Senin, 11 Maret 2013

♥ COVER GIRL ♥ ~ Chapter 7 ~

Tittle: ♥ COVER GIRL ♥
Length: 20 Chapter
Author: @yasmiin2805 from fanbase @Fanfict_XOIX




♥ COVER GIRL ♥
~ Chapter 7 ~



"aduuuuh baang maaf. Aku kirain siapa tadii.." kata Mala memintaa maaf saat melihat lelaki yang ia gebuk tadi ternyata Agoy.
Agoy yang terjatuh dan memegangi pundaknya itu hanya mengerang kesakitan.
Mala pun segera menjatuhkan pentungan yang ia pegang lalu membantu Agoy berdiri.
"maaf yaaa bang aku bener-bener ga tau tadi siapa." ujar Mala masih meminta maaf.
Mala membaringkan Agoy di sofa, lalu mengambil air dingin untuk mengompres bekas gebukannya tadi.
"aauuww!" Agoy kembali mengerang.
Mala makin merasa bersalah pada Agoy.
Melihat wajah Mala yang cemas dan panik, Agoy pun tersenyum. (huaaaaa BAYANGIIIIIINNNN!!)
"ga papa kok Mal. Cuma tadi agak kaget aja, baru ngetok pintu udah digebuk. Tapiii gebukan kamu tadi lumayan kok, udah bisa buat pertahanan diri sendiri." ujar Agoy.
Mala tersenyum kecil. "jadi abang bilang, gebukan aku tadi kenceng gitu? Trus abang kesakitan gitu? Iiih!" seru Mala manja.
Agoy tertawa melihat cewe manis itu.


"ga koooo.. Udah ga sakit lagi kok pundak aku. Kamu dari mana? Kok jam segini baru pulang?" tanya Agoy sambil membenarkan posisi duduknya.
"baru abis jalan-jalan sama temen, itu looh si Iras, yang kemaren nelpon itu." jelas Mala.
Agoy ngangguk-ngangguk.
"eeh trus abang sendiri ngapain kemari?" tanya Mala kemudian.
"ya buat ngejagain kamu laah. Kan aku bodyguard kamu sekarang." jawab Agoy.
Mala tersenyum kecil. "ga usah dijagain kaya gini juga ga papa koo bang, aku ga papa kok.malem-malem gini sendirian."

Agoy mengedarkan pandangannya ke segala arah rumah, lalu tak sengaja melihat sebuah kertas putih yang tergeletak di atas meja.
Agoy pun berdiri lalu mengambil kertas tersebut.
"apa nih? Liat kan? Yang kaya gini kamu bilang ga papa? Ya ampun Mal, ini tuh udah bener-bener parah. Kalo kamu lengah sedikit mungkin dia bakal langaung ngirim kamu ke akhirat sana." ujar Agoy emosi membaca kertas yang tertulis surat ancaman itu.
Mala langsung merampas kertas tersebut lalu merobeknya.
"udahlah bang. Aku ga papa kok. Buktinya sampai sekarang aku baik-baik aja kan? Mungkin itu cuma ulah iseng fans aku yang fanatik." kata Mala menenangkan Agoy yang terlihat sangat marah dan geram.
"iseng? Kalo iseng ga bakal kaya gini Mal. Udah, pokoknya aku bakal ngejagain kamu, kamu tuh udah aku anggep kaya ade aku juga kok, jadi tenang ajalah." ujar Agoy, Mala pun tak bisa membantahnya.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"kayanya gue mesti cari tau tentang Alwin deh. Apa mungkin Cessa masih sayang sama Alwin mangkanya dia jutek sama gue?" gumam Hendra sendiri di atas balkon rumahnya.
"tapi gue mesti nanya ke siapa dong? Cessa langsung? Gila ajaaa pasti gue dijutekin abis deh. Nicky? Kiki? Haduuuuhhh yang ada pasti mereka ngeledekin gue abis-abisan. Alwin? Halaaaah cari mati." ujarnya lagi, masih ngedumel sendiri.
"ahaaa! Gue tau! Kan ada Budiii maii meeenn! Sip! Besok gue bakal introgasi Budi!" kata Hendra riang bagai anak kecil baru mendapat sebuah permen gratis dari seseorang.



"eeh ada gitar tuh. Nyanyi dulu deh." Hendra lalu mengambil gitar yang bertengger di samping lemari.


Namaku cinta ketika kita bersama
Berbagi rasa untuk selamanya
Namaku cinta ketika kita bersama
Berbagi rasa sepanjang usia

Hingga tiba saatnya Aku pun melihat
Cintaku yang khianat
Cintaku berkhianat

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang
Aku tanpamu butiran debu

Namaku cinta ketika kita bersama
Berbagi rasa untuk selamanya
Namaku cinta ketika kita bersama
Berbagi rasa sepanjang usia

Hingga tiba saatnya Aku pun melihat
Cintaku yang khianat
Cintaku berkhianat

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang
Aku tanpamu butiran debu ooooouuuwwwwooo

Menepi, menepilaaahh
Menjauh semua yang terjadi
Antara kitaaaaa..

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang
Aku tanpamu butiran debu

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang
Aku tanpamu butiran debu
Aku tanpamu butiran debuuu
(BUTIRAN DEBU-RUMOR)
(eeehhhmm, ini bacanya mending sambil di BAYANGIIIIIINNNN!!! :p )

"haduuuuh kok jadi galau gini siih? Ckckck Hendraaaa Hendra parah lah!" keluhnya sendiri.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Paginya..
"Ochiii Ochiii.." panggil Kiki dari luar kamar Ochi.
KREEK! Terdengar bunyi pintu dibuka.
"hey nak Kiki. Masuk dulu yuk. Ochinya masih di kamar tuh." ujar wanita yang membuka pintu itu yang ternyata adalah mamanya Ochi.
"ooh, iya tante." Kiki pun masuk dan menunggu Ochi di ruang tamu ditemani mamanya Ochi yang sudah ia anggap sebagai mamanya sendiri.
"Ki, semalem Ochi kenapa ya?" tanya Mamanya Ochi pada Kiki.
Kiki mengerutkan dahinya. "looh emang Ochi kenapa tante?" tanya Kiki balik.
"ya gitulah. Dia uring-uringan. Mukanya bete mulu lah semaleman. Kirain kamu tau dia kenapa." cerita mamanya Ochi.
Kiki menggeleng. "gatau tan. Eemmm nanti deh Kiki tanya ke Ochinya."


Tak lama, Ochi keluar dari kamarnya.
"Kiki? Ngapain loe kemari?" tanya Ochi.
"ya mau barengan sama elo." jawab Kiki.
Ochi pun menyambar tangan mamanya lalu mencium tangan mamanya seraya berpamitan.
"Ochi pergi dulu mah. Assalamu Alaikum." pamit Ochi lalu keluar rumah tanpa menghiraukan Kiki.
"loh loh Chi, tungguin dong. Emm tante, Kiki juga pergi ya tan. Assalamu alaikum." pamit Kiki juga sambil mencium tangan mamanya Ochi.
"iya. Hati-hati ya kalian. Tanyain Ochi ya Ki dia kenapa bete gitu." kata mamanya minta tolong.
"pasti tan." Kiki pun berlari kecil mengejar Ochi.


"Chi tungguin napa!" kata Kiki sedikit berteriak.
Ochi tetap tidak menghiraukannya. Dia tetap berjalan dengan asiknya, bahkan menambah kecepatan berjalannya.
Akhirnya dengan kekuatan super, eehh ga deeng, dengan Cepat Kiki bisa menyamakan langkahnya sehingga kini ia berjalan disamping Ochi.
"Chi loe kenapa sih? Dari semalem loe aneh tau. Sampe mama loe aja nanyain ke gue loe kenapa." tanya Kiki pada Ochi.
"ga papa." jawab Ochi singkat dan cuek.


"Chi," Kiki menarik tangan Ochi.
"please lah jangan giniin gue. Kalo loe marah atau ga suka sama sifat gue, loe bilang sama gue. Jangan diemin gue kaya gini." pinta Kiki, masih memegangi lengan Ochi. (heey heey jangan di BAYANGIIIINN!! Kalo envy ga tanggung jawab yah!)
"kenapa kalo gue diemin loe? Ngaruh sama loe?" tanya Ochi pada Kiki.
Kiki mengangguk. "ngaruh banget Chi. Loe tuh sahabat gue dari kecil. Mana mau gue di diemin sama orang yang udah deket banget sama gue."


TIIN TIIINN!
Terdengar bunyi klakson mobil dari belakang mereka. (anggaplah bunyinya seperti itu *masih ga bisa ngegambarin gimana bunyi klakson mobil --" *)
Kiki dan Ochi menoleh ke belakang.
"haai Ki, hai Chi." sapa seseorang yang ada di dalam mobil.
Ochi menghempas tangan Kiki hingga terlepas dari lengannya.
"Devina?"
"bareng yuk!" ajak Devina pada Kiki dan Ochi.
"em ga deh. Gue mau jalan aja, lebih sehat." jawab Ochi.
"ooh gitu Chi. Eemm yaudah, Kiki aja yuk gimana?" tawar Devina tanpa merasa bersalah.
JLEB! perasaan Ochi seketika nyesek.


Kiki menatap kedua wanita itu. Kini ia dihadapkan pada dua pilihan. Menerima tawaran Devina, atau melanjutkan perjalanan menuju kampus bareng Ochi.


"aku ada perlu siih sama kamu Ki. Em, sedikit penting." ujar Devina lagi dengan Wajah sedikit memelas.
Kiki masih diam. Benar-benar dilema yang ia rasakan sekarang.
Tak lama,
"maaf ya Chi, gue sama Devina ga papa? Kayanya dia lagi butuh bantuan gue." pinta Kiki pada Ochi.

JLEEBB! semakin nyeseklah hati Ochi saat tau Kiki lebih memilih Devina daripada dirinya.
"ntar kita ketemu di kampus ya Chi."
Kiki pun beranjak menuju mobil Ochi.
"Ki," Ochi meraih tangan Kiki.
"loe aja bisa giniin gue, kenapa gue ga bisa?? Makasih aja deh Ki!"
Ochi pun melepas tangannya lalu berlari meninggalkan Kiki dengan air mata berurai.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"hey Hend." sapa Nicky sambil menepuk pundak Hendra yang keliatannya sedang berpikir. Nicky yang baru datang bersama Mila langsung duduk di samping Hendra.
"hey Nick, hey Mil." sapa Hendra balik.
"galau banget sih muka kamu Hend." kata Mila sambil melihat wajah Hendra yang kuyu.
"ck! Apaan sih Mil, ga kok." jawab Hendra.
"yelaah sayang, emang muka Hendra galau mulu dari dulu juga. Dia tuh ga bakal galau kalo dia udah bisa ngedapetin Cessa, ya kan Hend? Hahahaaa.." ledek Nicky.
"ck! Kalian berdua mah dateng-dateng bikin konsentrasi gue buyar deh." seru Hendra sedikit pundung.
"hah? Emang kamu lagi konsentrasi ngapain? Pengen ngehipnotis orang gitu? Konsentrasiiiiii.. Konsentrasiiiiii..." ledek Mila lagi sambil menirukan gaya ilussionist menghipnotis dan membuat Nicky tertawa terbahak-bahak.
Hendra cemberut. (wuahahahaaa BAYANGIIIIIINNN!!)
"aaah payah banget dah. Mila udah ketularan pacarnya niiih jadi suka ngeledekin gue."
Nicky dan Mila kembali Tertawa melihat wajah Hendra.


"eeh Kiki mana Hend?" tanya Nicky pada Hendra kemudian.
Hendra mengangkat bahunya.
"aauu'. Emang gue emaknya." jawab Hendra polos.
"wooooo dasar loo." Nicky menoyor kepala Hendra.
"tuuh tanya Ochi aja deh sayang." saran Mila sambil menunjuk Ochi yang baru menampakkan dirinya di depan kantin.
"Ochi!" panggil Nicky.
Ochi menoleh.
"hey Nick." Ochi pun menghampiri Nicky, Mila, dan Hendra di kantin.
"Kiki mana?" tanya Hendra.
Raut wajah Ochi berubah seketika.
"tau deh." jawabnya kemudian.
Nicky, Mila, dan Hendra kompak mengerutkan dahi.
"kok gatau Chi?" tanya Mila.
"iya, kok gatau? Kan biasanya kalian dateng bareng." sambung Nicky.
"jadi kalian manggil gue kesini buat nanyain Kiki? Guuuys, apa guna handphone kalian coba? Kan bisa di BBM, sms, atau bahkan telepon. Udah ah gue mau masuk kelas dulu." Ochi pun ngeloyor pergi meninggalkan mereka bertiga.



"looh looh kok Ochi gitu sih?" tanya Hendra.
"mungkin Ochi lagi marahan kali ya sama Kiki?" sambung Mila.
"apa mungkin gara-gara......" gumam Nicky.
"gara-gara apa sayang?" tanya Mila.
"eeh ups!" Nicky menutup mulutnya, keceplosan ngomong.
Sementara Mila masih menatap Nicky untuk meminta jawaban.
"ga kok ga papa." sambungnya.
Mila menatap Nicky dengan mata menyelidik.
"beneran?"
"iya beneran. Yaa maksud aku jangan-jangan Ochi lagi dateng bulan kali jadi dia marah-marah, gitu. Kan kamunya juga gitu say, kalo lagi dapet pasti marah-marah ga jelas kan? Yaaa mungkin Ochi juga gitu." jelas Nicky dengan Sedikit memutar otak mencari alasan yang masuk akal.
Mila dan Hendra mengangguk-angguk.
"iya juga ya. Mungkin gitu kali." seru Mila menerima jawaban Nicky.
'huufftt.' Nicky menghembuskan nafas pelan. Hampir saja ia membongkar rahasia Ochi.


"Hey Guys. Liat Ochi ga?" tanya Kiki tiba-tiba saat ia datang. Nampaknya ia sangat tergesa-gesa.
"ke kelas tadi. Emang kenapa?" jawab Nicky.
"ooh gapapa kok. Makasih ya."
Kiki pun langsung berlari menuju kelas Ochi.
"tuuh kan, bener kata gue. Ochi kaya gitu tadi emang gara-gara Kiki." gumam Nicky.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"jadi, mau kemana kita hari ini?"tanya Agoy pada Mala.
"eemm aku hari ini ada pemotretan sih bang. Mau nemenin emangnya?"
"iyalaaaah Mal. Kan Nicky udah nitipin kamu ke aku, jadi aku harus jagain kamu lah." jawab Agoy.
Mala tersenyum simpul. "nitip? Emang aku barang dititip? Hehehee.."
Agoy tertawa kecil mendengar ucapan Mala.
"yaudah yuk kita langsung jalan aja."
Agoy dan Mala pun masuk ke dalam mobil dan segera melaju menuju tempat pemotretan.


Sesampainya di lokasi, Mala langsung di make up, dan Agoy menunggu tidak terlalu jauh darinya.
"mba, itu siapa? Pacarnya ya?" tanya si bences tukan make up.
"haha ga koo. Dia temen aku." jawab Mala sambil tertawa.
"yakin mba? Duhhh cucok banget tuuh mba. Kenapa ga dijadiin pacar aja, pasti serasi deh. Mba'nya cantik, si masnya ganteng bin keker gitu. Aauuww!" ujar Tince, nama pe-make up tersebut.
Mala kembali tertawa.
"apa siiih iih. Ga lah. Dia cuma temen beneran deh."
"yaudah mba, kalo si mba Malanya ga mau, buat Tince aja boleh?" ujarnya sambil mendelik genit ke arah Agoy.
Agoy yang kebetulan bertatap wajah dengan Tince langsung bergidik satu badan, seperti melihat hantu di depannya.
"wahahahaaa Tince iih genit deh. Udah ah kasian bang Agoynya digodain gitu. Cepetan deh ini make up di selesain." pinta Mala sambil menahan tawa melihat gaya Agoy.
"oooh namanya Agoy ya mba. Eeemmm asoy bener dah. Tince minta nomor HPnya ya mba nanti." ujar Tince masih dengan genitnya.
Mala hanya tertawa melihat Tince yang genit dan Agoy yang geli melihat tingkah Tince.


Tak lama, Mala pun memulai pekerjaannya.
Dengan gemulai ia berfoto di depan kamera, cantik dan alami sekali terlihat.
"Cantik." gumam Agoy tanpa sadar.
Sesekali Mala melihat ke arahnya dan tersenyum manis, dan tanpa sadar membuat dada Agoy berdegup kencang.
"astaga, kenapa gue deg-degan gini? Plis lah jangan sampe ada perasaan aneh."


"Agoy ya?" sapa seseorang.
Agoy menoleh ke arah suara. "Lee??"
"wohooo ternyata beneran loe Goy? Apa kabar loe?" Lee dan Agoy pun saling berpelukan melepas rindu.
Yaa seperti yang kalian ketahui, Agoy dan Lee memang bersahabat lama.
"gue baik banget Lee. Loe apa kabar?" tanya Agoy balik.
"baik baik. Waah ngapain loe disini? Nganter pacar ya?" goda Lee.
Agoy menggeleng, namun pipinya bersemu.
"ga lah. Itu nganterin temennya Nicky, lagi pemotretan." jawabnya.
"pemotretan? Temennya Nicky model?" tanya Lee lagi.
"gaa bukan. Temennya Nicky tuh Cover Girl."
Jawab Agoy lagi.
"Cover Girl? Namanya siapa?" tanya Lee.
"Mala. Emang kenapa sih? Nanya mulu dari tadi."


Lee mengangguk-angguk sendiri.
"wooy ngapa emangnyaa Lee?" tanya Agoy lagi.
"oooh engga kok. Ternyata ini toh cewe yang di ceritain Mila ke gue." jawab Agoy.
"Mila? Emang Mila cerita gimana?" tanya Agoy.
"yaa dia cerita kalo Nicky lagi ngajagain cover girl idolanya gara-gara si cewe itu lagi diteror ga jelas gitu lah." jawab Lee.
"oooh gituuu."
"iyaa. Sampe gue kasian ngeliat muka Mila yang kayanya kesel banget pas nyeritain itu. Mungkin Mila cemburu gitu lah karna Si Nicky ngejagain cewe lain selain dia. Ampir gue labrak si Nicky kalo aja dia bukan ade lo, Goy." sambung Lee lagi.
"Mila kesel?" tanya Agoy dengan penuh selidik.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Sorenya.
"Chi, plis lah Chi jangan gini." pinta Kiki pada Ochi yang berjalan cepat di depannya.
Saat itu mereka akan kembali ke rumah setelah beraktifitas di kampus.
Ochi tetap berjalan dengan cueknya.
"Chi, loe marah gara-gara gue lebih milih Devina tadi pagi?" tanya Kiki.
"tau." jawab Ochi jutek.
"Chi!" Kiki menarik tangan Ochi hingga Ochi mengerang kesakitan.
"auw, sakit tauk!"
"jelasin ke gue, kenapa loe jutek dan marah-marah ga jelas kaya gini?" tanya Kiki sambil kembali menatap mata Ochi dengan dalam.
Ochi langsung memalingkan wajahnya. Dia tak kuasa melihat mata Kiki.
"loe tuh ya, jadi cowo ga peka banget sih!!" Ochi segera melepas genggaman tangan Kiki dan berlari menuju rumahnya yang telah terlihat.
"Chi!!? Maksudnya??" Kiki terpaku di tempat yang ia pijaki. Ia masih tak mengerti dengan ucapan Ochi tadi siang, dan kiki ia tambah tak mengerti dengan ucapan Ochi tadi.


Dengan risau Kiki menyeret kakinya menuju rumahnya.
Sesampainya di rumah, ia langsung merebahkan dirinya ke sofa di ruang tamu.

"heey anak ganteng. Pulang rumah ga salam, langsung tiduran aja. Mana mukanya lecek gitu lagi. Kenapa sih?" cerocos mamanya Kiki saat melihat anaknya yang sedang berbaring di sofa.
"mama. Biar lecek gini yang penting ganteng lah." balas Kiki.
Mamanya duduk di sampingnya.


"tadi mamanya Ochi cerita ke mama, katanya dari semalem muka Ochi cemberut mulu. Kamu tau ga dia kenapa?" tanya mama.
Kiki menutup wajahnya dengan bantal.
"ya ampun maaa, itu juga yang lagi Kiki pusingin." ujar Kiki.
Mama menarik tangan Kiki, menyuruhnya duduk.
"emang gimana sih awalnya sampe Ochi bisa kaya gitu?" tanya Mama.
Kiki menggeleng. "Kiki juga ga ngerti ma. Semalem tu tiba-tiba aja dia jadi jutek kaya gitu. Tadi juga. Padahal sebelumnya dia ga pernah kaya gitu kan?"


Mamanya terdiam, terlihat seperti berpikir.
"ada orang baru ga yang masuk di kehidupan kalian?" tanya mama.
Kiki mengerutkan keningnya.
"orang baru? Maksudnya?" tanya Kiki.
"yaaa contohnya, orang yang kamu naksir misalnya?" tebak mamanya.
"orang yang aku taksir. Hhmm ada siih ma.." jawab Kiki pelan.
"Naaahhh!" mamanya menjentikkan jarinya.
"itu dia Ki yang bikin Ochi jutek sama kamu." seru Mama.
Kiki makin tak mengerti.
"maksudnya gimana Sih ma? Kiki masih ga ngerti niih."


Mamanya merangkul pundak satu-satunya itu.
"gini loh Ki. Kamu sama Ochi kan udah lamaaaaa banget sahabatan. Dan selama kamu bersahabat ama dia, perhatian kamu ke Ochi mulu kan? Naah! Semenjak kamu suka sama cewe lain, dia tuh ngerasa cemburu. Bukan cemburu karna apa sih, tapiii dia ngerasa, perhatian kamu tuh bakal berkurang ke dia karna perhatian kamu bakal kesedoooottt sama cewe yang kamu suka itu." jelas mamanya.
Kiki masih mengerutkan dahinya.
"masa sih? Tapi kan dia tau, Kiki sama dia emang sahabatan dari kecil, ga mungkin lah perhatian Kiki bakal abis ke dia." kata Kiki membela dirinya.


"Kiki anak mama yang paling ganteng, perasaan perempuan tuh sensitif banget. Mungkin perasaan takutnya Ochi tuh udah berlebihan, jadinya dia ngetest ke kamu. Kalo dia jutekin kamu, kamu bakal masih respect ga sama dia." jelas mamanya lagi.
"ya terus Kiki harus gimana dong? Kiki kan ga mau dijutekin gini sama Ochi." kata Kiki minta saran.
"yaaa kamu jelasin ke dia, kalo perhatian kamu ke Ochi ga bakal berubah, tetep sama kaya sebelum kamu suka sama cewe itu." ujar Mamanya.
Kiki manggut-manggut.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Malam telah tiba. Agoy dan Mala kini berada dalam perjalanan pulang.
"oiya Mal, jadi mba evelien ga jadi manager kamu lagi?" tanya Agoy di dalam mobil.
Mala mengangguk.. "iya bang. Dia katanya mau ngurusin keluarganya lebih fokus. Yaudah aku iyain aja, kan kasian juga keluarganya ga keurus gara-gara mba Evelien lebih ngurusin aku."
"bang, mending abang ga usah nginep di rumah deh. Aku ga papa kok sendirian di rumah, lagian kan aku punya senjata hehehee.." ujar Mala lagi.
"apaan? Pentungan itu? Yaa boleh siih tapi gimana dong. Aku usah terlanjur khawatir gini kalo ngeliat terror yang ke kamu. Atau gini aja. Aku ngontrak di deket rumah kamu, supaya kan kalo kamu kenapa-napa aku bisa cepet ke kamu. Gimana?" usul Agoy.
"haahh??" Mala kaget.
"ga usaaaaah. Repot atuh baang." tolak Mala.
"ga koo ga repot. Yaudah nanti aku bakal nyari rumah sekitar situ. Ga boleh protes! Ini udah jadi kewajiban aku!" ujar Agoy sedikit galak.
Mala pun hanya terdiam. Dalam hati kecilnya ia sangat bersyukur dipertemukan dengan orang yang bisa ia percayai dan bisa menjaganya seperti ini.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



TOK TOK!
Hendra memberanikan diri mengetuk pintu rumah Cessa malam itu.
Walau ia sedikit gugup karna terlihat rumah Cessa sedikit ramai dengan sebuah mobil dan beberapa motor terparkir diluar.

Tak lama, Cessa membuka pintu rumahnya.
"Hendra? Ngapain kemari iiih!" seru Cessa terkaget.
"hay Sa. Emm aku mau maen ke rumah kamu. Ga papa kan? " ujar Hendra sambil tersenyum manis. (kyaaaaa BAYANGIIIIINNN!!)
"eeemmm ga gitu siih, tapii..." Cessa ragu menyebutnya.

"siapa Sa?" terdengar suara lelaki dari dalam.
Lelaki tersebut pun keluar dari rumah dan menampakkan dirinya.
"ooohhh eloo cowo cina.." ujarnya.
"emm, Alwin?? Ngapain loe disini?" tanya Hendra heran.
Alwin hanya menatap sinis Hendra.



* To Be Continued *

Uyeeeey! Ngapaiinn yaaa Alwin ke rumah Cessa??
Waaaah persaingan di setiap kisah cinta mereka makin rumit yah!
Tungguin kelanjutannya di Cover Girl Chapter 8, yeaay!


Abis baca jangan lupaaaaa komentar dan kritiknyaaaaa!
Thaanks xxo~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar