Senin, 11 Maret 2013

♥ COVER GIRL ♥ ~Chapter 12 ~

Tittle: ♥ COVER GIRL ♥
Length: 20 Chapter
Author: @yasmiin2805 from fanbase @Fanfict_XOIX


♥ COVER GIRL ♥
~Chapter 12 ~



Mila menatap wajah Nicky yang penuh pengharapan itu, lalu menggenggam tangan Nicky.
"Nick, aku tau kamu masih sayang sama aku, karna akupun begitu. Tapi aku yakin, ini jalan terbaik untuk kita. Kamu dan aku, ga ditakdirkan untuk bersama. Dan kebahagiaan akan datang ke kita, saat kita ga lagi bersama. Aku mohon Nick, terima keputusan ini. Ini yang terbaik." ujar Mila dengan suara bergetar.
"maaf Nick, aku harus masuk kelas." Mila melepas genggaman tangannya, lalu berlari meninggalkan Nicky.

"Mila!" teriak Nicky dan membuat Mila terhenti sejenak.
"kalo kamu pikir aku akan bahagia tanpa kamu, itu salah besar!! Karna kebahagiaan aku adalah saat kamu ada di sisi aku!!" ujar Nicky kencang hingga membuat sekitarnya menoleh padanya.
Mila hanya menggeleng, lalu kembali berlari menjauhi Nicky sambil bergumam, "ini yang terbaik Nick. Ini yang terbaik."



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Masih di kampus yang sama, namun di sisi yang lain.
Ochi sedang mengasah keahlian bermain basketnya, sedangkan Kiki hanya menemani Ochi bermain basket sambil membaca buku di tepi lapangan.
"eeeeh laki! Maen dong sini! Masa cuma duduk di pinggiran doang lu." ejek Ochi pada Kiki, namun Kiki menolak.
"ga ah Chi, males gue."
Ochi pun menghentikan permainan basketnya dan menghampiri Kiki.
"lu tuh ya., masa kalah sama gue yang cewe? Manja banget sih lu jadi cowo! Ayoo dooong maen aaah masa gue sendirian sih yang maen." Ochi menarik-narik tangan Kiki.
Kiki tetap saja menolak.
"maleeeess!"
Ochi menoyor kepala Kiki. "loe kenapa sih? Lagi ada masalah? Ga biasanya loe males-malesan kaya gini. Kenapaaa Kiiiii??" tanya Ochi.
Kiki menggeleng. "ga papa Ochiiiii. Cuma lagi males aja beneran deh." jawab Kiki.
Ochi cemberut. Tak biasanya ia melihat sahabatnya seperti ini. Kiki orang yang aktif, selalu mau menggerakkan tubuhnya. Tak seperti sekarang yang terlihat males-malesan dan tidak bersemangat.


"Devina ya?" terka Ochi, sambil menahan perasaannya.
Kiki menoleh. "kenapa Devina?"
"yaaaa loe galau gini gara-gara Devina?" tanya Ochi lagi.
Kiki hanya diam dan kembali menunduk.
Sepertinya Ochi sudah tau jawaban Kiki.
"emang kenapa lagi sih si Devina? Loe udah nembak dia? Trus, ga diterima gitu?" tebak Ochi makin ngaco.
Kiki menggeleng.
"udahlah Chi gausah dibahas."
Ochi meletakkan kedua telapak tangannya di kedua pipi Kiki, lalu menghadapkan wajah Kiki tepat di depan wajahnya. (hayoo hayoo!! Pada nge BAYANGIIIIINNN gaa?? Hahahaa)
"Ki. Sekarang loe yang maen rahasia-rahasiaan sama gue. Apaan ayo! Gue tau kok gelagat loe kalo loe lagi ga normal." ujar Ochi.
Kiki melepas tangan Ochi yang masih nangkring di pipinya.
"gue ga papaaaa Ochi sayaaaang. Udah giih loe lanjut maen aja sana." usir Kiki.
"ga mau! Pokonya ceritain dulu loe kenapa. Bikin hati ga tenang tauk!" tolak Ochi.
Well, akhirnya Kiki pun menyerah.
"okeey okeey gue ceritain."


Awalnya Kiki menarik nafas panjang sebelum memulai cerita.
"huuuuuffftttt.."
BLETAAKK!!
Ochi menjitak kepala Kiki dengan penuh napsu.
"ga usah banyak gaya deeeh. Ceritain aja cepet ih!" ujar Ochi ga sabaran.
Kiki mengusap-usap kepalanya yang hampir benjol itu.
"iyee iyee sabar. Galak banget sih." keluh Kiki.


"Gue sekarang lagi bingung aja, apa yang harus gue lakuin."
"emang kenapa?" tanya Ochi.
"gini Chi. Ada cowo yang sampe sekarang tuh ngedeketin Devina. Dan setau gue, cowo itu emang bener-bener sayang dan cinta sama Devina." cerita Kiki.
Ochi mengerutkan dahinya.
"yaa terus kenapa?" tanyanya belum mengerti.
"yaa gue sekarang bingung. Apa gue harus tetap bertahan cinta sama Devina dan bersaing secara sehat sama Cowo itu, atau menyerah dan ngerelain Devina sama cowo itu? Menurut loe gimana Chi?" tanya Kiki minta pendapat.
Ochi mengangkat bahunya.
"ga tau deeh. Itu semua tergantung dari elo. Kalo menurut gue sih, kalo emang loe sayang sama Devina, ya loe perjuangin cinta loe itu. Tapi kalo emang loenya pengecut dan ga berani buat bersaing, yaa silahkan loe tinggalin Devina." saran Ochi.
Tau ga gimana perasaan Ochi saat ngomong ini ke Kiki? Campur aduk braaay!
Di satu sisi, ia senang karna Kiki punya niat untuk meninggalkan Devina, namun di sisi lain ia pun sakit hati menyarankan Kiki untuk tetep bertahan mencintai Devina.
Kiki manggut-manggut.
"gue sih sekarang malah rada takut. Takut kalo akhirnya gue harus patah hati karna Devina milih cowo itu. Tau laaaaah ga ngerti gue.."
Ochi hanya diam mendengar curhatan dari Kiki.
"aaah gue mau ke kantin dulu ya Chi, aus gue. Loe mau nitip ga?" tanya Kiki beranjak menuju kantin.
"gue nitip es jeruk aja deh." ujar Ochi.
Kiki pun mengangguk lalu pergi menuju kantin.


"Ki Ki. Loe takut ngerasain sakit hati karna kehilangan orang yang loe cintai, sedangkan gue? Gue udah kehilangan orang yang gue cintai, yaitu elo. Tapi gue ga takut Ki, karna gue ngerasa, ini rasa sakit yang paling indah. Rasa sakit yang gue rasain saat gue harus mencoba ikhlas dengan keputusan loe yang nyakitin gue, yaitu mencintai orang lain. Yaks, ikhlas itu indah. Dan gue bakal nyoba itu."



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




Sepulang kuliah, Hendra masih menunggui seseorang di kantin.
Yaaaa siapa lagi yang Hendra tunggu selain Cessa.
Si sela-sela kegiatan menunggunya itu, Hendra melihat Budi lewat di depannya.
"Budi!" panggil Hendra.
Budi menoleh, mengangkat tangannya lalu menghampiri Hendra.
"hey Hend. Nunggu siapa? Nungguin gue ya?" tanya Budi dengan muka polos-tanpa- dosa-tapi-pengen-ditimpuk itu. (bisa ngebayangin ga? Bisa ga? Kalo bisa, ya BAYANGIIIIINNN!!!)
"Yeeee Ge Er banget loe!" ujar Hendra sambil menoyor kepala Budi.
"gue nungguin Cessa nih. Tumben dia belom nongol." kata Hendra.
"oooo Cessa. Dia masih di kelas noh. Tau sendiri kan Cessa gimana." jawab Budi.
Hendra mengangguk-angguk.



"oiya Bud, Cessa ada cerita sesuatu ga sama loe waktu loe sama dia berangkat bareng itu?" tanya Hendra kepo.
Budi mengerutkan dahinya.
"yang manaaaa?"
"ituuuu yang kemareen pas gue sama si raksasa pirang itu ke rumahnya Cessa, kan loe yang akhirnya berangkat sama Cessa. Nah, cessa ngomong Ngomong sesuatu ga? Yaaaa apa keek gituu tentang gue atau Alwin." tanya Hendra dengan sedikit kepedean.
"mmfftttt.." Budi menahan tawanya saat melihat wajah Hendra yang -sangat-pengen-tauk nya itu.
Hendra merengut. "yeee loe mah malah di ketawain."
"wahahahaaaa asli loe ge er banget!! Mau banget ya loe diomongin sama Cessa? Wahahahaa kasiaaann.." Budi pun mem-pukpuk-an pundak Hendra yang kembali lesu.
"yaaah masa ga ada sama sekali sih Bud? Yakin loe?" tanya Hendra masih kekeuh.
"yeeee..." Budi menoyor kepala Hendra.
"beneran kali! Gue sama Cessa mah males banget ngomongin loe sama Alwin hahahaa.. Udah ah gue mau pulang. Loe selamat nungguin Cessa deh yaaa daaaa.." Budi pun segera pergi meninggalkan Hendra yang masih duduk-duduk cengo di bangku kantin.
"aah tapi gue yakin, Cessa pasti ngomongin gue hahahaa.."




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Tek tok tek tok..
Bunyi jam yang tergantung di dinding ruangan tunggu itu rasanya berbunyi lebih keras karna sepinya suasana.
"Mala mana sih? Pemotretannya lama banget." ujar Iras sambil melirik jam tangannya untuk ke sekian kalinya.
Yaks! Siang ini Iras memang janjian dengan Mala untuk makan bersama.



15 menit kemudian, sosok yang ditungguinya akhirnya muncul juga dari dalam ruangan pemotretan.
Tentu saja ditemani oleh si bodyguard ganteng, Agoy.
"haay Ras. Duhhh maaf yaa nunggu lama banget. Aku tadi ada pemotretan tambahan jadi agak lama maaf yaaa.." ujar Mala saat melihat Iras sedang duduk di sofa.
Iras langsung berdiri menyambut Mala Dengan senyumnya yang manis. (ciyeeeeh ciyeeeeh BAYANGIIIIINNNN!!)
"ga papa kok Mal. Aku juga nunggunya belom terlalu lama koooo.. Yuk langsung jalan aja gimana? Eeeeng, bertiga?" tanya Iras kemudian sambil menunjuk Agoy.
Mala dan Agoy saling berpandangan.
"iya kenapa kalo bertiga?" tanya Agoy menantang.
"waaahh mas, gue sama Mala temen dari dulu kok, jadi loe bisa percayain Mala ke gue okeeh." kata Iras sambil tersenyum.
Mala pun ikut berkata, "iya bang, aku sama Iras aja ga papa kok. Iras maaaah jagoan aku dari dulu, dia selalu ngelindungin aku, jadi aku pasti ga papa kok." sambung Mala.
Agoy awalnya menolak, namun Mala terus memberikan pengertian sehingga akhirnya Agoy pun menyerah. Ia pulang duluan menunggu di rumah Mala, sedangkan Mala dan Iras langsung pergi ke rumah makan yang mereka tuju.



"anjrit! Gue kok kaya nyesek gini yaa Mala pergi berdua sama Iras? Duhhh Tuhaaan, jangan bilang gue cemburu please please.." ujar Agoy di dalam mobil sambil memegangi dadanya yang terasa sesak melihat mobil Iras pergi berlalu meninggalkannya.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"Mal, kita mampir ke ATM dulu yah." ujar Iras kepada Mala saat mereka on the way rumah makan.
Mala mengangguk.
Iras pun menepikan mobilnya saat ada ATM di pinggir jalan.


Iras masuk ke tempat transaksi ATM, sementara Mala menunggu di dalam mobil.
DUK DUK!!
Tiba-tiba terlihat seseorang berpakaian serba hitam dengan topeng di wajahnya mengetuk kaca jendela mobil.
Mala sebenarnya sangat ketakutan melihat orang Berbadan tinggi besar itu, namun dengan kekuatan Bismillah ia membuka kaca jendelanya.
"iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Mala sopan namun sedikit gemetaran.


"AUW!!" Mala berteriak kesakitan.
Bagaimana tidak, tiba-tiba saja lelaki itu mengeluarkan pisau kecil dari balik jaket kulitnya dan menggores lengan atas Mala.
Disaat Mala berteriak itu, Iras menengok dan (Alhamdulillahnya) Iras mendengar teriakan Mala yang kesakitan dan segera keluar dari ruangan mesin ATM dengan panik.
"Malaa!!"
Lelaki itu segera kabur saat Iras keluar dari ruangan mesin ATM.
"Wooy banci jangan lari loe beraninya sama perempuan!!" teriak Iras sembari mengejar lelaki yang telah lari menghilang dibalik rimbunnya pepohonan di sekitar situ.
"Mala!" Iras teringat Mala dan langsung menghampiri Mala yang terluka di bagian lengan.


"mala! Kamu ga papa? Astagaaa itu lukanya! Aku bawa ke rumah Sakit ya supaya luka kamu bisa disembuhin!" ujar Iras sangat panik dan tergesa-gesa masuk ke dalam mobil.
"Ras Ras, mending kamu tenangin diri kamu dulu deh. Yang ada kalo kamu masih panik kaya gini kita bakal kecelakaan pas kamu bawa mobil." ujar Mala menenangkan Iras.
"ini gimana aku bisa tenang Mal kalo kamunya luka gitu? Aduuuh ku minta maaf banget Mal gara-gara aku ninggalin kamu di mobil sendirian. Aku nyesel banget Mal." ujar Iras dengan wajah penuh penyesalan dan hampir menitikkan air mata saking merasa bersalahnya.
Mala tersenyum. "aku ga papa kok Ras. Ini lukanya cuma luka luar ga sampe dalem. Diobatin Obat merah aja pasti udah kering kok." ujar Mala.
(wait deh! Ini siapa yang lukaaaa siapa yang di tenangin?? Kok terbalik gini? Hahahaa)
"tapi Mal itu nanti infeksi." kata Iras yang mulai menjalankan mobilnya perlahan.
"ga kook ga papa. Eeeng Ras, kita balik ke rumah aku aja ya. Ga papa kan kita makannya di rumah aja? Ga mungkin dong aku makan di restoran pake baju yang penuh darah kaya gini?" pinta Mala.
"iya iya Mal kita pulang ke rumah kamu kok. Maaf ya sekali lagi." Iras tak henti-hentinya merasa bersalah.
"iya gapapaaaa.."



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"aaah sial banget gue disuruh nunggu di rumah sementara mereka asik lunch bareng gggrrr!" gumam Agoy saat tiba di rumah Mala dan langsung duduk di sofa.
"duhh kenapa gue jadi ngedumel sendirian gini sih parah nih paraah.."
Agoy pun iseng meng-utak atik handphonenya.
"mending play lagu aja aaah daripada gue bete nungguin mereka huaaaammm.."
Agoy pun mem-play lagu Inikah Cinta by ME sembari dirinya imut menyanyikan lagu tersebut.


Saat ku jumpa dirinya
Di suatu suasana
Terasa getaran dalam dada

Ku coba mendekatinya
Ku tatap dirinya
Oh dia sungguh mempesona


Ingin daku menyapanya
Menyapa dirinya
Bercanda tawa dengan dirinya

Namun apa yang ku rasa
Aku tak kuasa
Aku tak tahu harus berkata apa


Inikah namanya cinta
Inikah cinta
Cinta pada jumpa pertama

Inikah rasanya cinta
Inikah cinta
Terasa bahagia saat jumpa
Dengan dirinya


Ku jumpa dia berikutnya
Suasana berbeda
Getaran itu masih ada

Aku dekati dirinya
Ku tatap wajahnya
Oh dia tetap mempesona


Ingin daku menyapanya
Menyapa dirinya
Bercanda tawa dengan dirinya

Namun apa yang ku rasa
Aku tak kuasa
Aku tak tahu harus berkata apa


Inikah namanya cinta
Inikah cinta
Cinta pada jumpa pertama
Inikah rasanya cinta
Inikah cinta
Terasa bahagia saat jumpa
Dengan dirinya


Rindu terasa
Dikala diri ini ingin jumpa
Ingin s’lalu bersama
Bersama dalam segala suasana


Inikah namanya cinta
Inikah cinta
Cinta pada jumpa pertama
Inikah rasanya cinta
Inikah cinta
Terasa bahagia saat jumpa
Dengan dirinya


Inikah namanya cinta
Inikah cinta
Cinta pada jumpa pertama
Inikah rasanya cinta
Inikah cinta
Terasa bahagia saat jumpa
Dengan dirinya
(Inikah Cinta-M.E)


saat mendengarkan lagu tersebut, entah mengapa Agoy tersenyum-senyum sendiri sambil membayangkan dirinya menyanyikan lagu itu di depan Mala.
Mala? Yaks Mala. Rasanya Agoy telah jatuh cinta kepada Cover Girl cantik itu.
Agoy bukan jatuh cinta pada fisik Mala, namun pada attitude dan sifat Mala yang sangat lembut dan sederhana.


TIINN TIINN!! (anggep ini bunyi klakson okey! *masih ga bisa niruin bunyi klakson mobil -___- )
Terdengar bunyi klakson keras dari luar rumah.
" "siapa sih tuh?" tanya Agoy sembari melihat ke luar.
"looh looh, itu kan mobil Iras? Kok cepet banget mereka baliknya?"


Kemudian dari dalam mobil Iras dan Mala keluar, dengan kondisi tangan kanan Mala yang berceceran darah segar.
Agoy yang melihatnya langsung panik dan meloncat keluar.
"Mala!!"
"Mala kamu kenapa? Ini kenapa berdarah??! " tanya Agoy beruntun sambil memegangi tangan Mala.
Wajah Agoy sangat cemas dan panik, sementara Iraspun masih menampakkan wajah yang sangat merasa bersalah telah lengah menjaga Mala.
"ini kenapa Ras!!?? Mala Kenapaaaa??" tanya Agoy sambil bergegas mengambil kotak P3K untuk mengobati luka Mala.
"aku ga papa kok baaang ga usah segitunya ah. Cuma tadi ada jambret iseng trus dia mau ngejambret tas akuu, ga aku kasih jadinya dia ngebaret tangan aku." ujar Mala sedikit berbohong. Ia tak mau melihat Agoy makin panik.
"kamu yakin Mal? Ga ga. Aku rasa ini ulah si meneror itu! Dia udah kelewatan banget!" ujar Agoy.
"loe juga Ras! Kenapa loe ga bisa jagain Mala sih hah??!! Kemana aja loe!?" bentak Agoy pada Iras yang terduduk lemas di kursi.
"Bang udah dong! Aku ga papa kok! Ini bukan salah Iras atau salah siapa-siapa! Tadi tuh Iras lagi ngambil uang di ATM pas aku disabet piso gini!" teriak Mala tak tahan melihat Agoy menyalahkan Iras.
Agoy terdiam.


"maafin gue Goy. Gue emang tadi kurang ngejagain Mala karna gue pikir si pelaku ga mungkin ngikutin kita. Ternyata, Ya Allah.." Iras kembali menyesali kejadian tadi.
Mala beranjak dari kursinya, Menghampiri Iras.
"ini bukan salah kamu kok Ras. Lagian ini cuma kebaret doang, ga terlalu sakit kok. Cuma tadi pas darahnya keluar emang masih perih, sekarang kan udah dibalut perban sama bang Agoy, jadi udah ga sakit lagi. Udah ya, ga usah merasa bersalah mulu." ujar Mala sambil tersenyum.
"hhhuufft. Yaudah Ras, gue minta maaf udah marahin loe tadi. Eeeeng, jadi kalian belom makan siang nih?" tanya Agoy.
Iras dan Mala serentak menggeleng. "belom."
"yaudah, gue masakin yah. Kita makan betiga bareng okeeh."




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




"Mil, gimana menurut loe tempat karaokeannya? Asik kan? Yaudah disiniii loe bisa sepuasnya nyanyi, ungkapin semua kekeselan loe selama ini okeeeeh." ujar Devina pada Mila saat mereka berada di tempat karaoke.
Yaks! Devina sengaja mengajak Mila ke tempat ini agar Mila bisa sedikit menghibur dirinya yang baruuu saja putus dengan Nicky.
Sebenarnya, Devina kurang menyetujui keputusan Mila memutuskan hubungannya dengan Nicky, karna Devina merasa Mila sudah sangat cocok dengan Nicky.


"gue mau nyanyi lagu ini aja deh." ujar Mila sambil mengklik lagu Karena Ku Sanggup by Agnes Monica itu.
"Mil? Loe yakin? Yang ada loe bakalan galau loh!" tanya Devina.
"udah diem aja deh."
Mila pun mulai menyanyikan lagu tersebut, walau tidak dengan suara yang merdu dan terkesan galak.


Biar aku sentuhmu
Brikanku rasa itu
Pelukmu yang dulu pernah buatku

Ku tak bisa paksamu
Tuk tinggal disisiku
Walau kau yang selalu sakiti aku dengan perbuatanmu
Namun sudah kau pergilah
Jangan kau sesali


Karna ku sanggup walau ku tak mau
Berdiri sendiri tanpamu
Ku mau kau tak usah ragu tinggalkan aku
Kalau memang harus begitu


Tak yakin ku kan mampu
Hapus rasa sakitku
Ku slalu perjuangkan cinta kita
Namun apa salahku
Hingga ku tak layak dapatkan kesungguhanmu


Karna ku sanggup walau ku tak mau
Berdiri sendiri tanpamu
Ku mau kau tau usah ragu tinggalkan aku
Oooh kalau memang harus begitu


Oooh!
baby now that you're gone
now leave me alone
broken heart, tear me apart
I don't need your mercy
I ain't your lady in this melody
did you hear it?
Let shout it again
take me back to refrain


Karna ku sanggup walau ku tak mau
Berdiri sendiri tanpamu
Aku mau kau tau usah ragu tinggalkan aku
Oooh kalau memang harus begitu

Tak perlu kau buat aku mengerti
Tersenyumlah karna ku sanggup
(Agnes Monica-Karna Ku sanggup)


JLEB!
akhirnya lagu Agnes Monica yang habis dibawakan ini sukses membuat Mila kembali menangis tersedu.
"yaaah yaaah tuhkaaaan jadi nangiss. Kan gue udah bilang tadiii jangan milih lagu ituuuu.. Sini sinii gue peluk." ujar Devina sambil merentangkan tangan hendak memeluk Mila.
Mila pun langsung menenggelamkan tangisnya di pelukan sepupunya tersayang itu.
"gue benciii sama Nicky gue benciiiiii!" ujar Mila sambil terisak.
"sabaaar sabaaar.. Gue yakin kooo loe bakal dapetin pengganti yang lebiiiihhh baik daripada Nicky." kata Devina menenangkan Mila.
"aaaaa gue ga mauuuuu. Gue maunya Nicky. Gue maunya Nicky yang duluuu, yang cuma care sama gue, bukan sama orang laeeeen huhuhuuu.." tangisnya lagi.
"iyaaaa iyaaa sabar yaaaa Mila sayaaang. Semoga Nicky bisa sadar kalo perbuatannya itu salah. Gue yakin kooo Nicky bakal sadar, seara gue tau banget kalo Nicky tuh sayang banget sama loe." kata Devina lagi sambil memeluk Mila.
Mila pun melanjutkan tangisnya sampai berjam-jam, sementara Devina setia menunggui Mila sampai ia puas menangis agar bisa menenangkan beban di hatinya.
Yaks! Menangis bisa membuat tenang hati yang sedang terbebani dengan masalah.
Menenangkan yaaa, bukan menyelesaikan.
Jadi jika anda galau, menangislah~




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Okey. Malam ini mungkin adalah malam terlagau (lagau, setingkat diatas galau-Indra Widjaya) yang pernah dirasakan Nicky.
Ia benar-benar merasa kesepian setelah ditinggal oleh orang yang ia sayangi, Mila.
Walau sifat Mila yang tergolong manja dan egois, namun entah mengapa Nicky sangat menyayanginya.
"Mil, andai kamu tau kalo aku sangat kehilangan kamu, mungkin kamu ga akan ninggalin aku kaya gini. Aku cinta sama kamu Mil!" ujar Nicky di kamarnya, sendirian.

Nicky mencoba menghubungi ponsel Mila, namun tak diangkatnya.
"Milaaaaa angkat doooong! Gue khawatir banget sama loeeee.." gumam Nicky.
Nicky pun akhirnya menghubungi ponsel Koko Lee dengan berbagai pertimbangan.
"biarin aja lah gue bakal dimarahin lagi sama Koko Lee, gue cuma pengen tau kabar dari Mila ini."


"halo." kata Koko Lee di seberang sana.
"eeeng halo ko. Ini Nicky. Eeeng Mila ada ga ko?" tanya Nicky dengan sedikit gugup.
"ngapain loe nyariin Mila?" tanya Lee jutek.
"plis Ko, gue kangen banget sama Mila." pinta Nicky.
"gausah ngomong sama Mila lagi. Dia ga mau ngomong sama loe." ujar Lee ketus.
"huuufftt. Okelah Ko kalo Koko emang ga ngijinin gue ngomong sama Mila, tapi gue mohon, jagain Mila ya Ko." pinta Nicky akhirnya.
"yeeeee koplak! Tanpa loe minta juga gue bakak jagain Mila lah. Dia kan ade gue." seru Lee.
"eeh iya juga ya Ko hehehe. Yaudah deh Ko, Nicky udah tenang sekarang. Makasih ya Ko." Nicky pun menutup saluran teleponnya.
"semoga nantinya Koko Lee bisa ngijinin gue deket sama Mila lagi. Dan semoga Tuhan mau mendekatkan gue sama Mila lagi. Amin!"




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Paginya, saat Devina hendak berangkat menuju kampusnya, tiba-tiba.
"Devina." panggil seseorang dari luar pagar rumah Devina Yang ternyata adalah,
"Ochi??"
Devina langsung turun dari mobil dan menghampiri Ochi yang masih duduk di atas sepeda fixie nya.
"hay Chi. Tumben pagi-pagi ke rumah. Eeh emang tau dari mana rumah aku?" tanya Devina sambil tersenyum.
"ga usah banyak basa-basi deh ya guenya. Gue tau rumah loe dari Kiki. Dan gue kesini cuma pengen nanya satu hal sama loe." Ochi pun turun dari sepedanya.
"apa sih Chi? Kayanya serius banget." ujar Devina.


"ehem Dev. Gue cuma mau negasin perasaan loe sekarang ke Kiki. Loe cinta ga sih sama Kiki hah??!" tanya Ochi.
Kali ini ia memasang wajah serius dan penuh tanya.
"huuufftt, aku udah yakin, pasti hal ini yang pengen kamu tanyain. Kenapa sih Chi? Sebenernya apa urusan kamu sama hubungan aku dan Kiki?" tanya Devina balik. Sepertinya Devina sudah jengah ditanyai terus tentang perasaannya terhadap Kiki.
"urusan gue?? Banyak Dev! Kiki itu sahabat gue, dan gue pengen yang terbaik untuk dia. Gue ga mau kalo nantinya dia bakal dapetin cewe yang ga tegas sama perasaannya sendiri, yang akhirnya cuma bikin Kiki sakit hati!" ujar Ochi sedikit emosi.
"oooh jadi loe nuduh gue bakal bikin sakit hati Kiki, gitu? Loe tenang aja lah Chi, Kiki tuh udah gede., ga perlu loe atur-atur dia, apalagi soal sensitif kaya gini. Secara ga langsung, loe udah ngekang Kiki buat suka sama siapa aja, padahal loe cuma sahabatnya kan? Please deh Chi, dont act like child!" Devina pun ikut emosi karna urusan pribadinya di-ikut campuri oleh Ochi.


"eeh Dev! Loe tau kenapa gue kaya Gini ke Kiki? Gue tuh......." belum selesai Ochi berbicara, tiba-tiba..
"Ochi! Devina!" potong seseorang dari seberang jalan.
"Kiki?!!" Ujar Devina dan Ochi serentak.




*To Be Continued*


Hayooooo yakin deeeh abis ini pada ngamuk semua gara-gara di -To Be Continued-kan di lart yang lagi seru hahahaaa asiiiikk!

Udaaaah, kalo mauk tau kelanjutannya kaya gimana, tetep tungguin chapter berikutnya yaaaaa..

Terimakasiiiih yang udah mau setia nungguin dan baca serta ngasih komentar, kalian semangatku! xo ♥


Tidak ada komentar:

Posting Komentar