Senin, 11 Maret 2013

♥ COVER GIRL ♥ ~ Chapter 5 ~

Tittle: ♥ COVER GIRL ♥
Length: 20 Chapter
Author: @yasmiin2805 from fanbase @Fanfict_XOIX




♥ COVER GIRL ♥
~ Chapter 5 ~



Mala pun segera mengangkat telepon yang berbunyi sejak tadi.
"haloo.." kata Mala.
"heey Mal. Eemm ngeganggu ga malem-malem?" tanya penelepon.
Mala kembali melihat layar telepon, iya belum menyadari siapa yang meneleponnya.
"Nicky?"
"eemm ga ganggu kok Nick." jawabnya kemudian.
"oooh bagus deh hehehe.. Kamu lagi apa Mal?" tanya sang penelepon yang ternyata adalah Nicky.
"baru pulang dari makan nih Nick." kata Mala.

"Mal, kamu ga papa kan? Kok kedengeran dari sini suara kamu tuh bergetar sih?" tanya Nicky yang rupaya menyadari suara Mala yang bergetar ketakutan.
'duuuuhhh aku cerita ga ya ke Nicky?' gumam Mala dalam hati.
"eemm ga papa kok Nick. Cuma agak cape aja mungkin jadi agak bergetar gini suaranya hehe " kata Mala berdusta.
"eemm yaudah kamu istirahat aja gih, minum multi vitamin supaya ga kecapean ya." saran Nicky.
Mala tersenyum. "iya Nick, makasih yaaa.."

Mala pun mengakhiri percakapan itu.
"mungkin, ada baiknya aku ceritain hal ini sama Nicky. Dia baik sama aku, dan mungkin dia bisa ngebantu."



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Pagi harinya, Kiki sedang bersiap berangkat kampus.
"hari ini gue pengen ngajak Ochi barengan aaaah. Sekalian gue mau minta saran ke dia." gumam Kiki.

To: Ochichichi
07.30
Chi barengan yuk!


From: Ochichichi
07.32
Iyeeee. Jemput gw ye!


To: Ochichichi
07.34
Sip! Gue ke rumah loe sekarang.


Tanpa menunggu lama Kiki pun berjalan menuju rumah Ochi.
Dan Ochi sudah menunggu di ruang tamu.

"heey Chi. Yuuk jalan." ajak Kiki.
Ochi heran. " jalan? Beneran nih mau jalan?" tanya Ochi.
Kiki mengangguk. "iyaa beneran. Emang kenapa?" tanya Kiki balik.

BLETAAKK!! Ochi menjitak kepala Kiki.
"tumbeeeeen loe mau jalan. Biasanya loe paling males kalo jalan."
Kiki tersenyum lebar memamerkan behelnya. (AAAAAAA BAYANGIIIIIINNNN!!!).
"yeeee ga papa lagii. Gue cuma pengen ngobrol lebih lama sama loe. Kan kita udah jarang banget ngobrol lama." jawab Kiki.
Ochi mengerutkan keningnya lalu memegang dahi Kiki.
"Ki, loe sakit ye? Tapi pala loe ga panas tuh." ujar Ochi yang heran melihat sifat Kiki yang agak berbeda.
"iih apa sih loe Chi. Gue ga sakit lagi. Udah ah ayo jalan." Kiki menarik tangan Ochi lalu berjalan bersama.


"Chi, gue pengen ngobrol aja sama loe." ujar Kiki.
"pengen ngobrol apa siiiiihhh Kiki ganteeeeeng.."
Kiki menarik nafas panjang.
"gini Chi," Kiki mengalungkan tangannya ke pundak Ochi.
"gue mau nembak Devina. Menurut loe gimana?"
Ochi menghentikan langkahnya, terkejut.
"kenapa Chi?" tanya Kiki.
Ochi tersadar dari keterkejutannya itu.
"eehh eemm ga papa kok. Gue cuma agak kaget aja, emang ga kecepetan Ki? Loe pedekatean sama Devina aja baru beberapa minggu kan? Belom lama banget." jawab Ochi sekenanya.
Andai kalian tau yang Ochi rasakan sekarang, aaah udahlah ga usah dibayangin betapa sakitnya.

"iya sih Chi, tapi gue udah yakin banget kalo gue sama Devina itu cocok." ujar Kiki.
Ochi ngangguk-ngangguk.
"yaudah sih terserah loe Ki. Gur kan cuma ngasih saran, gue cuma bilang kalo ini kecepetan. Tapi kalo menurut loe Ini udah pas yaudah." kata Ochi pasrah. Sepertinya ia memang harus merelakan orang yang ia sayang bahagia dengan wanita yang ia pilih.

Kiki tersenyum.
"hhhmmm kayanya gue mikir lagi deh. Bener yang loe bilang, kayanya ini masih kecepetan."
Diam-diam Ochi menghembuskan nafas lega.
"eeh Chi, loe nyari cowo juga dong. Supaya nanti kita bisa double date gitu sama pacar masing-masing, gimana?" saran Kiki.
Ochi lagi-lagi mengerutkan dahinya.
"eeh Ki, loe tuh kayanya ngebet banget ye pengen nyariin gue pacar. Kenapaaaa haahh??" tanya Ochi sambil bertolak pinggang.
Kiki tertawa melihat ulah sahabatnya itu.
"hahahaaa apa siih Chi. Kan gue ga tega ngeloat sahabat gue yang paling cantik ini jomblo sendirian sementara gue nanti bakal punya pacar. Kan kasian eloooo Chii!" jawab Kiki sambil menjawil hidung mungil Ochi.
"yeeee enak aja loe. Eemm gue udah punya gebetan kok!" ujar Ochi asal.
Kiki terkejut, lalu memegang kedua pundak Ochi lalu menghadapkan wajahnya tepat di depan wajah Ochi. (Oh My God plis plis JANGAN DIBAYANGIIIIIINNN!! envy sendiri loh!!)
"Loe serius Chi?? Mana orangnya?? Kenalin ke gue!" ujar Kiki heboh sendiri.
Ochi menepis tangan Kiki lalu kembali berjalan.
"apa siiih loe ah. Belom saatnya gue ngenalin dia ke elo. Nanti ah." ujar Ochi lagi.
"janji ya loe Chi. Awas aja loe ga ngebalin ke gue!" kata Kiki sambil kembali merangkul pundak Ochi.
"iyaa iyaaaa." jawab Ochi.
'mampus gue!! Tadi kan cuma boong Ki!' gumam Ochi panik dalam hati.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




Di kampus, Nicky dan Mila sedang sarapan di kantin bersama.
"sayang, ntar jalan yuk. Aku kangen nih jalan sama kamu. Udah jarang bangeeet kita jalan berdua." ajak Mila pada pacarnya terganteng itu.
Nicky tersenyum. "boleh tuuh. Aku juga lagi pengen nih jalan sama pacar aku yang paling cemburuan ini." goda Nicky.
Mila cemberut. "iih aku kan cemburuan karna aku sayang sama kamu." elak Mila.
Nicky mengelus rambut Mila dengan kasih sayang. "ciyeee iya deeeh sayaaang."

"Baby Baby Cukuplah Sudah
Antara aku dengan dirimu
Karna aku tak mungkin bisa membuat dirimu mengerti"

Terdengar dering HP Nicky.
Nicky pun mengambil HPnya dan melihat siapa yang meneleponnya.
"Mala?" ujar nicky saat membaca nama yang tertera di layar.
"bentar ya sayang." kata Nicky pada Mila yang menampakkan wajah sedikit cemburu.
"iya halo Mal.."
"eemm hai Nick. Aku ganggu ga?" tanya Mala.
"engga kok Mal. Emang kenapa?" tanya Nicky balik.
"eemm gini Nick. Aku mau cerita sesuatu sama kamu, tapi harus ketemu. Gimana? Siang ini bisa?" tanya Mala.
Nicky hampir mengiyakan, namun ia teringat janjinya tadi bersama Mila.


"eemmm gimana ya Mal. Ntar siang aku ada janji sih sama pacar aku." kata Nicky.
"ooh gitu ya Nick. Eeemmm sebenernya ga lama kok. Aku cuma pengen ngasih tau sesuatu, ga sampe setengah jam deh. Soalnya cuma siang ini aja jadwal aku yang free." pinta Mala.
"em bentar ya Mal, aku tanya Mila dulu."
Nicky pun menutup HPnya dengan tangannya, lalu menatap Mila.
"sayang, siang ini Mala mau ketemu sama aku. Dia mau nyeritain sesuatu sama aku. Eemm gimana?" tanya Nicky pada Mila, dengan agak takut.

Mila menatap kembali wajah Nicky, lalu berkata, "terserah kamu aja sih Nick."
"eemmm gini deh sayang. Setengah jam kita ketemu Mala, abis itu kita jalan. Boleh?" ujar Nicky menawar.
"kita? Berdua?" tanya Mala.
Nicky mengangguk. "iyaaa kita berdua. Boleh ya?" pinta Nicky lagi.
Mila pun akhirnya mengangguk setuju.
Nicky tersenyum lalu mengecup kening Mila dengan cepat tanda terimakasihnya. Cup!
(pliiissss deeeehhh jangan di BAYANGIIIIINNNN hahahaaa).


"okeh Mal, jam 12 kita ketemu di Mall ya." ujar Nicky pada Mala.
"iyaa Nick. Eemm makasih ya Nick sebelumnya. See you." Mala pun memutus saluran teleponnya.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"Bud, kemaren Alwin ke rumah aku." cerita Cessa pada Budi di perpustakaan.
"hah? Waaah nekat juga tuh cowok. Trus trus gimana?" tanya Budi penasaran.
"ya gitu. Dia bilang kalo dia masih sayang sama aku. Aku bingung Bud." keluh Cessa.
Budi mengelus lembut punggung Cessa.

"kamu yakin kalo Alwin beneran sayang sama kamu?" tanya Budi.
Cessa menggeleng. "engga Bud. Aku ga begitu yakin."
"well, gampang aja sih sebenernya. Kamu tinggal yakinin hati kamu, siapa yang beneran sayang sama kamu."


"Cessa!" panggil seseorang dari belakang mereka. Cessa dan Budi berbalik.
"Hendra? Eemm Bud ayo kita pergi dari sini." ajak Cessa lalu menarik tangan Budi. Namun tak disangka, Budi menahan tangan Cessa untuk tetap duduk.
Hendra kini telah berada didepan mereka.
"hay Sa. Hay Bud. Eemm aku ganggu ga?" tanya Hendra dengan manisnya. (kyaaaaa BAYANGIIIINNN hahaha!).
Budi menggeleng. "engga kok Hend. Yuk duduk." ajak Budi.
Cessa menatap Budi sambil menggelengkan kepalanya, mengode Budi agar menarik kembali kata-katanya tadi.

"hey Sa. Kamu kok diem? Ga suka ya aku disini?" tanya Hendra.
Cessa menatap Hendra jutek.
"udah tau nanya!"
Hendra menunduk mendengar jawaban Cessa yang begitu ketus.
"Sa, kenapa sih kamu benci banget sama aku? Apa aku punya salah sama kamu? Kalo iya, kamu kan bisa bilang supaya aku bisa memperbaiki kesalahan aku itu " ujar Hendra.
"tau ah. Bud aku duluan ya. Mau nyari makan." Cessa pun berdiri dari kursinya lalu pergi meninggalkan Budi dan Hendra yang masih duduk di kursi perpustakaan itu.


Hendra menarik nafas panjang.
"Bud, kenapa sih Cessa jutek banget sama gue? Apa gue jelek banget ya sampe Cessa ga mau bertemen sama gue?" tanya Hendra pada Budi.
Budi tertawa mendengar pertanyaan Hendra.
"eeeemmm Hend, karna gue cowok, jadi gue ga mungkin bisa nilai loe ganteng atau engga. Kalo gue bilang ganteng, bisa-bisa loe nganggep gue ada kelainan lagi." kata Budi sambil bergidik.


BLETAAK!! Hendra menjitak kepala Budi.
"wooo bukan gitu Bud. Kan gue cuma nanya doang. Gue mah juga ogah sama loe."
Budi kembali tertawa (hhhmmm maukah kalian ngeBAYANGIIIIINNNN????).
Kali ini dia merobek secarik kertas dari bukunya lalu menuliskan sesuatu di kertas tersebut.
"nih!" Budi memberi kertas tersebut pada Hendra.
"apa nih?" tanyanya.


"kalo loe beneran serius sama Cessa, gue mau loe buktiin. Kejar dia, sampe loe bener-bener bisa ngedapetin hatinya. Ini nomor HP Cessa. Gue bakal ngedukung loe buat bisa deket sama Cessa. Tapi kalo loe nyakitin Cessa sedikiiittt aja, loe adalah orang pertama yang bakal gue cari okeey!" ujar Budi. Rupanya Budi mendukung Hendra daripada Alwin yang notabene pernah menyakiti hati Cessa.
Wajah Hendra yang tadinya lesu kini berubah ceria. Senyumnya mengembang cerah. (kyaaaa BAYANGIIIIINNNN!!)
"se, seriusan loe Bud?? Waaah thanks banget bro! Gue bakal buktiin ke elo kalo gue beneran sayang sama Cessa dan gue ga bakal nyakitin dia. Thanks thanks banget!" kata Hendra sambil menciumi tangan Budi saking senangnya.
"weeiittss!!!" Budi menarik tangannya.
"udah ah, geli gue Hend. Gue mau nyusul Cessa dulu. Eemm oiya, jangan kasih tau Cessa kalo loe dapet nomor dia dari gue okey. Bye!" Budi pun pergi meninggalkan Hendra yang masih cengengesan kesenengan di kursinya.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Siangnya, Nicky dan Mila sedang dalam perjalanan menuju Mall tempat Nicky dan Mala janjian.
"sayang, ga papa kan? Aku janji ga bakal lama kok." ujar Nicky pada Mila.
Ternyata Nicky masih merasa ga enakan sama pacarnya itu.
Mila tersenyum. "ga papa kok sayang." jawabnya.
Nicky pun ikut tersenyum sambil mengelus rambut Mila. (jangan pada envy yeeeeeeee...)


Nicky dan Mila kini telah berada di dalam Mall tersebut menuju caffe tempatnya dan Mala janjian.
"eeh itu Mala." Nicky pun menggandeng tangan Mila Menuju tempat duduk dimana Mala telah berada disitu.

"Hay Mal." ujar Nicky sambil menjabat tangan Mala. Mila pun menjabat tangan Mala dengan senyum di bibirnya.
"hay Nick. Syukurlah kamu cepet dateng. Yuk duduk, aku tau kok kalian ga punya waktu banyak. Maaf ya udah nyita waktu jalan kalian." ujar Mala ramah.
Nicky mengangguk sambil tersenyum.
"eemm emang kenapa sih Mal? Kayanya penting banget ya?" tanya Nicky sudah tak sabar.


Mala terdiam sebentar. Lalu berkata,
"gini Nick. Sebenernya aku mau cerita sama kamu. Udah semingguan ini, aku diteror sama orang ga dikenal." cerita Mala.
Nicky dan Mila saling berpandangan.
"diteror? Diteror gimana Mal?" tanya Nicky.
"ya gitu. Dia ngirimin surat-surat ancaman ke rumah aku. Isinya 'kamu harus mati' lah, pokoknya ancaman-ancaman gitulah. Bahkan yang lebih parah, semalem dia ngirimin boneka barbie ke aku, tapi bonekanya ditusuk sama piso kecil dan,,,, banyak darah disitu." cerita Mala lagi.


"hueeekk!" Mila mual membayangkannya.
"eem maaf, kayanya aku mesti ke toilet deh." Mila pun beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke toilet.
"loh Mila kenapa? Duh maaf ya aku jadi bikin dia mual kaya gitu." ujar Mala minta maaf.
"iya gapapa. Ga biasanya juga Mila mual kaya gitu." jawab Nicky.


"trus gimana Mal? Orang tua kamu tau kalo kamu diteror kaya gitu?" tanya Nicky.
Mala menggeleng. "engga sama sekali. Aku ga mau ngasih tau mereka, takutnya mereka cemas dan malah nyuruh aku balik ke kota mereka. Sementara kerjaan aku disini belom selesai. Bahkan mba Evelien pun gatau hal ini. Cuma kamu dan Mila yang tau." kata Mala.
Nicky pun manggut-manggut sambil mencari solusi.


"eemm gini deh Mal. Gimana kalo kamu pake bodyguard? Yaah buat jaga-jaga lah, siapa tau si peneror kamu itu tiba-tiba dateng dan kamu lagi sendiri? Itu kan bahaya Mal." saran Nicky.
Mala mengangguk-anggukan kepalanya.
"iya sih Nick. Tapi aku malah takut, gimana kalo ternyata si bodyguard aku itu malahan si peneror aku? " kata Mala berandai.


Nicky mengangguk. "iyaa yaa. Hhmmm tunggu deh Mal. Kayanya aku punya orang yang tepat buat jadi bodyguard kamu. Tapi aku harus minta persetujuan dia dulu. Besok atau ntar malem aku bakal kasih kepastiannya sama kamu, gimana?" ujar Nicky.
"hhmm boleh deh. Makasih banyak ya Nick mau bantuin aku." kata Mala sambil berterimakasih.

Tak lama, Mila datang kembali ke tempat duduknya.
"maaf ya lama. Aku mendadak mual tadi." katanya.
"kamu ga papa sayang? Muka kamu pucet gitu." Nicky mengelus rambut Mila sebagai tanda prihatin. (EHEEMM!!!)
"ga papa kok."
"aku minta maaf ya Mil, udah bikin kamu mual. Eemm maaf juga udah nyita waktu kalian berdua. Aku udah selesai kok bicara sama Nickynya." seru Mala.
"iya ga papa kok Mal. Aku bisa ngerti kok kamu lagi butuh bantuan hehe " kata Mila berbaik hati.
"waah kamu baik banget ya Mil. Ga rugi deh Nicky punya pacar kaya kamu." kata Mala sambil tersenyum.
Mila pun tersipu dibuatnya.


"yaudah deh Mal, emm kita jalan dulu ya. Ga papa kan kamu kita tinggal?" tanya Nicky.
Mala menggeleng. "ga papa kok Nick. Aku juga mau jalan ke lokasi pemotretan nih."
Akhirnya Nicky-Mila dan Mala pun berpisah di tempat itu.


"kasian ya Mala. Sampe diteror gitu. Menurut kamu ini perbuatan siapa sayang?" tanya Nicky pada Mila saat mereka berjalan di Mall tersebut.
Mila mengangkat bahunya.
"gatau deh. Bisa jadi orang di sekitarnya, bisa jadi juga fans-fans dia yang fanatik."
Nicky ngangguk-ngangguk.
"iyaa sih bener juga. Hhmm rasanya ya, kalo aku nemu pelakunya, ga akan aku maafin! Kasian anak orang dibikin ga tenang gitu!" kata Nicky emosi.
Mila hanya diam.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"devinaaaaa.." panggil Bobby pada Devina yang sedang lewat di depannya.
Devina menoleh.
"heey Bob. Ciyeee udah berani negor aku nih ceritanya heheee" ledek Devina pada Bobby lalu menghampiri Bobby.
Bobby tersipu malu dibuat Devina. (ka Bobby malu-malu?? Hahahaaa BAYANGIIIINNN!!)
"hehee jadi malu nih. Kamu mau kemana Dev?" tanya Bobby.
"eeng mau pulang nih. Kenapa Bob?"
"mau dianterin?" kata Bobby menawarkan.
Devina tersenyum. "ga usaahh. Aku udah ada yang jemput kok." katanya.
Bobby mengerutkan dahinya.
"siapa Dev?" tanya Bobby.
"eeng, Kiki." jawabnya.
Bobby menunduk. Patah hati.
"oooh Kiki." komentar Bobby singkat.


Devina menatap Bobby. "kenapa Bob? Maaf ya. Bukannya aku gamau dianterin sama kamu, tapi aku udah keburu nge-iya-in pas Kiki bilang dia mau ngejemput aku." kata Devina menjelaskan.
Bobby mengangkat wajahnya, lalu menatap balik Devina.
"ga papa kok Dev. Hari ini Hari ini mungkin aku kalah cepet dari Kiki. Tapi besok aku bakal duluan ngajak kamu pulang. Gimana?" kata Bobby sambil menaik-turunkan alisnya. (huaaaaa BAYANGIIIINN!! )
Devina tersenyum mendengar pernyataan Bobby.
"kamu bisa aja sih Bob hehehe."

TIIN TIINN!! (okeey sy ga bisa menggambarkan bunyi klakson itu seperti apa. Anggaplah seperti itu saja yah )
Terdengar bunyi klakson motor.
Devina menoleh. Rupanya klakson motor tersebut berasal dari motor yang dikendarai Kiki.
Kiki memarkir motornya pas didepan Bobby dan Devina, lalu turun dari motor gedenya itu.


"hay Dev. Eemm jadi kan kita pulang bareng?" tanya Kiki pada Devina.
Devina mengangguk. "jadi kok Ki. Eemm kenalin Ki, ini namanya Bobby. Dia temen kuliah aku." kata Devina sambil mengenalkan Bobby pada Kiki.
Kiki tersenyum, lalu menyodorkan tangannya untuk berjabatan pada Bobby.
Bobby pun demikian, lalu mereka bersalaman.
"Kiki." kata Kiki mengenalkan diri.
"Bobby." kata Bobby balas memperkenalkan dirinya.
'ooooh jadi iniii saingan gue. Boleh juga, saingan yang kuat nih.' gumam Bobby dalam hati.


"yaudah Bob, aku pulang dulu ya." pamit Devina.
Bobby mengangguk . "yaps. Ati-ati ya Dev. Eem Ki, ati-ati loe bawa motornya, jangan sampe tuan putri gue celaka ya!" ancam Bobby.
Kiki tersenyum kecil.
"haha ga mungkin lah gue nyelakain Devina. Okeh deh kita cabut dulu. Bye Bob."
Kiki dan Devina pun berlalu meninggalkan Bobby.
"okey Ki. Kita bersaing secara sehat!"



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"Kiki nyebelin banget sih ih! Bela-belain balik ke rumah dulu ngambil motor trus ngejemput si Devina-Devina itu iiiihh!" seru Ochi geram pada Kiki.
Yaa kalian ingat kan tadi Kiki dan Ochi ke kampus dengan berjalan kaki.


"mungkin Kiki udah beneran cinta sama Devina. Huufftt. Okey Ki, gue bakal ngelepas loe, demi kebahagiaan loe."
Ochi mengambil gitarnya, lalu menyanyikan sebuah lagu yang bisa mewakili perasaannya kali ini.



Berawal dari curahan hati ke hati
Saling berbagi mengisi sepi
Ternyata cinta datang menyentuh hatiku
Apakah kau juga merasakannya

Teman berbagi
Tapi dalam hati jujur aku cinta padamu
Teman berbagi
Semoga diriku tak hanya bermimpi
Dapatkan tempat di hatimu

Ternyata cinta datang menyentuh hatiku
Apakah kau juga merasakannya

Teman berbagi
Tapi dalam hati jujur aku cinta padamu
Teman berbagi
Semoga diriku tak hanya bermimpi
Dapatkan tempat di hatimu

Berawal dari saling berbagi
Bersama kita lewati hari demi hari
Tumbuh perlahan dari mata ke hati
Tak bisa lagi ku menahan gejolak ini
Hatiku terus bertanya-tanya
Apakah kau rasakan hal yang serupa
Oh tuhan inikah yang namanya cinta
Adakah sedikit celah tuk kita bersama

Teman berbagi
Tapi dalam hati jujur aku cinta padamu
Teman berbagi
Semoga diriku tak hanya bermimpi
Dapatkan tempat di hatimu
(Maskara-Teman Berbagi)


Tak terasa air mata Ochi menetes saat menyanyikan lagu tersebut.
"duuuhhh kenapa gue jadi cengeng kaya gini siiih! Gue benci banget sama diri gue yang sekarang eerrrgghhhh!!!"



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"Baaang! Baang!" panggil Nicky pada Abangnya saat Nicky baru sampe si rumah.
Agoy lalu keluar dari kamarnya.
"apa sih Nick ribut banget loe ah!"
Nicky pun menarik tangan Agoy lalu menyuruhnya duduk di sofa.
"bang, loe masih mau kerja ga?" tanya Nicky.
Kening Agoy mengerut, lalu dia mengangguk.
"masih sih. Emang kenapa? Loe udah nyariin kerjaan buat gue?" tanya Agoy balik.
"tunggu dulu bang. Gue tanya lagi. Loe cari kerja buat ngisi waktu luang loe, atau buat nyari duit?" tanya Nicky lagi.
Agoy berpikir sejenak.
"buat ngisi waktu luang sih." jawabnya.


Nicky menjetikkan jarinya.
"naaah kebetulan bang! Gini, gue punya kerjaan buat loe." kata Nicky.
"apa??" tanya Agoy antusias.
"loe mau jadi bodyguardnya Mala ga?" tanya Nicky lagi.
"HAH?? Bodyguardnya Mala? Mala Cover Girl itu?" tanya Agoy.
Nicky mengangguk. "iyaa Mala Cover Girl."
"emang kenapa dia butuh bodyguard?"
Nicky pun menceritakan kejadiannyaaaaa......



"oooohhh gituuuu. Hhmm boleh deh. Kasian juga gue sama dia sampe di teror gitu. Lagian kesempetan gue nih bisa deket-deket sama artis hahahaaa.." ujar Agoy menyetujuinya.
"beneran bang loe mau?? Waah thanks banget ya bang! Loe emang abang gue yang paling baek deh!" kata Nicky sambil memeluk Agoy.
"yaiyalah Nick. Emang loe punya abang yang laen lagi? Kocak lu ah!"
Nicky tertawa. "hahahaa iya juga ya Bang. Yaudah makasih ya bang."
"iyee Nick sama-sama. Oiya Nick. Emang kenapa sih loe mau ngebantuin Mala sampe segitunya? Jangan bilang loe naksir sama dia?" tanya Agoy menyelidiki.
BUG! Nicky menonjok dada kiri Agoy dengan pelan.
"yeee apaan sih lu bang. Kan gue cuma ngebantuin temen doang." kata Nicky.
"ciyeee ade gue sekarang bertemen sama artiiss hahhaa." ledek Agoy.
"iih dasar loe ah ngeledekin mulu. Usah deh gue nelpon Mala dulu ya, ngasih tau kalo udah ada bodyguard ganteng yang siap ngejagain dia."
Nicky pun menelepon Mala.


"heey Mal." sapa Nicky pertama.
"hey Nick. Gimana?" tanya Mala langsung.
"tenang aja Mal. Aku udah nemuin bodyguard buat kamu kok. Dia bisa dipercaya, soalnya dia abang aku sendiri." kata Nicky memberitau.
"waah beneran Nick? Makasih banyak yaaaa. Eemm maaf aku ngerepotin kalian berdua. Aku bakal bayar deh berapapun yang abang kamu minta." ujar Mala dari seberang sana.
"waah ga usah Mal. Kita kan ngelakuinnya dengan ikhlas karna pengen nolongin kamu."
"haahahaa tapi kan ga enakan juga Nick. Eeemm yaudah,,,,"


PRAAANG!!
tiba-tiba terdengar suara ribut dari ujung telepon sana.
"KYAAAAAAAA!!!" Mala berteriak.
"haallloo! Mala! Mala ada apa??" kata Nicky panik.
"kenapa Nick?" tanya Agoy ikutan panik.
"gatau bang, tiba-tiba Mala teriak nih."

"hallo Mal? Mala ada apa sih disana?" tanya Nicky lagi.
Terdengar suara langkah kaki Mala yang sepertinya sedang menjauhi lokasi.
"Nick aku takut Nick!" seru Mala dengan suara yang bergetar.
"Mal, kamu tunggu di kamar, aku sama abang aku bakal dateng ke rumah kamu sekarang."
Nicky langsung mematikan teleponnya dan mengambil Jaketnya.
"bang, cepetan kita ke rumah Mala. Dia dalam bahaya sekarang!"


*To Be Continued*

Yaks! Apa yang terjadi pada Cover Girl cantik ini??
Jawabannya akan kalian temukan di Cover Girl Chapter 6 wohooooo!

Terimakasih udah baca, ditunggu komentar dan kritiknya untuk Chapter ini, thanks xxo~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar