin bingung.
"ituuuu Sa, kamu kan udah janji mau cerita ke aku, kenapa kamu ngejauhin Hendra?" kata Budi mengingatkan.
Cessa menutup buku yang sedang ia baca, lalu menatap Budi.
"tapi janji ya, jangan pernah cerita ke dia." ujar Cessa.
Budi mengangguk, mengangkat jarinya dan membentuk huruf V di tangannya, tanda berjanji.
Cessa menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya Lagi di udara.


"gini Bud. Kamu inget Alwin ga, mantan aku setahun yang lalu?" tanya Cessa pada Budi.
Budi mengangguk. "iya inget."
"kamu inget kan kenapa aku sama Alwin bisa putus?" tanya Cessa lagi.
Budi mengangguk lagi. "karna Alwin selingkuh. Okeh, terus?"
"beberapa minggu yang lalu, aku ketemu sama Alwin. Daann, dia minta balikan." cerita Cessa.
Budi tercengang. "Hah??? Alwin minta balikaann??? Terus?? Kamu terima?" tanya Budi menyerbu.
Cessa menggeleng. "aku belom terima Bud. Tapi makin kesini dia makin gencar hubungin aku dan ngedeketin aku lagi."
"okeeey. Terus, apa hubungannya sama Hendra?" tanya Budi masih kurang connect.


"gini Bud. Actually aku pun kasian ngeliat Hendra ngejar-ngejar aku kaya gitu. Tapi, aku masih trauma untuk pacaran. Aku ga mau ngerasain hal yang sama, kaya yang Alwin lakuin ke aku setahun yang lalu." ungkap Cessa.
Budi manggut-manggut tanda mengerti.
"oooooohhh gituuuuu.. Terus, sampe kapan kamu mau gantungin Hendra kaya gitu? Menurut aku sih, Hendra tuh beneran serius sama kamu. Kalo engga, ngapain dia ngejar-ngejar kamu selama setahun ini ya kan.." ujar Budi.


"ga segampang itu ngeyakinin hati aku Bud. Aku ngeliat, Alwin pun kayanya serius mau balik sama aku dan ga ngulangin hal yang dulu pernah dia lakuin ke aku."
"terus, kamu percaya? Hhmm okey Sa. Aku cuma mau bilang, kamu ikutin kata hati kamu. Kamu liat, siapa yang bener-bener cinta sama kamu, dan siapa yang cuma pengen maenin kamu." saran Budi.
"kalo menurut aku sih, Hendra beneran Sayang sama kamu."
Lagi-lagi, Cessa menghela nafasnya.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Siang ini, Mala sedang berada di salah satu gedung stasiun televisi. Rencananya hari ini dia akan mengadakan pemotretan untuk mempromosikan rancangan terbaru dari salah satu desainer.
"heey Mala." sapa seorang lelaki.
Mala yang sedang duduk di sofa melihat lelaki yang menyapanya tadi.
"heey Iras? Waah kamu disini juga?" balas Mala pada lelaki yang bernama Iras tersebut.
Iras lalu duduk di samping Mala.
"iya, tadi ada syuting di sini juga, ini baru kelar. Kamu sendiri ngapain disini?" tanya Iras.
"aku ada pemotretan Ras. Aaaa kangen kamu deeh. Terakhir ketemu, sekitar sebulan yang lalu kan. Waaah kamu tambah mbul aja niiih.." ujar Mala heboh.


Okey, Mala dan Iras merupakan teman sejak SMA. Iras yang berwajah imut dan lucu, serta berbadan subur ini sekarang telah menjadi seorang penyanyi sukses. Ia memiliki suara yang indah serta merdu.

"iya Mal. Aku juga kangen banget sama kamu. Eeh, malem ini kita jalan-jalan aja gimana? Sekalian kangen-kangenan gitu." ajak Iras. Mala langsung menyetujuinya.
"mauuuuu.. Kebetulan ntar malem aku ga ada jadwal nih. Yaudah, jemput aku di rumah ya Ras."
Iras mengangguk. "iyaa iyaa siipp. Eemm Mal, sebenernya aku masih kangen banget sama kamu dan pengen ngobrol lebih banyak, tapi aku harus nyanyi lagi di tv sebelah. Aku tinggal ga papa ya Mal? Maaf banget nih." ujar Iras ga enakan.
Mala tersenyum. "ga papa kok Ras. Dikit lagi aku juga mulai pemotretannya. Sampai jumpa ntar yaa Ras."
Iras tersenyum, lalu berpamitan sama Mala.
"okeeh. See you tonite. Bye."
Iras pun pergi memasuki lift dan berlalu meninggalkan Mala.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Kembali ke kampus.
Nicky dan Mila telah sampai di kampus, lalu mereka segera menuju kantin untuk menemani Mila makan.
"sayang, tau ga, Mala ngasih nomor hapenya loh ke aku." cerita Nicky pada Mila yang sedang menunggu pesanannya.
"oh ya? Wah bagus dong. Berarti dikit lagi aku bakal ada saingannya nih." sindir Mila.
Nicky mendelik.
"yaa engga dooong sayang. Kamu tetep nomor satu kok buat aku." rayu Nicky.
Mila tersenyum sinis.
"sayang, kalo misalnya kamu dihadapkan sama dua pilihan, antara aku sama Mala, kamu bakal pilih siapa?" tanya Mila.
Nicky tertegun. Tak menyangka pacarnya itu akan menanyakan hal itu.
"sayang, kok kamu nanya kaya gitu sih?" tanya Nicky balik.
"kenapa? Kamu ga bisa milih?"


Nicky menghembuskan nafasnya.
"Mila sayang. Aku tuh sayang sama kamu, as my girlfriend. Sedangkan Mala? Aku juga sayang sama dia, but as my idol. Itu dua rasa sayang yang beda." jelas Nicky.
"yaudah, terus kalo kamu aku suruh pilih antara aku dan Mala, kamu bakal pilih yang mana?" tanya Mila mengulangi pertanyaan yang sama.
Nicky terdiam.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Di kampus yang berbeda~
Devina sedang mengutak-atik aplikasi blackberrynya.
"hay Dev." sapa seorang lelaki.
Devina menoleh pada lelaki itu.
"hay. Kemana aja Bob? Baru nongol." kata Devina.
"aah masa sih? Ga kok, aku ada. Kamu yang ga merhatiin aku Mungkin. Kalo aku kan selalu perhatiin kamu." ujar Bobby.
Devina tersenyum simpul.
"kalo kamu perhatiin aku, kenapa ga negor coba?" tanya Devina.
Bobby tersenyum menatap Devina (aaaaaa BAYANGIIIIINN senyum manisnya ka Bobby!!)
"ga ah. Cukup dengan ngeliat kamu aja aku udah seneng kok." jawab Bobby lagi.
Devina makin tersipu.
"wahaa kamu maaah bisa aja Bob."


Bobby adalah teman sekampus Devina. Okey, kalo kalian nyangka Bobby adalah cowok yang gombal, itu salah!
Bobby udah lama naksir sama Devina, dan Devina tau hal itu.
Namun Devina seperti menggantung Bobby. Tak menolak, tapi tak mengiyakan.


"eh Dev, aku denger-denger kamu lagi deket sama Kiki ya?" tanya Bobby tiba-tiba.
Devina terperanjat.
"hah? Kok kamu tau? Tau dari mana?" tanya Devina balik.
Bobby tersenyum.
"apa sih yang aku ga tau dari kamu Dev?" jawabnya.
"aah kamu Bob, jadi ga enak nih."
Bobby mengerutkan keningnya.
"ga enak kenapa Dev? Kalo ga enak coba tambahin garem siapa tau bisa enak." lawak Bobby yang membuat Devina tertawa kecil.


"ga siih. Yaudah lah ga papa Bob. Eh makan yuk, laper nih." ajak Devina.
Bobby terkejut, lalu berkata, "hah?? Kamu ngajakin aku makan?? Serius nih Dev??" tanya Bobby tak percaya.
"ya ampuun serius Bob. Aah kamu ga usah sok sok terkejut gitu ah. Yuk makan,udah laper nih." Devina lalu menarik tangan Bobby menuju Kantin.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Nicky sedang menunggu Mila di taman yang masih di kelas.
"dohh bete nih. Ngapain ya enaknya."
Nicky pun iseng mengirimi Mala sms.
To: Cover Girl Mala
13.20
Hai Cover Girl. Lagi apa?

"dibales beruntung, ga dibales ya gue mah maklum aja." gumam Nicky.

From: Cover Girl Mala
13.25
Baru selesai pemotretan Nick hahaha

"gila! Dibales!!" teriak Nicky histeris.

To: Cover Girl Mala
13.27
Pemotretan apa Mal? Waaaah asik nih bisa liat kamu lagi.


From: Cover Girl Mala
13.30
Ini, launching rancangan baju gitu. Aah Nicky bisa aja hahaha

To: Cover Girl Mala
13.32
Wauw pasti keren deh kamu.

From: Cover Girl Mala
13.35
Haduh ga juga kok nick biasa aja. ;)

To: Cover Girl Mala
13.36
Kamu emang cantik kok Mala haha..

From: Cover Girl Mala
13.40
Haha kamu mah itu mulu yang dibilang. Em aku mau jalan dulu nih nick, hari ini nyetir sendiri soalnya mba evelien lagi sakit. Udah dulu ya Nick.

To: Cover Girl Mala
13.43
Okeee. Ati2 dijalan ya Mal.



Bersamaan dengan usainya smsn itu, Mila pun datang.
"aduuuuh maaf ya sayang lama nunggunya. Itu dosen lama banget ih." kata Mila.
"iyaa ga papa kok."
Mereka pun langsung beranjak dari taman rindang itu.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


"Chi, loe ga niat nyari pacar?" Tanya Kiki saat Kiki sedang bertandang ke rumah Ochi.
"ga ah." jawab Ochi singkat sambil menyeruput jus jeruk kesukaannya.
"kenapa? Ga ada cowok yang berani sama lo ye?" ledek Kiki.
TUK!! Ochi menjitak pelan kepala Kiki.
"enak aja loe. Ga gitu juga tauuuu!" jawab Ochi.
"ya terus? Mangkanya Chi, ganti menampilan dong. Jangan kaya cowo mulu loe. Yang ada cowok-cowok takut ngedeketin loe." ledek Kiki lagi.
"iih gue mah ga mau punya cowok yang cuma ngeliat gue dari luar aja. Kalo emang bener dia sayang sama gue, ya dia harus nerima gue apa adanya gini dong. Kalo bawaan orok gue udah kaya gini ya udaaah yang mau jadi cowo gue harus terima." jawab Ochi panjang lebar.

Kiki menatap Ochi dalam-dalam. (kyaaaaa BAYANGIIIIIINNNN kamu lagi ditatap ka Kiki :p)
Ochi yang diliatin sama Kiki merasa ge'er dan salah tingkah.
"apa siih Kiki iih ngeliatin kaya gitu. Naksir ga tanggung jawab ya!" ancam Ochi sambil bercanda.
Kiki tertawa. "wooo ge'er aja loe hahaha. Gaa Chi, gue cuma pengen merhatiin loe aja. Ternyata kita udah segede ini ya. Padahal masih lekat banget di pikiran gue pas loe nolongin gue waktu gue dibully sama temen-temen SD." kenang Kiki.
Ochi pun ikut mengenang masa-masa kecil mereka.
"oooh iya iya. Dulu kan badan loe kecil banget, jadi kesannya penakut gitu dan selalu dijailin sama yang badannya lebih besar, hahaha kocaak kocak.."
"wooo loe mah seneng banget ngeliat gue dijailin." Kiki merengut.


"Chi. Loe nyadar ga sih. Selama 23 taon ini kita tuh sama-sama mulu. Loe tau gue luar dalem, dan gue pun tau loe luar dalem. Gimana ya kalo kita udah berkeluarga masing-masing? Apa kita bakal masih deket kaya gini?" tanya Kiki sambil merenung.
Ochi tertegun. Tak menyangka Kiki akan menanyakan hal itu.
'gue sih maunya loe sama gue satu keluarga Ki.' gumam Ochi dalam hati.
"ya harus dong Ki. Kalo nanti loe sama Devina udah berkeluarga, dan gue sama jodoh gue yang entah siapa, Gue ga mau kita ada jarak. Keluarga kan bukan alasan untuk mutusin persahabatan kita." jawab Ochi, dengan hati yang agak perih saat menyebut nama 'Devina'.
"pasti dong Ochiiii. Eeh tapi Chi....." Kiki mengehentikan ucapannya, Ochi mengerutkan dahinya.
"tapi apa?"
"kenapa, gue mesti sama Devina?" tanya Kiki.
Ochi terdiam.
"Chi? Woy! Jawab napa!" paksa Kiki.
"eeh? Eemm yaa kan loe emang naksirnya ke Devina kan?" jawab Ochi.
Kiki mengangguk-angguk. "iya sih."



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Malam ini Mala telah tampil cantik dengan gaun putih selututnya.
TING TONG!
terdengar suara bel rumah Mala. Okey, FYI Mala tinggal sendiri di rumah ini, karna kedua orang tuanya tinggal di Bandung, sementara Mba Evelien tinggal dengan keluarganya sendiri.
"pasti Iras tuh." Mala pun mengambil tas kecilnya lalu membuka pintu.

"loh? Irasnya mana?" kata Mala yang saat membuka pintu ternyata tak ada seseorang pun di depan pintu, kecuali...
"apa nih?" tanya Mala melihat ada kotak putih kecil di depan pintu.
Mala lalu membuka kotak tersebut.


"Kyaaaaaaaaaaa!!!!!"
Ternyata, yang ada di kotak putih tersebut adalah sebuah boneka Barbie yang perutnya ditusuk dengan pisau kecil dan mengeluarkan banyak darah dan terdapat secarik kertas tertempel di atas kepala boneka tertulis 'INI ADALAH KAMU!!'


Spontan Mala membuang kotak tersebut, dan masuk ke dalam rumah lalu menutup pintu.
"astagfirullah hal adzim, itu kerjaan siapa Ya Allah.." kata Mala lemas.
Ia duduk di sofanya sambil memeluk bantal kecil. Ia sangat ketakutan saat itu.


Kriing Kriing!!
Terdengar bunyi HPnya yang sangat mengagetkannya.
"Iras." Mala pun mengangkat telepon tersebut.
"iya halo Ras."
"hey Mal. Kamu udah siap kan? Aku dikit lagi nyampe di rumah kamu nih." kata Iras.
"iya udah kok." jawab Mala singkat.
"yaudah, see you Mal."
Mala pun mematikan teleponnya.


Mala memberanikan diri membuka pintu, mengambil boneka Barbie yang menakutkan tersebut, dan membuangnya ke tong sampah di depan pagarnya. Ia tak ingin Iras melihat Boneka tersebut dan akhirnya Iras menanyai dirinya tentang hal itu.


10 menit kemudian, Iras telah tiba di rumah Mala menggunakan mobil kesayangannya.
"hai Mala. Waaaauuuwwww kamu cantik bangeeeet malam iniii.." ujar Iras takjub saat melihat Mala dengan gaun putihnya.
Mala yang masih menyembunyikan perasaan takutnya itu berusaha tersenyum kecil mendengar pujian dari Iras tersebut.
"makasiih ya Ras. Kamu juga ganteng banget kok malam ini."
Iras yang menggunakan kemeja putih dengan lengan digulung serta celana jeans hitam itu tampil sangat elegant dan, tampan. (nah, BAYANGIIN!! CEPET!!)

"Yaudah, yuk kita langsung pergi." Iras mengulurkan tangannya pada Mala, Dan Mala pun menyambut tangan Iras dengan senyum manis.
"tangan kamu kok dingin Mal?" tanya Iras saat Iras memegang tangan Mala.
"eehmm iya tadi abis megang gelas dingin hehe " dusta Mala.



Setibanya mereka di restoran pilihan Iras, mereka langsung duduk di meja yang telah dipesan Iras.
"eeh Mal, aku udah liat loh kamu di majalah yang pemotretan bareng cover Boy baru itu." kata Iras membuka pembicaraan.
"oya? Udah terbit ya? Wah aku harus kasih tau Nicky nih." ujar Mala.
"ooh nama cowok itu Nicky. Siapa? Pacar kamu ya?" tanya Iras.
Mala tertawa. "engga laaaah. Dia itu salah satu fans aku, dan dia menang audisi pas pemilihan cover boy dadakan itu. Nicky juga udah punya pacar kok, ga mungkin lah dia pacaran sama aku hehehe." ujar Mala.
"tapi, kamu suka sama dia?" tanya Iras menyelidiki.
Mala terdiam, tidak menjawab.
"eehh makanannya udah dateng. Eemm kita makan dulu ya Ras, laper nih.." kata Mala mengalihkan pembicaraan, lalu menyantap makanan yang ia pesan tadi.
Iras hanya tersenyum kecil sambil menatap Mala.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Di rumah Cessa.
TOK TOK!!
terdengar ketukan di pintu Cessa.
Cessa cuek saja, karna sudah ada mboknya yang membukakan pintu.
"mbak Cessa, ada tamu." kata Mboknya di depan kamar Cessa.
"untuk aku Mbok? Siapa?" tanya Cessa heran.
"mas Alwin, mba."
"alwin??"


Cessa pun segera menuju ruang tamu, menemui Alwin.
"haai Cessa." sapa Alwin yang sedang duduk manis di sofa biru di ruang tamu tersebut.
"hai Win." balasnya datar, lalu duduk di samping Alwin.
"ngapain Win kemari?" tanya Cessa.
"eemm ga papa. Cuma mau maen aja. Sekalian kan aku ga pernah ketemu kamu lagi." jawab Alwin dengan senyumnya yang, cool. (OH MY GOD!! BAYANGIIIIINNNN!!!)
Cessa hanya tersenyum kecil.
"oh iya Ces. Kamu udah punya pacar lagi?" tanya Alwin langsung. Cessa memalingkan wajahnya.
"aku lagi ga mau mikirin pacaran dulu Win. Aku kan masih baru masuk kuliah. Harus serius supaya bisa dapet hasil yang terbaik." jawab Cessa.
Alwin manggut-manggut.
"tapi Sa," Alwin mengambil tangan Cessa.
"aku masih sayang sama kamu. Aku minta maaf sama semua kesalahan-kesalahan aku dulu. Aku tau kamu belum bisa maafin itu kan." ujar Alwin dengan muka memelas.
Cessa cepat-cepat melepaskan tangan Alwin dengan sopan..


"eemm ga kok Win. Aku udah maafin semua kejadian masa lalu. Aku tau kok, ga ada manusia yang ga ngelakuin kesalahan, termasuk kamu. Tapi soal aku bisa nerima kamu atau engga lagi, aku ga bisa jawab. Maaf ya." ujar Cessa.
"iya Sa. Aku ngerti kok. Aku bakal tunggu kamu sampe kamu beneran siap untuk nerima aku lagi." kata Alwin sambil tersenyum.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Iras dan Mala telah selesai makan malam, dan Iras telah mengantar Mala pulang.
"makasih ya Ras atas malam ini. Aku seneng banget loh bisa jalan sama kamu lagi." ujar Mala berterimakasih.
Iras tersenyum.
"sama-sama Mal. Aku juga seneng banget ko bisa jalan sama kamu malem ini. Eemm nite Mala." Iras pun langsung pergi mengendarai mobilnya.
Mala pun segera masuk ke dalam rumah.


Saat Mala membuka pintu, di bawah pintunya tertera sepucuk surat berwarna putih.
"apa nih?" ujar Mala.


Mala membuka surat tersebut, isinya adalah,
"KAMU HARUS MATI!!!
ditulis dengan darah berwarna merah pekat.


"aaaaaaaaaaaaa.....!!!!!" Mala berteriak histeris saat membuka surat tersebut.
Sontak Sontak Mala langsung masuk dan mengunci rapat pintunya, dan segera duduk di sofa untuk menenangkan dirinya yang hampir tak bisa menopang tubuhnya sendiri, saking lemasnya.

"Ya Allah, siapa sih yang tega ngirimin teror-teror itu? Kenapa ada orang yang bisa ga suka sama aku Ya Allah? Emang apa yang udah aku perbuat?" tanya Mala ketakutan.
"ini udah surat ke 5 yang dia kirimin. Dan sampe sekarang aku ga tau siapa pelakunya. Apa aku harus ngasih tau mba Evelien soal hal ini? Tapi takutnya dia malah cemas sendiri dan ngerahin bodyguard untuk aku, sementara aku ga suka banget sama yang begitu-begituan." gumamnya sendiri.

KRING KRING!!
suara Dering HP Mala mengagetkannya.
Astagfirullah! Siapa sih malem-malem nelpon??' gumamnya lagi.


~ To Be Continued ~

Waaah siapa ya kira-kira yang nelpon Mala?
Dan siapa juga yang udah tega eror Mala seperti itu??

Jawabannya ada di Chapter 5.
Tungguin yaaaaaa..

Jangan lupa, abis baca minta komentarnya ya, thanks xxo~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar