Senin, 11 Maret 2013

♥ COVER GIRL ♥ ~ Chapter 16 ~

Tittle: ♥ COVER GIRL ♥
Length: 20 Chapter
Author: @yasmiin2805 from fanbase @Fanfict_XOIX


♥ COVER GIRL ♥
~ Chapter 16 ~



"yaaaah Nick, maapin gue doong. Gue tadi keceplosan ngomong.." ujar Agoy yang (akhirnya) merasa bersalah.
Nicky hanya terduduk lemas di bangku itu.
"yaudaah gue janji gue bakal bantuin loe deket lagi sama Mila, tapi nanti yee ade gue tersayang, gue mesti jalan dulu nih. " kata Agoy lagi.
"udah gih sono loe pergi aja deh. Yang ada telat nanti." kata Nicky dengan malasnya.
Agoy ngangguk-ngangguk. "iyee iyeee gue pergi. Jagain Mala ye, awas loe. Bye!" Agoy pun pergi setelah berpamitan dengan Nicky.


Nicky pun beranjak dari tempat duduknya itu, lalu menyusul Mila di kelasnya.
"Mil, kamu marah ya?" ujar Nicky pada Mila di kelasnya.
Mila hanya menatap sekilas Nicky, lalu kembali sibuk dengan buku yang sedari tadi di tangannya.
"Mil, jangan marah dong. Aku cuma dimintai tolong buat ngejagain Mala kok, bukan keinginan aku juga. Lagian kalo bukan permintaan abang aku, aku ga mungkin mau nurutinnya." jelas Nicky.
"laah kok minta maaf ke aku? Nick, terserah kamu mau ngapain, aku sama kamu kan udah ga ada hubungan lagi. Jadi, kamu mau ngejagain Mala ke, kamu mau sama-sama dia sepanjang hari ke, yaaa terserah kamu. Aku ga ada hak buat ngelarangnya Nicky." kata Mila tanpa melihat pada Nicky. Matanya tetap mengarah pada buku yang ia pegang, namun pandangannya kosong, Tak seperti orang sedang membaca.
"huuufftt.." Nicky menghela nafas panjang.



"Mila." Nicky mengambil tangan Mila, lalu meletakkan tangan tersebut di dadanya.
"kamu bisa cek di hati aku, masih nama kamu yang terukir disini. Belom ada yang bisa gantiin nama kamu di hati aku. Plis, percaya sama aku, Mil." ujar Nicky dengan suara bergetar.
"Nick, aku tau kok, aku tau. Begitupun aku Nick. Nama kamu belum terganti di hati aku. Tapi kamu tau kan alasan aku belom bisa kembali sama kamu? Aku pengen nyoba kendaliin rasa cemburu dan rasa memiliki aku yang terlalu besar ini terhadap kamu. Aku takut, kejadian kemaren bakal terulang. Dan itu nyakitin buat kita berdua."
Mila melepas tangannya yang dipegang Nicky, lalu meletakkan tangannya ke pipi Nicky sambil mengusapnya pelan. (hayuluuuuhhh BAYANGIIIIINNNN!!! hahahaa jeles jeles deeeh :p )
"Nick, kamu yang sabar ya. Kalo aku udah bisa ngendaliin rasa cemburu aku ini, mungkin kita bisa kembali lagi. Tapi belum untuk sekarang Nick." ujar Mila sambil tersenyum.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Suasana di kampus siang itu lumayan ramai.
Bagaimana tidak, hari itu rupanya terdapat panggung seni yang digelar oleh anak-anak seni di kampus tersebut.
Selain mahasiswa-mahasiswi di kampus tersebut, rupanya mahasiswa dari kampus lain juga turut meramaikan. Termasuk, mahasiswa dari kampus Devina. Ehem.


Nicky, Hendra, dan Kiki hanya melihat dari taman tempat mereka nongkrong, ditambah Ochi dan Cessa yang ikut nimbrung dengan mereka.
"eeh Ki, ikut nyanyi gih disana. Daripada loe diem disini doang." kata Ochi sambil mendorong tubuh Kiki.
"iih apaan sih loe Chi. Loe aja giiih, kan suara loe bagus. Nyanyi lagu yang loe ciptain ajaa!" saran Kiki kemudian mendorong Ochi.
"loe nyiptain lagu Chi? Waaahh hebat nih hebat. Nyanyiin dong lagunya, pengen denger nih." kata Nicky dengan antusias.
Ochi melengos. "iiih apaan siih. Kagak kagak, cuma lagu iseng doang juga. Si Kiki ngasal nih!" Ochi menoyor kepala Kiki.
"yaudaah gimana kalo kalian berdua aja yang nyanyi, duet gituuu. Daripada kalian berantem disini." Cessa membuka suara.
"Naaah! Bener tuuh kata Cessa. Gimana kalo kalian duet? Waah pasti jadinya keren tuh!" Hendra menimpali.
"apaan siiihh kalian berdua?? Ga aah engga. Malu tauuu." ujar Ochi sambil menutup wajahnya.


"hai Ki." sapa seseorang di sela perbincangan seru itu.
Kiki menoleh. "Devina? Hey! Ngapain kemari? Yuk sini gabung sama kita." Kiki terlihat begitu antusias saat melihat sosok Devina di depannya.
"oo oooowwwww!!" Seru Nicky spontan.
"Nicky!" bisik Ochi sambil mencubit pinggang Nicky dengan keras.
"aauw! Iye iyee maap keceplosan." ujar Nicky sambil menutup mulutnya.


Kiki tak memperhatikan perdebatan mereka, ia hanya asik memperhatikan bidadari di depannya.
"ituu, ternyata kampus aku juga ikut dalam pentas seni yang digelar sama kampus kamu ini, yaudah jadinya aku ikut kemari. Gitu." cerita Devina.
Kiki manggut-manggut sambil nyengir mendengar cerita Devina.
Sementara Ochi hanya 'menyibukkan' dirinya dengan gadgetnya sambil menahan sakit hati.



"eehm selamat siang semuanya." terdengar suara dari atas panggung.
Sontak semua mata tertuju pada panggung.
"loh, itukan Bobby? Dia mau ngapain di atas panggung?" tanya Kiki.
"iyaa dia kan anak seni, jadi wajar laah dia pasti ngisi acara itu juga." jelas Devina.
"oohh gituu.."
"siang ini, saya ingin membawakan sebuah lagu, yang khusus saya persembahkan untuk seseorang yang saya cintai. Semoga kalian suka dengan lagu ini. Enjoy. " Bobby tersenyum manis sebelum memainkan piano yang ada di atas panggung tersebut. (Huaaaaa BAYANGIIIINNN!! ka Bobby maniiisss!)
(kalian tau lagu UNGU-Dia Atau Diriku? Lets Play ;) )




Sungguh tak mungkin
Dalam kisah ini
Kita ‘kan bersatu

Bila tak pernah
Ada perasaan
Cinta seutuhnya

Kini akhirnya
Kau harus memilih
Dia atau diriku
Yang pantas mendapatkan
Pantas menjadi kekasihmu


Sampai kapankah kita
Akan bersama bila tak pernah ada
Perasaan cinta antara kita
Perasaan saling menyayangi


Sampai kapankah kita
Akan bersama bila kau hanya bisa
Mencintaiku separuh hatimu
Separuh kau mencintainya

Sungguh tak mungkin
Sungguh tak bisa
Kita ‘kan bersama
Bila kau masih membagi cinta


Sampai kapankah kita
Akan bersama bila tak pernah ada
Perasaan cinta antara kita
Perasaan saling menyayangi


Sampai kapankah kita
Akan bersama bila kau hanya bisa
Mencintaiku separuh hatimu
Separuh kau mencintainya
(UNGU-Dia Atau Diriku)


Lagi-lagi, tepuk tangan yang meriah mengiringi usainya lagu yang dinyanyikan Bobby.
Indah sekali dentingan piano yang dimainkan Bobby, seiring dengan suara merdunya.
Sebelum beranjak dari duduknya, terlihat Bobby sesekali mengusap matanya, menangiskah?


"eeeng maaf Ki aku ke toilet dulu." pamit Devina, lalu pergi meninggalkan Kiki dan kawan-kawan yang masih duduk di taman.
Kiki hanya menggangguk tanpa menjawab, karna Devina sudah keburu pergi.


"jadi itu yang namanya Bobby, Ki?" tanya Ochi kemudian pada Kiki.
Kiki mengangguk.
"ooooohh panteeesss Devina ke toilet. Itu kan si Bobby nyindir dia. Waah nyindir loe juga Ki!" ujar Ochi memanas-manasi.
"apaan sih Ochi! Hhmm ngeliat si Bobby nyanyi gue jadi pengen nyanyi deh. Nick, Hend, ngeband yuk! " ajak Kiki pada Nicky dan Hendra.
"hah?? Ngapaiiinn?? Loe gamau kalah gitu dari Bobby? Jeeeh dasaar!" kata Hendra.
BLETAAKK!!
kiki menjitak keras kepala Hendra.
"Kiki ih! Gausah jitak-jitak dong. Kan kasian." seru Cessa sambil mengelus kepala Hendra yang dijitak Kiki.
Hendra hanya senyum-senyum dimanjakan seperti itu.
"ye lagiaann. Bukan gitu Hend, kan ini kampus kita, masa kita ga nyumbang lagu sih?" ujar Kiki ngeles.
"tadi, disuruh nyanyi gamau." sindir Ochi.
Kiki cemberut diledek seperti itu.
Yaa memang. Niatnya menyanyi di atas panggung sebenarnya ingin membalas aksi Bobby yang mengagumkan tadi.
"yaudaah ayooo. Gue juga kangen nih pengen ngeband bareng kalian." ujar Nicky menyetujui usul Kiki, lalu segera menyeret Kiki dan Hendra ke atas panggung.


"haloo selamat siang." ujar Kiki membuka pertunjukan.
Nicky mengambil posisi gitar, sedangkan Hendra ambil alih Drum. (wohoooo formasinyaaa BAYANGIIIIINNNN!!)
"kita bertiga, gue Kiki, ini Nicky, dan yang sana Hendra akan menghibur kalian semua yang ada disini. Semoga kalian semua terhibur." sambung Kiki lagi.


"loh itu Kiki kan? Ngapain dia naek diatas panggung Chi?" tanya Devina sekembalinya ke taman.
Ochi melirik sinis, lalu menjawab, "au. Mau bajak sawah kali."


"Nicky, Hendra, mainkaaannn!!"
(so now, play your Playlist Music with: WOW by XOIX. dengernya sambil ngeBAYANGIIIIIINNN yaaaaa ;)



Dunia berhenti berputar
Ketika engkau berjalan di hadapanku

Udara mengapa menghilang
Seakan engkau menyerang setiap nafasku

Melihatmu, mengenalmu untuk pertama kali
Bidadarikah kamu atau bakal jodohku

Wow, kau sungguh menakjubkan!
wow, Kau sungguh menakjubkan!

Mentari bersinar malu
Seakan takut menyakiti cantik kulitmu

Langit biru menolak awan
Seakan tak ingin terhalang saat memandangimu

Melihatmu, mengenalmu untuk pertama kali
Bidadarikah kamu atau bakal jodohku

Wow, kau sungguh menakjubkan!
Wow, kau sungguh menakjubkan!
Wow, kau sungguh menakjubkan!
Wohooww, kau sungguh menakjubkan!
(you're so beautifull girl)


Melihatmu, mengenalmu untuk pertama kali
Bidadarikah kamu atau bakal jodohku
Bidadarikah kamu atauu, bakal jodohkuuuuu..


Wow, kau sungguh menakjubkan!
Wow, kau sungguh menakjubkan!
Wow, kau sungguh menakjubkan!
Wooww kau sungguh menakjubkan!


Wow, kau sungguh menakjubkan!
Wow, kau sungguh menakjubkan!

Kau sungguh, kau sungguh, menakjubkan
Kau sungguh, kau sungguh, menakjubkan, yeeeyyy..
(XO-IX - WOW!!)



Daannn tepuk tangan yang tak kalah meriha pun menghampiri permainan musik mereka bertiga.
Ya, penampilan mereka memang sangat menarik untuk dilihat. Tak heran, makin banyak saja penonton yang berdatangan di acara pentas seni itu.


"eeeng Sa, gue balik duluan ya. Males gue disini." pamit Ochi pada Cessa, namun tidak pada Devina.
"yaah mau kemana Chi? Aku ga ada temennya dong disini." ujar Cessa.
"niih ada ni cewe." ujar Ochi sambil melirik Devina.
"bye Sa." Ochi melambaikan tangan pada Cessa, lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
'apaan sih si Ochi, jutek banget sama gue.' bathin Devina.


"heeey, gimana penampilan kita bertiga tadi? Keren ga?" tanya Kiki pada Devina saat mereka bertiga turun dari panggung.
Devina tersenyum kecil. "bagus kok. WOW banget! Hahahaa.."
"sayang, aku keren ga tadi?" tanya Hendra pada pacarnya, Cessa.
"kereeeennn! Lain kali kamu yang nyanyi yaaaa hehehe.." pinta Cessa.
Hendra mengelus lembut rambut Cessa.
"iyaa sayaaang aku pasti nyanyiin buat kamu kok."



"Ki!" terdengar suara dari belakang Kiki. Kiki menoleh.
"Bobby?" seru Kiki. Kiki pun menghampiri Bobby.
"selamet ya." Bobby menjulurkan tangannya pada Kiki, hendak bersalaman.
Kiki mengerutkan dahinya.
"selamat? Selamat untuk apa?" tanya Kiki heran.
Bobby tersenyum manis. (waaaaaa BAYANGIIIIIINNNN!!!)
"selamat, rupanya emang loe yang akhirnya dipilih Devina. Yaaah emang dari awal gue udah nyangka, tapi gue juga pengen berjuang untuk ngedapetin Devina. Tapi takdir emang ga bisa dicegah. Takdir gue bukan sama Devina. well gue nyerah. Jaga Devina baik-baik ya, awas kalo dia nangis gara-gara loe. Kalo itu terjadi, loe ga bakal lepas dari gue." ujar Bobby sambil menjabat erat tangan Kiki.



"dan untuk kamu Dev," Bobby melepas tangannya, lalu berjalan mendekati Devina.
"selamat ya, akhirnya kamu ga harus dibingungkan dengan pilihan antara aku dan Kiki. Yaaa lagu aku tadi langsung terjawabkan sekarang. Bahagia ya kamu sama Kiki." ujar Bobby sambil memegang pundak Devina.
"Bob, kamu tuh ngomong apa sih?" tanya Devina.
Bobby kembali tersenyum.
"kalian ga usah nutupin perasaan masing-masing lagi. Tatapan mata kalian berdua udah gabisa diboongin. Kalian saling cinta, dan masih ngelak. Udah, jadian ya. Langgeng! Eeng, gue pergi dulu ya, mesti ngatur pentasnya lagi. Bye Dev." Bobby berjalan pelan, menjauh, makin lama makin jauh dari Devina dan Kiki.
Sementara Devina dan Kiki hanya saling berpandangan.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Sore itu, Mala sedang duduk di teras sendirian. Ya, hari itu untuk pertama kalinya ia sendiri lagi. Biasanya Agoy selalu setia menemaninya, namun sekarang Agoy sedang menikmati perjalanan alamnya di luar sana.
"bang Agoy lagi ngapain ya? Waah pasti enak banget deh dia yang lagi wisata alam. Iish iish mau ikuuutt.." ujar Mala sendiri.
"haii Mal!" sapa Nicky yang baru selesai kuliah.
Nicky sengaja mengunjungi Mala sore itu, atas permintaan abangnya.
"eeeh Nicky. Aduuuuhh pasti kamu kemari karna permintaan bang Agoy kan? Ya ampuuun aku sebenernya ga papa kok. Asal tu peneror ga maen fisik sama ga ngirim uler lagi kesini, aku ga bakal takut kok." ujar Mala.
Nicky yang baru datang itu langsung dicereweti oleh Mala.
"hahahaa engga koo Mal ga papa. Lagian aku juga ga ada kerjaan di rumah, jadi mending kemari. Kamu ga pemotretan Mal?" tanya Nicky.
Mala menggeleng. "hari ini free. Besok baru ada aktifitas." "ooohh gituuu. Eeh tadi kamu bilang 'asal si peneror ga ngirim uler'? Emang pernah?" tanya Nicky.
Mala mengangguk. "iyaa pernah. Beberapa hari yang lalu pas aku baru pulang kerja, di rumah ini banyak uler yang merayap gitu. Ulernya gede-gede lagi Nick. Aduuuuhh aku merinding deh kalo ngebayangin uler-uler itu." cerita Mala sambil kembali bergidik.
"terus terus, uler-uler itu dikemanain?" tanya Nicky lagi. Tampaknya ia penasaran dengan cerita ular itu.
"yaa gituu. Bang Agoy ngehubungi temennya yang pawang uler, jadi si pawang uler itu yang ngebawa uler-uler itu. Gatau deh dia bawa kemana." sambung Mala.


"tapi ya Nick, pawang ulernya tuuh nyebelin banget! Masa sih abis dia nangkepin uler-uler itu, dia nawarin aku buat melihara uler itu. Ya ampuuunn pengen aku getok aja tuu palanya. Mana nawarinnya sambil cengengesan lagi. Iiihh pokonya nyebelin deh!" keluh Mala.
Nicky tertawa mendengar cerita Mala.
"kayanya aku tau tuuh siapa si pawang uler. Namanya Jajang, dia itu tetangga aku. Rumahnya ga terlalu jauh dari rumah aku. Dia emang jago buat nangkepin uler gitu. Dan anaknya emang konyol banget. Tapi walaupun begitu dia baik loh. Yaaa sering juga bikin aku dan bang Agoy ngakak gara-gara kepolosannya itu. Malah sekarang, dia lagi nemenin bang Agoy di wisata Alamnya bang Agoy. Katanya sih, bang Agoy jaga-jaga siapa tau nemu uler di hutan, jadi bisa buat nambah-nambah koleksi ulernya Jajang. Gitu." cerita Nicky.
"ooohh gituuu. Eeeng, Nick, kok kita jadi ngomongin Si Jajang ya?" Tanya mala tersadar.
"ooh iya yaa hehehee.."

"Mal. Aku mau nanya sesuatu boleh ga?" tanya Nicky.
"boleeeh boleeehhh.."
"eeeng, kamu suka ya sama Bang Agoy?" tanyanya kemudian.
"hah? Kok semuanya nanyain yang kaya gitu siih? Hahahaa.. Emang aku sama bang Agoy tuh keliatannya sedeket itu ya sampe pada nanyain tentang hubungan aku sama bang Agoy?"
"yeee kamu mah ditanya malah nanya balik. Yaa nanya aja, soalnya kayanya bang Agoy suka tuh sama kamu hahahaa.." ledek Nicky.
"iiih apaan sih Nick. Ya engga laah ga mungkin bang Agoy suka juga sama aku. Paling aku cuma dia anggep adenya aja." ujar Mala sedikit lesu.
"wait wait! Tadi kamu bilang 'ga mungkin bang Agoy suka JUGA sama aku'? JUGA? berarti, kamu SUKA sama bang Agoy? Gitu? Ciyeeee Mala ciyeeeee.." ledek Nicky sambil menjawil hidung kecil Mala.
"hah? Emang tadi aku ngomong gitu? Iiih salaah ga, ga gituu maksud akuu." ujar Mala panik, salah tingkah.


Nicky menertawakan tingkah Mala itu.
"hahahaaa ga papa ko kalo loe deket sama bang Agoy. Yaa berarti kita bakal jadi keluarga doong dan kamu ga bakal jadi idola aku aja, tapi udah jadi sodara aku hahaha.." ujar Nicky.
"iih Nick. Masa sampe sekarang kamu masih anggep aku idola sih? Ga mau ah. Kamu tuh temen aku, bukan fans aku. Aku ga mau ah dianggep idola gitu. Ga asik." ujar Mala sambil cemberut.
"hahhaa iya deh temen, temen. Yaudah, cepet jadian yaks sama abang aku hahahaa.." ledek Nicky lagi.
Mala hanya cemberut diledek seperti itu.


Ehem Nicky, Mala, kalian sadar ga, di tengah canda tawa kalian, ada sosok yang memerhatikan kalin berdua dari kejauhan sambil memandang dengan tatapan marah dan cemburu berat loh~



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Malamnya, Ochi sedang iseng memainkan handphonenya di balkon kamarnya, ketika Kiki memanggilnya dari bawah.
"Ochiii Ochiii..!" panggil Kiki.
Ochi melongok ke bawah.
"apa sih, ribut!" balas Ochi.
"Sinii turun! Gue mau cerita!"
"iiih apa sih males banget deh. Paling juga cerita tentang Devina. Zzzttt.." gumam Ochi.
Dengan bersungut-sungut Ochi turun dari kamarnya dan menghampiri Kiki.


"paan sih? " kata Ochi sambil duduk di teras.
"gini Chi. Masa ya, tadi si Bobby ngomong aneh gitu sama gue sama Devina. Dia nyelametin gue gitu, katanya selamet karna gue udah ngedapetin hati Devin, kaya gitu-gitu laah. Maksudnya apa coba?" cerita Kiki.
"dohhh!" Ochi menepuk jidatnya.
"lu tuh polos banget dah Ki. Ya berarti dia nyerah, dan nyerahin Devina sama loe. Gitu aja pake mikir." jawab Ochi geram.
"ooohh gitu ya? Waah asik nih, berarti gue ga perlu saingan lagi dong sama Bobby, dia udah nyerahin gitu hahahaa.." tawa Kiki.


"terus, loe kenapa tadi pulang duluan? Ga pamit sama gue lagi. Dasar!!" seru Kiki sambil menoyor kepala Ochi.
"yeee biarin. Males gue aah dicuekkin mulu disitu." jawab Ochi sambil memasang muka bete.
Kiki tersenyum. (haduuuuhhhh senyumnyaa.....)
"ciyeee jadi ceritanya cemburu niiih ngeliat kedeketan gue sama Devina? Hahahaaa,." tawa Kiki meledak kemudian.
"hah? Cemburu? Iiihh siapa coba males banget tau! Cuma males ajaaa gue kan gatau apa yang lain perbincangin. Tau aaah giih sana loe mendingan pulang, gue ngantuk banget niihh.." usir Ochi pada Kiki.
"yeeee iyee iyeee.. Besok mau barengan atau gimana?" tanya Kiki.
"males aah gue bareng sama loe. Tar gue nyamper malah loenya mau ngejemput Devina. Capek-cape'in aja." jawab Ochi.
"hahahaa iyaa deh engga kooo Ochiiiii.." tawa Kiki sambil mengusap lembut rambut Ochi.



"yaudaah sana pulaang!" ujar Ochi sambil mendorong tubuh Kiki.
"iih iyaa iyaaa.. Padahal guenya masih kangen pengen ngomong banyak sama loe Chi, eeh udah diusir. Yaudah deh gue pulang. Sinih sinih." Kiki menarik pelan kepala Ochi, dan...
CUP!
kecupan kecil mendarat di kening Ochi.
Owkay, Ochi melongo.
"dadah Ochiiii semoga mimpi indah abis gue cium wahahahaaaa..." Tawa Kiki membahana..
"iiih apa siih Kiki cium-cium lu kaya nyium anak loe tau!" ujar Ochi panik.
"yee gapapa kaliii. Emang ga boleh gue nyium sahabat gue? Udah ah gue jadi ikutan ngantuk niih. Dadaaahhh.." Kiki melambaikan tangannya. Lalu berlari kecil menuju rumahnya.
"ya ampun Kikiiiii!! Plis jangan bikin gue makin cinta sama loe. Huuuhhh!!!" geram Ochi.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



TOK TOK!
Terdengar ketukan kecil dari pintu depan rumah Cessa.
Cessa pun langsung membukakan pintu.
"Budi? Tumben banget kamu dateng pagi-pagi. Mau ngajakin aku bareng ya? Waah maap, aku udah janji sama Hendra. Kamu sih ga bilang dari awal kalo mau barengan, jadi akunya ga janji sama Hendra." cerocos Cessa saat melihat sosok Budi di depannya sekarang.
"dih, ge er amaaaattt! Siapa jugaaaaa yang mau jemput kamu? Orang aku mau jalan sama itu tuuuhh yang di belakang kamu.."
Cessa menoleh ke belakang.
"ka Rheina? Oooohhh mau ngedate tooohh. Yaa bilang dooong dari tadi." kata Cessa menahan malu.
"hahaha kamu sih asal cerocos aja. Kaka sama Budi mau hunting baju buat nikah bulan depan de, doain yaa semoga dapet yang cocok." ujar Rheina, kakak Cessa.


(Masih ingat kan, Rheina ini kakanya Cessa, dan berpacaran sama Budi, sahabat Cessa.
Baca part sebelum sebelum sebelumnya deh ;))


"iyaaaa amiiinnn.. Semoga lancar yaaa semuanya. Tar aku sama Hendra ngusul deh kalo udah beres kuliah." ujar Cessa.
"nyusul apa Sa? Nyusul nikah? Ciyeee udah ngebet nikaahh.." ledek Budi.
"iiihh bukaan bukan nyusul nikaahhh.. Maksud aku tuh nyusul ke tempat hunting baju ituu! Ih Budi ih!" Cessa salah tingkah dibuat Budi.
Sementara Rheina hanya tertawa melihat tingkah adik dan pacarnya itu.


"yaudah sana giih sana pergi kalo lama-lama disini akunya tar diledekin mulu lagi.." kata Cessa sambil cemberut.
"hahahaa iyaa ini mau pergi kok. Dadah sayang." Rheina memeluk Cessa, lalu pergi masuk ke mobil.
"ciyee nyusul sama Hendra ciyeee wahahaaa dadaahh Sa.." ledek Budi sebelum masuk mobil.
"iihh Budi jelek! Gara-gara salah ngomong niih jadi diledekin. Huh!"



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



From: bangGoy
07.12
Nick, jangan lupa jemput Mala. Hari ini dia ada pemotretan pagi loh.

To: BangGoy
07.14
Iyeee cerewet. Lu baik-baik aja kan disana? Si Jajang gimana? Ketemu sama uler2 ga?

From: BangGoy
07.15
Si jajang mah seneng amat disini, banyak uler2 yg biaa jadi maenan. Yaudah sono lu jemput mala, gue mau jalan lagi.


"si Jajang disuruh tinggal di hutan pasti tambah sejahtera deh, temen die ada disitu semua, ckckck.." Nicky pun segera bergegas menjemput Mala.
"inii kalo bukan disuruh Agoy juga gue mending ngejemput Mila. Tapi ya gapapa pah sekali-kali ngejemput artis haha.." gumam Nicky di perjalanan.



Sesampainya ia di rumah Mala, ia mendapati rumah Mala sangat sepi. Mobil masih terkurung di garasi, dan pintu tertutup rapat.


TOK TOK!
Nicky mengetuk pintu rumah Mala.
Tak ada jawaban.

TOK TOK!
Nicky mengetuknya lagi, kali ini lebih keras.
Namun sama, tak ada jawaban dari dalam.

BLETAAAKKK!!
"aauuuww!!!" Nicky merasakan sakit di kepalanya, akibat timpukan sesuatu.
"sial! Siapa sih yang nimpuk gue??" Nicky mencari orang yang telah menimpuknya itu.
Tak ketemu, akhirnya Nicky mencari-cari barang yang menimpuk kepalanya.
Yaks! Ketemu. Sebuah batu berukuran sedikit lebih kecil dari kepalan tangan, terbungkus oleh kertas di luarnya.
"ini yang tadi numpuk gue?" Nicky mengambil batu tersebut, lalu membuka kertas yang membungkusnya itu.


"COVER GIRL LOE ADA SAMA GUE! SIAP KEHILANGAN DIA? HAHAHA!!"

"Mala!! Aaaarrgghh sial! Si peneror gila itu beraksi lagi!!" Ujar Nicky geram sambil membuang batu tersebut ke tanah dengan keras.


*To Be Continued*


Waahh waaahh, kemanakah si peneror itu membawa Mala pergi??
Apakah Nicky akan berhasil menyelamatkan Mala?
Lalu, bagaimana reaksi Agoy jika dia tau hal ini??
Eeeiiittsss sabaaarrr..
Semuanya mungkin ketebak di Chapter berikutnya hahahaa..

Thanks for reading, Baca wajib koment!
Pendek? Chapter berikut lebih pendek! Hahahaa *sambil nodong peniti*




♥ Xowners_PALU ♥
♥ Fanfict_XOIX ♥





Tidak ada komentar:

Posting Komentar