Senin, 11 Maret 2013

♥ COVER GIRL ♥ ~ Chapter 15 ~

Tittle: ♥ COVER GIRL ♥
Length: 20 Chapter
Author: @yasmiin2805 from fanbase @Fanfict_XOIX



♥ COVER GIRL ♥
~ Chapter 15 ~



Tiba-tiba terdengar suara lantang dari speaker kampus.
"ehm permisi. Selamat pagi teman-teman, ibu bapak dosen, dan semuanya yang bisa mendengar suara saya. Hari ini, saya ingin menyampaikan sesuatu kepada seseorang yang saya sayangi, dia adalah, Cessa." kata Hendra dari balik speaker.
Alhasil, semua penghuni kampus berkumpul di arah suara tersebut, tepat di depan taman kampus.
Sementara Cessa sendiri kebingungan juga malu saat namanya disebut.
"apa sih Hendra ih!"


"Cessa, aku cuma pengen kamu denger suara hati aku, nyanyian yang bisa mewakili perasaan aku ke kamu."
Hendra pun memainkan kaset di belakangnya.
Terdengar suara musik mengalun. Hendra segera menyanyi~~


Katakan padaku isi hatimu
jangan kau ragu
Bila kau milikku
Ku kan memberimu smua yang kau mau

Karna kau membuatku jatuh cinta
Dan kau buatku jadi gila oooohh

Baby I want you I Want you
I want you I want you disisiku

Baby I need you I need you
I need you I need you dalam hidupku

Tak ada yang mengerti diriku
Tak ada selain dirimu
Baby I want you I want you
I want you, selamanya..


Sayang aku tau
Sakit hatimu di masa lalu
Ku janji padamu jika kau memilihku
Ku takkan menyakitimu

Karna kau membuatku jatuh cinta
Dan kau buatku jadi gila oooohh

Baby I want you I Want you
I want you I want you disisiku

Baby I need you I need you
I need you I need you dalam hidupku

Tak ada yang mengerti diriku
Tak ada selain dirimu
Baby I want you I want you
I want you, selamanya..
(Baby I Want You-XOIX)


Cessa tersipu mendengar suara Hendra yang sangat merdu itu. Dan seketika taman tersebut riuh dengan tepuk tangan dan sorak sorai orang orang yang juga ikut terhibur dengan suara Hendra.


"Cessa, ikut kita berdua yuk." kata Nicky dan Kiki serempak, menyodorkan tangan mereka untuk memegangi Cessa.
Cessa yang masih kebingungan pun menyodorkan tangannya dan ikut dengan Kiki dan Nicky.
Sementara Alwin yang merasa cemburu pun mengikuti Nicky, Kiki dan Cessa dari belakang.


Cessa diantar ke depan taman, di tempat tersebut telah tersedia sebuah kursi mirip kursi kerajaan, lengkap dengan sebuah tiara dan sebuah mahkota di atas meja kecil di sampingnya.
"silahkan Cessa, kamu duduk disini ya." Kata Kiki, lalu mempersilahkan Cessa duduk.
Sementara Nicky mengambil tiara perak dan memasangkannya dengan lembut di kepala Cessa yang telah duduk di atas kursi kehormatan tersebut.
Alwin hanya memperhatikan dari belakang, dengan tatapan cemburu.


Tak lama, dari ruangan speaker tadi keluarlah seorang lelaki tampan berpakaian ala kerajaan menghampiri Cessa yang tampak cantik dengan tiara di atasnya.
Yaks! Lelaki itu adalah Hendra.
Sesampainya di depan Cessa, Hendra langsung berlutut dan menggenggam tangan Cessa dengan kasih sayang.
"Cessa, aku tau, suara aku tadi ga bagus. Tapi aku nyanyi bukan untuk terdengar bagus, aku nyanyi tadi agar suara hati aku tersampaikan ke kamu. So girl, how? Would you be my girl?" tanya Hendra terus terang sambil memegangi tangan Cessa.
Cessa yang sangat terharu melihat pernyataan cinta dari Hendra itu hanya bisa menutup mulutnya dengan tangan yang satunya, menahan tangis.



"Cessa!!" Teriakan Alwin memecah keheningan dan keromantisan mereka.
Alwin berjalan cepat menghampiri Cessa dan Hendra..
"kamu tau kan, kalo aku juga sayang sama kamu?" tanya Alwin di depan Cessa dan Hendra. Hendra berdiri cepat.
"sorry Win, tapi gue yang duluan nyatain perasaan gue ke Cessa." kata Hendra sambil menghadang Alwin untuk mendekati Cessa lebih dekat lagi.
"trus, kalo loe yang duluan nyatain, loe yakin, Cessa bakal milih loe?" kata Alwin dengan tatapan menantang.
Hendra memalingkan pandangannya ke Cessa.
"Cessa, kayanya kamu harus mastiin sekarang. Kamu pilih aku atau Alwin?" tanya Hendra dengan serius.
Alwin pun menatap Cessa dengan tatapan serius.
Cessa menatap Alwin dan Hendra secara bergantian. Ia pun terlihat bingung dengan pilihan yang ada.
Sementara mahasiswa dan mahasiswi yang lain ikut-ikutan menyoraki Cessa.
"Hendra, hendra, hendraaa!!!"
"Alwin, Alwin, Alwiiinn!!"


Budi yang sedari tadi memperhatikan Cessa dari jauh langsung menghampirinya.
"Sa, gini aja." Budi mengambil mahkota yang ada di atas meja kecil di samping kursi Cessa.
"kamu tinggal taro mahkota ini di atas kepala salah satu diantara mereka. Siapa yang kamu pilih, itu yang kamu kasih mahkotanya. Simpel kan?" kata Budi, lalu menyerahkan mahkota tersebut ke tangan Cessa.
Cessa menerimanya dengan ragu.
Ia kembali menatap Hendra dan Alwin secara bergantian.
Lama Cessa berpikir. Kali ini ia benar-benar kebingungan untuk memilih.



"aaah Cessa kelamaan deh!" kata Alwin, lalu merampas mahkota yang dipegang Cessa.
"looh Win, loe ga boleh curang gitu dong! Biar Cessa yang nentuin siapa yang dia pilih, ngapain loe ngambil mahkotanya?" bentak Kiki pada Alwin. Sementara Nicky hanya manggut-manggut.
"diem loe bocah." balas Alwin.
Cessa pun hanya diam dengan perlakuan Alwin, tidak merampas kembali mahkota yang kini berpindah tangan tersebut.
Hendra yang melihat gelagat Cessa yang terlihat seperti menyetujui perbuatan Alwin itu pun berkata,
"yaudah Sa. Kalo emang kamu lebih milih Alwin dibanding aku, aku rela. Yang penting kamu udah tau gimana perasaan aku ke kamu hari ini, besok dan selamanya."
Hendra mengambil tangan Alwin dan tangan Cessa, lalu menyatukan tangan mereka berdua. "Win, gue mohon, bahagiain Cessa. Dan Cessa, aku harap kamu bahagia dengan pilihan kamu."
Hendra pun membalikkan badannya, hendak pergi meninggalkan taman yang kini terlihat suram di pandangannya.
Sementara Kiki dan Nicky menatap Hendra dengan tatapan iba.



"woy cowok China! Sini loe!" teriak Alwin tiba-tiba.
Hendra terdiam mendengar 'julukannya' dipanggil.
Alwin melepas tangan Cessa, lalu menghampiri Hendra dan menariknya kembali mendekati Cessa.
"siapa bilang gue ngambil mahkota ini buat gue sendiri?" tanya Alwin.
Alwin lalu meletakkan mahkota tersebut diatas kepala Hendra.
"Nah! Kan begini lebih cocok." ujarnya lagi.
"loh Win? Maksudnya?" Tanya Hendra tak mengerti.
Sementara Cessa kembali menutup mulutnya, menahan tangis.
Alwin tersenyum.
"gue tau kok Hend, cinta loe ke Cessa lebih tulus daripada gue. Dan gue pun tau, Cessa sayang banget sama loe. Tapii ya emang dasar gengsinya cewe cantik ini lebih tinggi daripada rasa mengalahnya, jadi dia ga pernah berani nunjukin perasaannya terang-terangan. Gue, Benedict Alwin Surya , sangat ngerestuin hubungan kalian. Well gue sadar, ternyata Cessa lebih baik sama loe. Gue takut nantinya sifat playboy gue nongol lagi dan bakal nyakitin cewe yang polos dan ga pantes untuk disakitin ini. Jadi, udahlah Sa, ngaku aja kalo loe juga sayang dan cinta kan sama Hendra? Ga usah sok ga enakan sama gue, gue tau kok loe cewe baik banget yang ga mau nyakitin perasaan semua orang yang deket sama loe. Ayo sekarang ngaku!" Alwin mengambil tangan Cessa dan tangan Hendra, lalu menyatukan tangan mereka berdua.
Alwin mundur perlahan, mempersilahkan kedua pasangan baru itu berbicara empat mata.


"Sa," Hendra mengambil mahkota yang bertengger di kepalanya.
"ini mahkotanya. Kalo kamu bener-bener nerima aku, aku mau kamu yang letakkin mahkota ini di kepala aku. Masa Raksasa pirang itu sih yang naro? Tar kesannya dia lagi yang milih aku jadi pacarnya. Kan serem Sa!" kata Hendra sambil bergidik.
Cessa tersenyum melihat tingkah Hendra itu.
Ia mengambil mahkota yang disodorkan padanya.
"Ratuku, maukah kamu menerima aku sebagai raja untuk hatimu? Raja yang akan membimbing kamu seumur hidup? Raja yang selalu ngejaga kamu disaat apapun?" pinta Hendra sambil berlutut di depan Cessa. (hayooooo BAYANGIIIIINNNN!!!)
Cessa tersenyum haru, lalu mengangguk pasti.
"aku mau Hend. Aku mau kamu jadi Raja di hidup aku." Cessa meletakkan mahkota tersebut di kepala Hendra, lalu membantu Hendra berdiri.
"Aku cinta Kamu Sa, selamanya." kata Hendra, lalu memeluk Cessa dengan erat.
"ciyyyeeeeeeeee suiitt suiiiittt aseeekk pasangan baruuuuu.." teriak orang-orang disekitar mereka.
Dan suasana taman kampus di pagi itu pun kembali meriah, dipenuhi lope-lope di udara.....




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




Siangnya, di lokasi pemotretan Mala.
"Mal, aku mau ngomong sesuatu nih." kata Agoy saat Mala sedang break.
"ngomong ajaa bang. Emangnya aku ngelarang abang ngomong gitu? Hahahaa ada-ada aja siiihh.." kata Mala.
"eeeng gini Mal. kampus aku besok bakal ngadain wisata alam gitu, dan akan pergi ke luar kota selama 3 hari. Naah, aku pun ditunjuk untuk ikut. Kalo engga, nilai aku bakal dikosongin." cerita Agoy.
Mala masih menatap agoy. "ya terus?" tanya Mala.
"yeeee kok ya terus sih? Yaaa maksud aku, kamu ijinin aku pergi ga?" tanya Agoy.
Mala keheranan dengan pertanyaan Agoy tersebut.
"laaah? Kok minta izin ke aku? Kan itu urusan abang?" ujar Mala.
Agoy menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"yaaaa kan takutnya kamu ga ngijinin karna kamu pengen aku selalu ada di samping kamu, gitu." kata Agoy.
Mala tersenyum.
"ya Ampun bang, ngapain aku ngelarang? Ga laaah. Pergi ajaa, aku ga Aku ga papa koo sendirian." jawab Mala.
"beneran? Yaudah, nanti aku suruh Nicky buat ngejagain kamu. Toh Nickynya juga lagi senggang." seru Agoy pada Mala.
Mala menggeleng. "ga usah iiih. Si Nicky keloatannya lagi galau banget karna urusan cinta dia. Tar yang ada akunya malah bikin urusan dia tambah ribet lagi." tolak Mala.
"ga kooo.. Aku udah bilang ke Nicky, dan Nicky nge-iya-in. Kali sama Nicky, baru aku tenang bisa ngelepas kamu." kata Agoy.
"ngelepas?? deeuuu kayanya ada yang ga bisa lepas dari Mala niiih hihihiii.." goda Mala pada Agoy sambil mencolek dagu Agoy.
"iiih apaan sih Mala. Kan khawatir." ujar Agoy salah tingkah. (hahahaa BAYANGIIIIINNN bang Agoy!)
"udeeeh aku ga papa kok. Bang Agoy yang harusnya ati-ati disana. Aaaa padahal kalo ga ada kerjaan aku mau ikut, kan seru tuuh wisata alam gitu.." ujar Mala.
"deeuuuu mau ikut, karna mau wisata alam, atau karna ga mau jauh-jauh dari Agoyyyy??" giliran Agoy yang menggoda Mala.
"iiihhh abang maaah ngebalesnya bisa aja deeh.. Ga iiih orang mau wisata alam kok." kata Mala ngeles. Padahal dalan hati kecilnya ia memang ada rasa berat untuk berpisah dari Agoy.




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Sore harinya, dirumah Mila.
"de, kamu belom balikan sama Nicky?" tanya Lee saat mereka berdua tengah bersantai di depan TV.
"paan sih Ko? Nanyanya tentang Nicky mulu iiih. Tanya ke, Mila udah punya penggantinya Nicky belom? Atau Mila udah move on belom? Bosen tauuuu nicky mulu." rengut Mila.
Lee tertawa melihat adiknya yang pundung itu. "emangnya kamu bisa move on dari Nicky?" tanya Lee kemudian.
Mila cengo ditanyain seperti itu.
"eeeeng, eeeeng.."
Lee tertawa terbahak-bahak melihatnya.
"tuh kaaan ga bisa ngejawab. Udaah kalian berdua emang ditakdirkan untuk bersatu kok. Koko yakin, Nicky pun pasti belom bisa dan ga akan pernah bisa move on dari kamu. Yaa walaupun dia deket sama Cover girl itu, tapi hati dia cuma untuk kamu kok, percaya deh sama Koko!" kata Lee meyakinkan Mila.
"iih apaan sih bawa-bawa cover girl itu segala. Males ah ko." ujar Mila dengan malasnya.
"hahahaaa iya deh iyaaa.. Yaudaah walaupun kamu nantinya ga balikan sama Nicky, koko harap kalian tetep jadi sahabat, ga musuhan, ga berantem. Kan ga lucu kalo pasangan mesra ini berantem." nasihat Lee sambil mengelus pelan rambut Mila.
"iyaaa kooo iyaaaaa.. Mila juga ga mau kok musuan sama Nicky. Tapiiiii tiap ketemu Nicky tuh pasti canggung Ko, kaya orang baru ketemu gitu. Kan aku juga bingung mau gimana Ko." curhat Mila.
"yaaaahh kok canggung sih? Yaa bahas apa keee.. Bahas kuliah, atau apa gitu."
"yaa abis, tiap ketemu, Nicky pasti bilang hal yang sama." kata Mila.
"apa?" tanya Lee.
"eeeeng, dia pasti bilang, kalo dia masih sayang sama Mila. Dia ga bisa jauh dari Mila. Ya kaya begitu lah Ko. Kan Mila jadi bingung. Kasian juga ngeliat Nicky begitu mulu." sambung Mila.
"Naaaahhh! Ya itu berarti dia emang beneran sayang banget sama kamuuuu adekuuuuuu.. Kenapa ga diterima aja sih? Eeh susah loh dapetin cowo setia kaya Nicky gitu. Tar kalo dia udah pergi, baru kamu nyesel." ujar Lee.
"iiihh Koko. Kok malah ngebelain Nicky siiihh? Sebenernya adenya Koko itu Nicky atau Milaaaaa?" Mila makin cemberut.
"hahahaaa ya Mila laaaahh.. Yaudah deh terserah kamu aja. Koko sih ngedukung banget kamu sama Nicky. Tapi kalo kamunya yang ga mau ya terserah kamu. Tapi pastiin, cowo yang nantinya ngegantiin Nicky di hati kamu harus cowo yang lebih baik segala-galanya dari Nicky. Koko mana mau ngelepas ade kesayangan Koko ini sama orang yang baik doang, harus yang terbaik! Okeh!" seru Lee.
Mila ngangguk-ngangguk. "iya Ko doain aja yaaaa hehehee.."




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Tak terasa malam tlah tiba. Di kesunyian malam itu, Nicky sedang merenung sendirian di dalam kamarnya.
"huuuuft. Well, akhirnya Hendra sekarang udah ga jomblo lagi. Seneng sih ngeliat dia sekarang udah bahagia sama Cessa, tapi entah kenapa gue kaya lagi ngeliat gambaran masa lalu gue, pas gue lagi bahagia-bahagianya bareng Mila. Tapi sekarang? Haha. Semua berbalik 180 derajat. Mila seakan menjauh dari gue. Kesalahan gue parah banget ya?" gumam Nicky sendirian.
Malam ini ia benar-benar merasa merindukan seorang Mila, gadis yang dulu pernah jadi miliknya. Ditambah lagi suasana heningnya malam, hanya suara rintik hujan yang menemaninya malam itu. (ayoo ayo, BAYANGIIIIIINNNN suasananya!)


Saking tak bisa menahan rasa rindunya, akhirnya Nicky memutuskan untuk menghubungi Mila.
"halo Mil." sapa Nicky saat teleponnya tersambung.
"halo Nick. Eeeng tumben nelpon malem-malem." ujar Mila.
"iya. Entah kenapa aku kangen banget sama kamu malem ini. Kamu lagi ngapain?" tanya Nicky.
"aku lagi tidur-tiduran aja sih. Gatau juga mau ngapain hehehe.." jawab Mila.
"ooohh gituu.. Eeeng Mil, aku sebenernya nelpon kamu cuma pengen kamu ngedengerin sesuatu. Wait ya." terdengar grasak-grusuk dari tempat Nicky.
"apaan sih Nick? Kamu ngapain? Kok grasak grusuk gitu?" tanya Mila khawatir.



Tak lama, suara Nicky kembali terdengar.
"heey Mil. Maap lama. Tadi ngambil gitarnya di bawah meja jadi agak ribut hehe. Aku pengen nyanyi buat kamu. Kamu dengerin ya."
Nicky pun menggenjrengkan gitarnya, mengambil nada awal dari lagu yang akan ia nyanyikan. Missing You.



Semua ini memang salahku
Telah ku ingkari semua janjiku padamu
Tlah ku sesali, takkan ku ulangi

Ku ingin kamu, hanya dirimu
Disisiku
Tanpa dirimu, aku tak tau
Siapa diriku

I miss you baby
I miss you baby
I miss you baby
I missing you

Ku masih mencintaimu, meski kau tlah pergi
Aku menyesali dan berharap kau kembali..
You know you're the only one shawty
Ai em-Ai-Es-Es wai-ouw-yu


Aku mengerti kamu kecewa
Namun dari hati aku memohon padamu
Tlah ku sesali takkan ku ulangi


Ku ingin kamu, hanya dirimu
Disisiku
Tanpa dirimu, aku tak tau
Siapa diriku

I miss you baby
I miss you baby
I miss you baby
I missing you



Aku tau kau menyayangiku
Kamu tau ku menyayangimu
Maafkanlah diriku

You know you're the only one shawty
Ai Em-ai-es-es wai-ouw-yu

Ku ingin kamu, hanya dirimu
Disisiku
Tanpa dirimu, aku tak tau
Siapa diriku

I miss you baby
I miss you baby
I miss you baby
I missing you


Ku ingin kamu, hanya dirimu
Disisiku
Tanpa dirimu, aku tak tau
Siapa diriku

I miss you baby
I miss you baby
I miss you baby
I missing you

(Listen
Everytime, you in around, I Missing you
Everytime, you are in here, I'll be missing you)

(Missing You-XOIX)



Tak terasa., air mata Mila kembali menetes saat mendengar nyanyian dari Nicky itu.
"gimana Mil, bagus ga lagunya?" tanya Nicky kemudian.
"heh? Eeng bagus kok Nick. Suara kamu juga bagus banget." jawab Mila dengan suara sengau.
"loh Mil suara kamu kok laen gitu? Kamu abis nangis ya? Kenapa?" tanya Nicky khawatir mendengar suara Mila.
"aah engga ko aku gapapa Nick. Eeeng udah malem Nick, aku mesti tidur. Makasih ya buat lagunya malem ini. Nite Nick." kata Mila menutup perbincangan.
"ooh gitu, yaudah deh. Kamu selamat tidur ya. Mimpi indah. Nite juga, Mila." Nicky pun memutus saluran teleponnya.
"semoga pesan di lagu itu tersampaikan Mil, dan kamu akan tau, betapa aku rindu banget sama kamu."




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




Keesokan harinya, di rumah Kiki.
"hari ini mau ngejemput Devina aaah." ujar Kiki.
Kiki pun segera mengirim pesan singkat pada Devina.


To: Devina
08.12
Dev, hari ini aku jemput yaa..


From: Devina
08.14
Iyaaa Ki. Aku tunggu ya.


Kiki pun segera bersiap menjemput Devina.

"hai Ki!" sapa seseorang yang sudah nangkring di depan rumahnya saat Kiki membuka pintu.
"eeh Ochi. Tumben loe udah nongol di depan rumah. Udah mau jalan?" tanya Kiki.
Ochi mengangguk. "iyaa udah mau jalan. Yuk!" ajak Ochi.
Kiki garuk-garuk kepala.
"eeeng gini Chi. Hari ini gue pengen ngejemput Devina. Gimana dong?" kata Kiki.
"ooh gitu." ujar Ochi dengan nada kecewa.
"yaaahh jangan marah dong Chi." bujuk Kiki sambil mengusap rambut Ochi dengan penuh kasih sayang. (EHM EHM!! BAYANGIIIIINNNN!!)
"kan tiap hari kita udah sama-sama, hari iniiii aja, aku bareng Devina, okeh! Atauuu, loe mau ikut bareng juga? Ayo deh." tawar Kiki sambil menarik tangan Ochi.



"dihhh!" Ochi menghempaskan tangan Kiki.
"siapa jugaaaa yang marah? Ngaco aja lu! Abiss loe ga bilang-bilang dulu mau jemput Devina., kan kalp loe bilang gue ga perlu cape-cape ngejemput loe. Yaudah deh gih sono jemput anaknya orang, ati-ati yeee.." kata Ochi sambil membuka pintu mobil Kiki dan mendorongnya masuk.
Kiki tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu. (senyumnya ka Kiki manis ga yaaa?)
"hahahaa yaudah loe juga ati-ati yaaaa.. Gue duluan, daah Ochi.." Kiki pun melajukan mobilnya meninggalkan Ochi.


"huuuffttt. Loe ditinggal lagi, Chi.. Yaah, anggep aja loe lagi latihan buat nanti. Toh kalo Kiki sama Devina udah jadian, loe bakal makin sering ditinggal kaya gini. Jadi, mulai dari sekarang loe mesti latihan sabar dan latihan senyum diantara rasa patah hati loe Chi. Okey Chi! Loe mesti semangat! Yeay!" Ochi menyemangati dirinya sendiri agar tak menangis pagi itu. Huft. Kasian Ochi.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Yaks! Sekarang kita beralih ke suasana dalam mobil saat Kiki mengantar Devina ke kampusnya.
"makasih ya Ki, kamu udah nganterin aku. Padahal sebenernya ga perlu sih, kan aku bisa bawa mobil sendiri, hahahaa.." tawa Devina saat telah tiba di depan kampusnya.
Kiki hanya tersenyum, keluar dari mobil, dan membukakan pintu untuk Devina. (Aauuuww!! How sweet are you, Ki!!)
Kini mereka berdua berdiri di depan mobil Kiki.
"iyaaa sama-sama. Ga papa kok, sekali-kali kan ga papa aku nganter kamu hehehe.. Tar pulangnya mau dijemput lagi?" tawar Kiki pada Devina.
Devina menggeleng. "ga usah Kiii, ngerepotin banget. Lagian kan jadwal pulangnya kita ga sama. Tar kamu repot banget ah. Yaudah, aku masuk dulu ya." pamit Devina pada Kiki.
Kiki mengangguk. Tapi sebelum itu,
CUUPP!
Sebuah kecupan kecil mendarat di kening Devina.
"bye Dev." kata Kiki, lalu segera masuk ke dalam mobil.
Devina yang masih terpaku di pinggir mobil hanya bisa men-dadah-dadahi Kiki dengan pelan.
"njrit! Kiki ngagetin banget sih nyium kening gue di kampus gini! Aaaaa seneeeeng!" bathin Devina.


Devina pun berjalan riang masuk ke dalam kampusnya.
Tiba-tiba..
"hai Dev. Eeehm kayanya lagi seneng banget nih." ujar seseorang menghampiri Devina.
Devina berhenti.
"eeh Bobby. Eeeng engga kok biasa aja, hehehe.." kata Devina salah tingkah.
"oh ya? Yakin? Masa dicium gebetan ga seneng?" terka Bobby langsung.
Senyum devina langsung hilang dari bibirnya.
"eeeng, kamu tadi liat? Duhh Bob, itu bukan yang kaya kamu pikir kok. Eeeng itu cuma...." Devina berusaha menjelaskan kejadian tadi pada Bobby.
Bobby tersenyum.
"selamet ya Dev. Aku udah tau kok siapa yang kamu pilih. Semoga kamu langgeng ya sama Kiki. Bye." Bobby mundur perlahan, tersenyum, lalu melambaikan tangan pada Devina, dan berlari kencang meninggalkannya. (BAYANGIINN!! BAYANGIN!! sumpah ka Bobby kasian banget!).

"aaaaarrrrgggghhhhhh!!!!!" terdengar teriakan kencang Bobby saat berlari.
"Bob, maaf." ujar Devina pelan.




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




Di kampusnya Nicky, Kiki, Hendra.
Nicky sedang ngemil di kantin sambil menunggu dua sahabatnya yang belum datang.
"ini berdua kemana sih? Si Kiki mana? Si Hendra mana? Sial banget gue ditinggal sendirian. Hhhmmm gue tau nih kalo Hendra. Paling pacaran. Kan pasangan baru. Aaaah bener-bener deh!" keluh Nicky sendirian.


"eeeng, hai Nick." sapa seseorang dari belakang Nicky.
Nicky membalikkan kepalanya,
"Mila? Hai! Sini sini duduk. Wah tumben kamu ngedatengin aku duluan. Ada apa?" tanya Nicky dengan cerewet.
Ia sangat senang didatengi wanita yang sangat ia sayangi. Mila pun duduk di samping Nicky, dan berkata.
"ga papa kok, cuma di kelas belom ada siapa-siapa. Jadi aku ke kantin, eeh ngeliat kamu. Aku ganggu ga?" tanya Mila.
Nicky menggeleng keras.
"engga kok ga ganggu sama sekali. Aku seneng banget malah kamu ada disini. Aku juga lagi kesepian banget nih, dua cecurut-cecurut itu belom dateng." kata Nicky penuh antusias.
Ia tak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya saat itu.
"hahahaa si Kiki sama Hendra? Wah telat kali mereka. Eeeng betewe makasih ya buat lagunya semalem. Bagus banget loh." puji Mila.
Nicky tersipu malu mendengar pujian dari Mila. (huaaaa BAYANGIIIIINNNN!!)
"aah ga kok. Soalnya aku emang lagi kangen banget sama seseorang, jadi deh lagu itu." tutur Nicky.
Mila hanya tersenyum, lalu menunduk. Ia sadar, siapa yang Nicky rindukan. Dan ia tak mau membicarakannya lebih jauh lagi.


"Nicky!" panggil seseorang.
Nicky menoleh. "bang Agoy?"
Agoy berlari menghampiri Nicky dan Mila yang sesang duduk di kantin itu.
"eciyee ciyeee berduaan lagiii.. Udah balikan ya kalian?" tanya Agoy kepo.
BLETAAAKKK!!
Nicky menjitak kepala Agoy dengan keras.
"apaan sih lu Bang, dateng-dateng ngegangguin aja." ujar Nicky.
"eeh tapi amin sih hehe.." sambungnya sambil cengengesan.
Agou mengelus-elus kepalanya yang dijitak Nicky tadi.
"ngapain sih loe kemari?" tanya Nicky kemudian.
"yeee malah nanya. Tadi kenapa jalan duluan? Kan gue udah bilang tungguin gue, gue mau pulang ngasih ini." Agoy memperlihatkan kunci rumah padanya.
"oohh iyaaa gue lupa!!" Nicky menepuk jidatnya.
"yaudah sini!" Nicky mengambil kunci tersebut dari tangan Agoy.
"naah itu kunci rumah gue. Pokonya gue gamau tau, loe sesekali mesti tidur disitu. Siapa tau Mala nanti butuh bantuan, kan gue ga ada." ujar Agoy menjelaskan.
"emang bang Agoy mau kemana?" tanya Mila tiba-tiba.
"ini Mil, abang mau ada kegiatan di luar kota, jadi ga bisa ngejagain Mala. Jadi di serahin ke Nicky dulu deh Malanya. Gitu." jelas Agoy tanpa merasa salah.
Mila yang mendengar penuturan Agoy langsung menggandeng tasnya dan berkata,
"eeng Nick, bang, aku pergi dulu ya. Mungkin aku ngeganggu kalian berdua. Bye." Mila langsung berjalan cepat pergi meninggalkan Nicky dan Agoy.


"Dohhh!!! Sial! Itu si Mila pasti cemburu lagi deh. Baaaaang kenapa siiihh loe mesti bilang di depan diaaaa?? Padahal tadi gue ampir baikan sama dia!" kata Nicky jengkel.
Agoy pun sadar dan merasa bersalah pada Nicky.
"yaah Nick, sorry sorry. Gue lupa."
Nicky hanya terduduk lesu di bangku itu. Galau.


*To Be Continued*



Hm, kasian ya kapten galau muluk.
Lalu, apakah Kiki dan Devina akhirnya akan bersatu dan membuat Ochi dan Bobby patah hati?
Uwoooooo jangan pada kepo ah!
Mending tungguin ajaaaa di Chapter berikutnya wohoooo...


Koment pendek, chapter berikutnya pun pendek! Sip! :p


♥ Xowners_PALU ♥
♥ Fanfict_XOIX ♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar