Senin, 11 Maret 2013

✖ 7 Years of Love ✖

Tittle: Chesse Cake Nicky
 Length: one shoot
Author: @FitRiyant_Vpah




✖ 7 Years of Love ✖


Isma menatap panggung megah itu. Dia tersenyum kecil, tak sempat terpikir sedikit pun bahwa sahabatnya akan menjadi orang terkenal seperti ini, tangannya mengambil kamera SLR yang menggantung di lehernya. Objeknya ? tentu saja dia, sahabatnya yang tengah nge-dance sambil bernyanyi di atas panggung sana.



Sebenarnya, ada dua sahabatnya yang ada di atas sana. Alwin dan Nicky. Sisanya, Isma hanya mengenal sebagian. Kiki, Hendra dan Iras yang dia hafal, yang lainnya Isma baru sesekali melihat di tv ketika mereka sedang perform. Tapi entah mengapa, selalu Alwin yang menjadi objek pada kameranya.



Acara music itu telah selesai, Isma pun meninggalkan stage itu. Dengan sedikit basah kuyup akibat hujan gerimis yang mengguyur kota Jakarta sore itu.



“ misi misi… beri jalan beri jalan” seorang security menabrak Isma dan mendorong Isma agar memberi jalan untuk orang yang seakan paling terhormat di belakangnya. Beberapa orang dari salah satu komunitas fans berteriak-teriak dan berusaha menggenggam orang yang berusaha berlari dari orang banyak itu.



“ Nickyyyy” teriak Isma yang melihat Nicky tengah berusaha melepaskan tangannya dari genggaman fans-fansnya itu. Nicky sedikit menoleh dan tersenyum, lalu berlari pergi setelah tangannya terlepas. Sama halnya ketika Isma memanggil Alwin, Alwin pun melakukan hal yang sama dengan Nicky. Menoleh dan tersenyum lalu berlari pergi menuju mobil mini bus silver.



___________________





Isma duduk di halte bus yang ada di depan tempat acara music tadi berlangsung. Pikirannya jauh melayang akan kejadian 7 tahun yang lalu, ketika Isma kelas 2 SMA, Alwin kelas 3 SMA dan Nicky kelas 1 SMA.



#Flashback On #



Langit tak lagi semarah tadi. Mendung tebal kelabu perlahan menipis berarak tertiup angin. Selaput tipis awan menghantarkan cahaya matahari jingga keemasan. Meski dingin tetap menggigit tulang. Orang orang mulai meninggalkan tempat berteduh mereka di trotoar untuk melanjutkan perjalanan.



Hujan lebat meninggalkan jejak air pada tanah becek dan kubangan-kubangan aspal di jalan raya. Sesekali roda mobil memecahkan genangan,menghantarkan air berlumpur ke tubuh orang-orang yang mematung di tepi jalan. Terdengar suara gerutuan, tetapi tak ada yang berani marah.



lantunan lagu simphony yang indah masih setia menemani Isma melalui earphone yang nangkring di telingannya. Isma memeluk tubuhnya, dinginnya siang itu memang cukup menusuk sampai ke tulang. Cardigan biru yang membalut tubuhnya tentu saja belum membuatnya hangat. Sudah sekitar 1 jam Isma berteduh di halte itu, kaos kaki putihnya sudah berubah menjadi kaos kaki yang bermotif bunga bunga lumpur. Apalagi sepatu kets hitamnya, sudah sangat basah. Sesekali Isma melirik pada laki-laki yang duduk disampingnya. Mata laki-laki itu terus menatap layar i-pad yang ada di tangannya.



Isma menggosok kedua tangannya untuk sekedar menghangatkan tubuhnya. Laki-laki yang ada di sampingnya nampak sedang berbuat sesuatu. Isma tidak tau apa yang dilakukannya, karena Isma hanya melihat melalui sudut matanya, terlebih poni panjangnya terlalu menutupi pandangan Isma.

“ malem ini kamu berangkat ke Madiun ?” Tanya Alwin

Isma hanya mengangguk pelan, tak berani menatap Alwin.

“ kak Isma, ntar malem gua jemput ya, mau ujan apa enggak pokoknya gua jemput” kata Nicky yang tiba-tiba saja datang, tangannya memegang camilan yang belum di buka.

“ emang mau apa ? kamu gak usah anterin aku ke statsiun nick, aku berangkat sama mamaku”

“ ya kan perpisahan dulu kek, apa dulu. Pokoknya kak Isma gak akan sampe ketinggalan kereta deh” ujar Nicky.

Isma menarik nafas panjang “ ya udah deh, nanti aku tunggu di rumah”



****



seperti yang di janjikan Nicky, jam 7 malam ini Nicky menjemput Isma.

“ kita mau kemana dulu sih Nick ?” Tanya Isma saat mereka sedang berada diperjalanan

“ taman kota” jawab Nicky singkat

10 menit kemudian mereka telah sampai di taman kota. Suasana malam itu agak kurang bersahabat, hujan gerimis membasahi taman kota yang malam itu sedang di adakan pesta lampion. Tak banyak orang yang mau menerobos dinginnya malam itu.

“ kakak tunggu di sini !” titah Nicky.

Isma hanya bisa menunggu Nicky kembali, Isma memainkan lampion yang menggantung di sebuah pohon.



JRENGGG!!! Terdengar suara petikan gitar, yang lama lama mengalun menjadi sebuah intro lagu





Menatap indahnya senyuman diwajahmu

Membuat ku terdiam dan terpaku

Mengerti akan hadirnya cinta terindah

Saat kau peluk mesra tubuhku



Banyak kata, yang tak mampu kuungkapkan

Kepada dirimu,



Aku ingin engkau slalu

Hadir dan temani aku, disetiap langkah

Yang meyakiniku, kau tercipta untukku

Sepanjang hidupku





Aku ingin engkau slalu, Hadir dan temani aku

Disetiap langkah, Yang meyakiniku

Kau tercipta untukku



Meski waktu akan mampu

Memanggil seluruh ragaku

Ku ingin kau tau, Kuslalu milikmu

Yang mencintaimu

Sepanjang hidupku





Aku ingin engkau slalu

Hadir dan temani aku

Disetiap langkah

Yang meyakiniku

Kau tercipta untukku



Meski waktu akan mampu

Memanggil seluruh ragaku

Ku ingin kau tau

Kuslalu milikmu

Yang mencintaimu



“Alwin !” gumam Isma. Diiringi petikan gitar yang di bawakan oleh Nicky, Alwin bernyanyi.

Alwin tersenyum, perlahan Alwin mendekati Isma. Tangan Alwin meraih tangan Isma. Isma merasakan aliran darahnya tiba-tiba mengalir lebih cepat. Isma merasakan kokohnya genggaman Alwin, seakan Alwin tidak ingin melepaskan Isma

“ mungkin semua ini terlambat, terlambat aku ungkapin. Suara aku emang gak sebagus Nicky, tapi jangan kamu liat dari suara aku, tapi dari hati aku. Aku sayang sama kamu, sayang aku ini ternyata lebih dari pada sayang seorang kakak ke adiknya. Aku cinta sama kamu. Kamu mau jadi pacar aku ? would you be mine ? ” tanya Alwin. Jarak antara wajah Alwin dengan wajah Isma tak kurang dari 15cm.

Desahan nafas Alwin tercium oleh Isma, baunya harum. Nada bicaranya terdengar lembut, halus. “ jujur aku bingung kak”

“ kenapa ? kamu ga suka sama aku ?” Alwin menatap kedua mata Isma, begitu pun Isma “ aku gak minta kamu jawab sekarang, aku bakal nunggu kamu. Sampai suatu saat nanti kita ketemu lagi”



#Flashback off#



“ kamu udah jadi orang terkenal kak” Isma menatap foto Alwin “ kamu pasti udah lupa sama aku” gumam Isma

Isma tersenyum miris, lalu beranjak. Lalu menyusuri trotoar sampai ke pintu keluar kawasan terpadu itu.

“ Ismaaa” panggil seseorang. Isma refleks menoleh, tapi tak ada siapapun. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti.

“ ka Alwin” gumam Isma ketika melihat orang yang turun dari mobil

“ haii ka Isma” kata Nicky sambil ber-dadah ria pada Isma. Isma tertawa kecil.

“ ehm, kamu kapan pulang ?” Tanya Alwin

“ kemarin” jawab Isma singkat. Alwin mulai terlihat salah tingkah, gugup.

“ aku kira kak Alwin udah lupa sama aku” ujar Isma. Alwin terkekeh “kok malah ketawa sih kak ?” raut wajah Isma berubah jadi cemberut karena di tertawakan Alwin.

“ enggak, lucu aja. Masa aku lupa sama kamu sih, enggak lah. Gak akan pernah lupa”

“ ehm, kalo kejadian di taman kota waktu itu masih inget ?” Tanya Isma ragu

Lagi lagi Alwin tertawa “ masih, masih banget malah” Alwin bersandar pada mobil dengan santainya, membiarkan teman-temannya menunggu “ emang kenapa ? kamu mau jawab ? jawab aja, kalo enggak juga aku masih tetep nunggu kok”

“ enggg…” Isma menggigit bibir bawahnya “ Would you be mine ?” Tanya Alwin, mengulangi pertanyaan yang dulu pernah di lontarkan pada Isma, 7 tahun yang lalu.

“ engg.. eh.. I think … ehm.. I think I love you” jawab Isma gugup. Senyum merekah dari bibir Alwin. Refleks Alwin langsung memeluk Isma.



Karena kamulah yang pertama dan terakhir, kamulah segalanya

Kamulah yang melengkapi hidupku, kamulah segalanya

Tiada yang bisa memisahkan kita, biarlah mereka terus mencoba

Kamulah yang pertama dan terakhir, kamulah segalanya ooo hei



Nicky, Kiki, Iras dan yang lainnya turun dari mobil sambil menyanyikan lagu Kamulah Segalanya.

“Thanks my beautiful princess” bisik Alwin

~~~~~~~~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar