Rabu, 19 Juni 2013

Terbaik Untuk Sahabat #CerpenQuote

Tittle: Terbaik Untuk Sahabat
Length: One Shoot
Author: @XOwners_Quote




#CerpenQuote for @VhivyD



♡Terbaik untuk Sahabat♡

Ditaman ini, taman yang biasa aku datangi dengan Berliana. Sahabatku. Namun, taman ini seketika sepi saat aku sudah tidak bersama sahabatku lagi. Entah mengapa, padahal suasana taman sangat ramai.
Aku memasuki taman hingga kedalam. Disana, tersedia sebuah jembatan yang terhubung hingga sampai disaung. Saung itu, tempat aku sama Berliana berbagi cerita.
Saung yang sederhana, tapi... membuat kita nyaman berada disana berlama-lama. Tidak besar, namun nyaman. Awalnya tidak ada saung disini. Tapi... ini semua ide aku sama Berliana yang kemudian membuat saung disini.
Kadang, aku sama Berliana suka duduk dijembatan sambil bermain disungai berair jernih. Airnya dingin. Dan sangat segar saat kita mencuci muka disana.
Sekarang... atau mungkin besok, aku tidak tau kapan Berliana akan disini lagi sama aku. Kesalahan yang aku buat dulu, membuat aku pesimis kalau Berliana masih bisa bertahan dengan hidupnya atau enggak. Kesalahan yang dulu, menjadi pelajaran terbesar aku.

****

"Ber, gimana menurut kamu kalau aku cari cowok?" Tanya Vhivi polos.
"Uhukkk... uhuuukkk... Vhi. Kamu gak lagi sakit kan Vhi?" Tanya Berliana sambil mengecek suhu badan Vhivy.
"Gak lah... kan kamu yang bilang aku suruh cari cowok biar gak galau mulu. Nah sekarang deh waktunya. Abis kamu jalan mulu sama Bobby kalo satnite. Aku kan disini kesepian." Jawab Vhivy yang seperti curhat.
"Hahahaha... iya, Vhy. Iyaaa.. aku setuju aja kok. Asal cari cowok yang bener aja. But, kamu mau cari cowok dimana? Setiap cowok yang nembak kamu aja kamu tolak mentah-mentah. Hahahaha" Ledek Berliana tertawa puas.
"Ih... makanya, mulai sekarang aku mau buka hati gitu. Tapi, jangan bilang-bilang. Aku cuma mau liat man cowok yang bener-bener tulus sama aku."
"Hmmm... Kiki! Iya, Kiki! Kiki tulus banget sama kamu Vhy. Kenapa kamu sia-siain dia sih?" Tanya Berliana geregetan.
"Hmmm..." Gumam Vhivy sambil mengangkat kedua bahunya pasrah.

*****

"Vhi, serius lo dandan kayak gini?" Tanya Berliana yang meragukan ide gila Vhivy. Bagaimama tidak gila, saat itu Vhivy menggunakan baju kemeja panjang berwarna putih dan dipasangkan dengan sepasang rok panjang berwarna biru. Rambut Vhivy pun dikuncir dua disamping dan dikempang. Ditambah lagi, Vhivy menggunakan kacamata besar, seperti kacamata 'Betty lufayatun' gak jauh beda.
"Serius doong. Terkenal seperti Vhivy kan? Pasti mereka keget deh ngeliat Vhivy versi baru. Tapi... gue janji Ber, setelah dapet cowok, gue ngerubah penaampilan lagi deh." Ungkap yakin Vhivy.
"Up to you lah. Yaudah, sekarang berangkat ke kampus yuk telat!"
Vhivy memang terkenal sebagai mahasiswi yang paling cantik dikampus. Berkulit putih, tinggi, langsing, rambutnya yang indah, matanya yang bulat dan hitam, hidungnya mancung, kaya. Dan yang lain. Itu yang membuat nilai plus, mengapa Vhivy banyak ditembak oleh cowok. Namun kenapa Vhivy suka galau... selama Vhivy dekat sama cowok, si cowok hanya bisa menerima kelebihan Vhivy, dan gak bisa menerima kekurangan Vhivy.

*****

Dan benar saja, pertama kali Vhivy dan Berliana masuk ke kampus, mereka menjadi tontonan banyak anak-anak disana. Mata mereka hanya tertuju pada Vhivy. Yap, mereka masih mengenali Vhivy. Tapi, mereka tidak tau mengapa Vhivy bisa seperti itu. Bahkan, pakaian Vhivy pun tidak nyambung.

"Itu Vhivy kan? Serius? Devina Arimbi kan? Bokapnya donatur terbesar dikampus ini?"
"Eh? Itu Vhivy... gila! Jelek banget dia. Untung gua dulu gak diterima jadi pacarnya, kalau iya. Buset gue malu tuh ngeliat dia gini."
"Idiiihh... amit-amit ngeliat Vhivy gitu. Berliana mau aja sahabatan kayak dia yah. Hahaha"
"Vhivy kesambet setan tuh..."

Yaa, kurang lebih itulah celotehan dari anak-anak kampus melihat penampilan Vhivy saat ini. Mereka membicarakan Vhivy dibelakang.
"Vhi, gue yakin lo bentar lagi jadi Trending di Kampus." Bisik Berliana.

****

Sampai diruangan, Vhivy dan Berliana duduk sambil asyik dengan aktivitas mereka masing-masing. Vhivy yang asyik membaca buku, dan Berliana? Asyik dengan Bobby, kekasihnya.
"Hey Vhivy..." Sapa seorang lelaki datang menghampiri Vhivy.
"Hay Kiki." Sapa balik Vhivy mengetahui lelaki itu adalah Kiki.
"Nih, seperti biasa aku bawa sarapan buat kamu. Mau?" Tanya Kiki.
"Mauuu... makasih. Yuk, makan bareng." Ajak Vhivy.
Melihat sifat Vhivy berubah, Kiki hanya senyum-senyum sendiri. Karena selama ini, Vhivy selalu jual mahal padanya.
"Oh iya, Vhi. Itu kamu kok tampil gak biasa sih? Ada apa?" Tanya Kiki.
"Ehmmm... enggak kok. Lagi asyik gini aja." Jawab Vhivy.
"Vhivy tetep cantik kok." Ujar Kiki tersenyum tulus kearah Vhivy.

****

"Liat sendiri kan Vhi, Kiki gimana? Kenapa gak sama Kiki aja sih? Udah tau Kiki ganteng. Baik. Senyumnya menawan. Nih ya, kalau Bobby gak nembak gua pertama kali, mungkin gua akan sama Kiki."
"Serius lo?" Tanya Vhivy iseng.
"Emm, enggak sih. Hahahaha."
"Kita liat Jam disana yuk." Ajak Vhivy.
Saat sepulang kampus, Vhivy dan Berlian pun langsung pergi ke Mall.
"Emm, Vhi. Aku mau liat-liat Boneka disana dulu ya. Bentar." Pamit Berliana.
"Yaudah, aku disini ya."

Saat Vhivy dan Berliana memisahkan diri, Vhivy asyik dengan melihat-lihat ke toko jam. Kemudian, matanya tertuju pada sebuah jam yang sangat menarik dihatinya. Tanpa basa-basi, Vhivy pun langsung mengambil Jam tersebut dan lalu membayarnya dikasir.
"Ini mbak."
"Harganya lima ratusribu mbak."
"Oke, bentar mbak." Ujar Vhivy sambil merogoh-rogoh tasnya untuk menngambil dompet.
"Shitttt... dompet gua diBerber...." paniknya saat mengetahui dompetnya ada di Berliana. "Mbak, boleh izin bentar gak mbak, dompet saya ketinggalan?"
"Maaf mbak, gak bisa."
"Yaahh mbak. Terus gimana dong?"
Penjaga toko tersebut hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Lelaki yang dari tadi dibelakang Vhivy tiba-tiba menyelak barisan.
"Mbak... digabungin aja ya, sama punya dia." Ujar lelaki itu sambil menunjuk kearah Vhivy. Vhivy yang melihat lelaki itu menunjuk kearahnya hanya kaget.

Setelah penjaga kasir itu membungkus jam milik Vhivy, kemudian lelaki itu memberikan bungkusan Jam itu kepada Vhivy sambil berkata. "Makanya, lain kali cek dulu dompetnya." Ujar lelaki itu yang kemudian pergi.
"Eeh... tunggu, makasih ya. Makasih banget loh." Ucap Vhivy berterimakasih kepada lelaki itu sambil mengejar lelaki itu dari belakang. Mendadak lelaki itu berhenti dan membuat Vhivy menabrak tubuh tinggi lelaki itu.
"Aduuuhhh."
"Makanya, jalan tuh liat-liat." Ujar lelaki tersebut sambil berbalik arah ke Vhivy.
"Hmm... hehehe namanya siapa?" Tanya Vhivy.
"Alwin. Nama lo?" Tanya balik lelaki itu yang ternyata bernama Alwin.
"Emm, gue Vhivy." Kata Vhivy sambil tersenyum malu.
"Kuliah?" Tanya Alwin sambil jalan beriringan bersama Vhivy.
"Iya. Kamu?" Tanya balik Vhivy.
"Udah kerja. Diperusahaan bokap. Hahaha... jurusan apa?"
"Akutansi."
"Mampus... gue lupa. Ada meeting. Gue duluan ya. Oiya ini, kaartu nama gue. Kalau mau telfon atau sms, ada nomernya disitu. Biar lebih deket aja gitu." Ujar Alwin terburu-buru sambil mengeluarkan kartu nama yang berada didompetnya tersebut.
"Mmm, oke. Sekali lagi makasih ya."
Alwin hanya tersenyum simpul kemudian langsung pergi terburu-buru.

Disisi lain, saat itu Berliana kebingungan mencari keberadaan Vhivy.
"Duuuh, kebiasaan itu anak. Ngilang terus." Dumel Berliana tengok kanan-kiri untuk mencari keberadaan Vhivy.

"Heyyy Beph... lama ya? Maaf ya, aku tadi abis beli ini."
"Itu apaan Beph?"
"Ini jam tangan terbaru buat kamu. Nih."
"Makasih beph..."
Cuuuupppp!

"Itukan Siska? Yaampuuun... udah dapet cowok baru aja. Pake ciuman segala lagi. Ck." Gumam Berliana melihat teman Melihat teman kampusnya berciuman dengan seorang lelaki.
"Dasaarrr Vhivyyy... malah enak nangkring disana lagi." Dumel Berliana saat melihat Vhivy sudah duduk manis disebuah restoran sambil meminum Ice krim.

*****

"Iya Ber, ini nih... gue dibeliin jam ini sama cowok itu. Namanya Alwin. Yaammppuuun. Gapapa deh Ber, dompet gue ketinggalan mulu dielo, dan biar cowok itu beliin gue lagi. Hahahaha." Cerita Vhivy panjang lebar.
"Idiiihhh... matre."
"Sialaannn... gak lah, gue kan cuma mau deket sama cowok itu aja. Alwin. Al to the win. Hahahha."
"Dia gak malu Vhy ngeliat dandanan elo kayak gini?" Tanya Berliana.
"Enggak lah. Makanya gue takjub. Cowok pertama kali gue temuin, baik banget. Mungkin gue jatuh cinta pada pandangan pertama kali ya? Hahahaha." Jawab Vhivy sambil senyum-senyum sendiri.
"Whatever lah! Gue ngantuk mau tidur. Lo mau tidur dikamar gue atau dikamar lo? Kalau mau tidur dikamar lo, pintu kamar gue ditutup ya Vhi." Ujar Berliana panjang lebar.
"Enggak. Gue mau disini... Boboooooo..."

****

3 minggu lebih, kini Vhivy dan Alwin semakin dekat. Mereka selalu bersama. Dari Vhivy mau berangkat kamus, sampai Vhivy pulang kampus selalu bersama Alwin. Dan, dandanan Vhivy juga sudah tidak menjadi cupu lagi. Sudah seperti biasa. Memang, kedekatan Vhivy dan Alwin itu tidak diketahui oleh siapapun, terkecuali Berliana. Itu pun, Berliana masih belum tau wujud Alwin seperti apa.
Malam itu, rencananya Vhivy dan Alwin akan satnite bersama. Malam itu, Vhivy dan juga Berliana sudah sama-sama cantik. Karena, Berliana juga akan pergi dengan Bobby. Sedangkan Vhivy ingin pergi dengan Alwin.
"Vhi... itu Bobby udah jemput. Gue duluan. Byeee..." Pamit Berliana.
"Hati-hati Ber."
"Hmmm... Alwin lama banget sih." Gumam Vhivy sambil melihat kearah jam dinding yang sudah menunjukan tepat pukul 7 sore.

Sudah 2 jam Vhivy menunggu kedangan Alwin, namun sampai sekarang juga belum datang. Sungguh perasaan Vhivy sangat kesal. Karena baru kali ini Alwin ingkar janji. Kenapa Alwin tidak kasih kabar kalau dia membatalkan janjinya?
"BENCIIIIIII" Teriak Vhivy kencang.

Tok.tok.tok.

"Siapa lagi sih itu..." Kesel Vhivy sambil melangkahkan kakinya dengan malas kearah pintu.
Saat Vhivy membuka pintu, betapa kagetnya saat dia melihat banyak balon yang berada didepan pintu. Banyak, hingga menutupi jalan. Vhivy bingung dengan ini semua. "Siapa sih disana? Woooyyy!" Teriak Vhivy berusaha menyingkirkan balon itu dihadapan Vhivy.
Deg!
Seseorang memegang punggung Vhivy dari belakang. Vhivy pun langsung menoleh kebelakang. Dilihatnya, seorang lelaki yang membawa boneka hati bertulisan 'Love Vhivy' dan menganggkat boneka itu menutupi wajah lelaki itu.
"Siapa sih?" Tanya Vhivy dengan penasaran. Sungguh, degdegan yang Vhivy alamin saat mengetahui ada lelaki dibelakangnya.
"Alwin?" Tanya Vhivy berusaha menebak sosok lelaki itu. Perlahan, lelaki itu menurunkan boneka itu dari wajahnya. Daannnn...
"Love yoy Vhivyyyyyy..." Setelah lelaki itu membuka identitasnya, Vhivy langsung memeluk erat lelaki itu. Terharu, itu yang Vhivy rasakan.
"Alwin Reseeee... aku kira kamu gak jadi dan batalin jalannya. Iihhh... reseee." Marah Vhivy sambil memukul-muul punggung Alwin. Yaps, lelaki itu adalah Alwin.
"Maaf Vhy. Ini semua kejutan buat kamu." Alwin pun melepaskan pelukan Vhivy dan kemudian memegang bahu Vhivy dengan lembut. Alwin menatap kedua mata Vhivy dengan tulus. "I Love You Vhi. Mau kamu jadi pacar aku?" Tanya Alwin.
Vhivy tersenyum, Vhivy menangis terharu. Tak sanggup lagi Vhivy mengungkapkan kata-kata, dengan cepat, Vhivy pun menganggukan kepalanya.

******

Hari berganti dengan cepat. Sudah 2 bulan terlewati. Hubungan Vhivy dan Alwin tidak berubah sama sekali. Mereka bahkan semakin dekat. Dakat dan dekat.
"Rese lo Vhi... udah 2bulan, lo gak kasih tau gue Alwin yang mana. Resee.." Ambek Berliana.
"Bukannya gak mau dikasih tau sih Ber. Tapi... pas mau ketemu, ada halangan mulu. Nanti, malem deh aku udah ajakin Alwin buat Double date. Aku sama dia. Kamu sama Bobby. Mau kan?" Tanya Vhivy.
"Serius lohhh... gue tuh harus menyelidiki pacar sahabat gue tauuu. Gue mau tau. Siapa dia. Yakin kah dia untuk tidak menyakiti sahabat gue? Asyiiikk.. hahahaha."
"Beber lebay dehhh..."
"Ber, bentar ya. Aku mau ketoilet dulu. Kamu dikantin aja tetep. Jangan kemana-mana loh."
"Iyaaa. Dah sono."


"Aweee... seminggu lagi skripsi aku udah selesai. Kapan kamu mau nikahin aku? Aku gak sabar tau. Udah 2 tahun pacaran. Masa kamu gak kasih penjelasan yang pasti sih? Kamu gak sayang apa sama aku?"
"Iyaa beppph... aku sayang sama kamu, aku akan kenalin kamu sama orang tua aku kalau kamu bener-bener udah jadi sarjanah. Okey"

"Hahahaha awet banget Siska sama cowok itu. Dasaaar. Bukan anak kampus ini, bisa aja berkeliaran disini." Gumam Berliana melihat Siska temannya berpacaran dikampus.
Tiba-tiba, HP Berliana pun berbunyi. Bunyi panggilan masuk dari Vhivy.
"Halo Vhi? Kenapa?"
"Ber, ke toilet dooong, tolongin. Gue kekonci nih."
"Bwahahahahaha. Lo kenapa bisa kekonci sih! Iya iya bentar. Hahahahaha."

*****

Malam pun datang, saat itu Berliana dan juga Vhivy sudah siap untuk dijemput oleh pangeranny masing-masing.
"Hay Bobbyyyyy!!!" Sapa Berliana saat melihat Bobby sudah datang.
"Ciee, udah dateng. Tunggu Alwin ya. Katanya dia lagi dijalan." Ujar Vhivy.
"Iya Vhi, santai. Bentar ya, aku bikin minum." Pamit Berliana sambil kedapur untuk mengambil minum.

Tak lama Berliana masuk kedapur, Alwin pun datang. Dengan heboh. Vhivy berteriak-teriak Berliana yang sedang didapur.
"Beberrrrr... Alwin dateng nih! Cepetaaannn... bawain minumm buat Alwin juga yahhhh!" Teriak Vhivy Heboh.
"Iyaaa bentaarrrr!" Balas Berliana juga berteriak.

"Haddoooh Vhi, gak usah repot-repot kali." Ujar Alwin kini duduk disamping Bobby.
"Udah, biarin sekalian kok Win."

"Akkuu dataaaaannggg..." Teriak Berliana dari dapur sambil membawa nampan berisikan 4 minuman.
Prrraaaakkkkkk!
Berliana pun menjatuhkan nampan yang dia pegang. Semua pun panik, apalagi Bobby. Dengan sigap, Bobby menghampiri Berliana yang berdiri mematung. Dan kemudian Bobby menuntun Berliana untuk duduk. Mata Berliana masih tertuju kepada Alwin. Entah tatapan apa, yang jelas, Benci, kesal, marah, dan lain-lain.
"Ber? Kamu sakit? Kamu gak apa-apa kan?" Tanya panik Vhivy.
"Sayang... kalau kamu sakit, kita batalin aja yah. Aku akan jagain kamu disini kok." Ujar perhatian Bobby. Berliana hanya menganggukan kepalanya. "Aku sakit Bob. Aku gak jadi Pergi!" Ujar Berliana dengan nada ketus.
"Yah Ber. Kalau gitu, cepet sembuh ya. Emm,, win. Aku jagain Berliana boleh?" Tanya Vhivy.
"Yaah beph, aku udah boking tempat. Kalau mereka gak dateng sih gak apa-apa, kalau kita? Kita harus dateng."
"Tapi beph.."
"Udah Vhy. Aku ada Bobby. Dia akan jagain aku kok."
"Iya deh. Jagain Berliana baik-baik Bob." Pesan Vhivy. Dan Bobby hanya menganggukan kepalanya.

Setelah Vhivy dan Alwin pergi, Bobby menggendong Berliana menuju kamar, dan kemudian menggeletaknnya diatas kasur.
"Aku tau Sayang kamu gak sakit. Kamu kenapa sih?" Tanya Bobby yang mengetahui Berliana sedang menutypi sesuatu.
"Bob... itu, Alwin. Alwin ternyata pacarnya Siska Bob. Seriusss... aku ngeliat jelas dengan mata kepala aku sendiri. Aku juga pernah ngeliat mereka ciuman. Jadi? Selama ini, Vhivy cuma jadi simpenan Bob? Yaammpppuunnn..." Cerita Berliana panjang lebar.
"Ber. Kamu tenang Ber. Aku juga pernah ngeliat Alwin jalan kok sama Siska. Okeh, kita besok bilang baik-baik sama Vhivy yah." "Bukan kita, tapi aku. Antara sahabat Bob. Kamu ngerti ya." Pinta Berliana menggenggam tangan Bobby. Bobby tersenyum mengangguk kemudian mengecup kening Berliana tulus. "Aku tidur disofa ya. Kamu tidur loh."


Sekitar Pukul 10 malam, Vhivy pulang kerumah. Dia pun langsung menghampiri Berliana dikamar. Bobby yang melihat Vhivy datang, dan dia langsung keluar. Dan mengetahui Vhiy datang, Berliana bercerita yang sebenarnya apa yang sudah terjadi.

"Engga Ber! Kamu salah orang! Gak mungkin Alwin ngehianatin aku." Marah Vhivy. Saat itu, Berliana sudah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Vhivy. Namun, Vhivy masih saja tidak percaya.
"Vhy... kita sahabat sejak kaapan sih? Kamu percaya dong sama aku. Sahabat kamu siapa? ALWIN ATAU BERLIANA!" Marah Beliana. "Aku gak setuju kamu sama Alwin Vhi. Putusin dia! Sebelum kamu kecewa." Lanjutnya
"Ber! Selama 2 bulan aku sama Alwin pacaran, gak pernah ada masalah kok. Yang ada masalah tuh kita! Kita Ber! Itu semua karena kamu!" Bentak Vhivy.
"Terserah kamu deh Vhi! Aku mau tidur! Udah malem. Ngantuk." Pasrah Berliana sambil menutup wajahnya dengan selimut.

Bobby yang mendengar percakapan antara Vhivy dan Berliana dari luar rumah hanya sedih. Hatinya terasa hancur mendengar mereka bertengkar. Terlebih lagi, mengetahui kalau Vhivy lebih percaya dengan Alwin dibanding Berliana.

****

Esok pagi pun datang. Seperti biasa, Vhivy verangkat kampus selalu dijemput oleh Alwin. Dan saat itu, Berliana melihat Alwin dari atas balkon kamarnya dengan Tatapan sinis. "Suatu saat nanti, Vhivy akan tau Win!" Gumam Berliana yakin.

*****

Di Taman, saat itu Vhivy dan Alwin sedang bersama. Memang saat itu, Vhivy mengajak ketaman tempat favoritenya dengan Berliana. Mereka pun duduk disaung bersama.
"Win, Berliana cerita sama aku, kalau kamu punya pacar selain aku. Bener Win?" Tanya Vhivy to the point.
"Loh? Kenapa Berliana bisa bilang itu? Selama ini aku kan sama kamu terus? iya kan?" Tanya balik Alwin.
"Iya, makanya itu. Aku gak percaya sama dia. Aku cuma percaya sama kamu kok." Gumam Vhivy memeluk tubuh Alwin.
"Vhy, aku beliin kamu ice krim dulu ya. Bentar aja." Pamit Alwin langsung pergi.
"Iya, cepet yah."


Saat itu, langkah Alwin tidak menuju kearah tukang ice kirm, melainkan menghampiri seorang wanita yang sedang duduk sendiri ditaman, kemudian Alwin menyekap mulut wanita itu dan membawanya kesebuah rumah kosong yang tak jauh dari taman.

"Hey Ber-li-ana cantik... sayangnya Bobby." Ujar Alwin sambil menampakan diri didepan wanita yang disekap, ternyata Berliana.
"Apa lo Win? Ngaku lo sama Vhivy tentang hubungan gelap lo sama siska! Atau enggak gue akan jelasin iitu semua sam Vhivy!" Marah Berliana saat dia mengetahui Alwin yang menyekap dirinya.
"Gak segampang itu Ber, Vhivy percaya sama gue. Bukan elo! Ngerti?"
Alwin pun segera mengeluarkan sebuah pisau dari saku jaketnya dan mengrahkan kewajah Berliana.
"Cewek gue gak cuma satu. Dua, tiga, atau lima sekali pun. Bahkan banyak. Lo kalau mau selamat dari pisau ini. Jangan Pernah lo macem-macem sama gue. Kalau engaaakkk... ini pisau tajam akan ngebunun elo!" Ancam Alwin sambil berbicara ditelinga Berliana.
"Udaahhh... itu aja sih yang gue mau bilang. Ada salam peringatan nih dari pisaau."
Srreeeeetttt!
Alwin pun langsung menggoreskan pisau itu ke lengan tangn kanan Berliana. Dan Alwin pun langsung pergi meninggalkan Berlianan sedang berdarah karena ulahnya.
"Aaaawww... sialan lo Win. Gue gak akan tinggal diam." Rintih Berliana kesakitan. Untungnya, Alwin tidak mengikat Berlina,dan Berliana pun dengan mudah bisa menghubungi Bobby yang sedang mencarikan minum untuknya.


"Ber, ini kelewatan! Aku gak terima kamu disakitin sama lelaki bejat itu!" Marah Bobby yang saat iti sedang berdua dengan Berliana dirumah kosong tadi sambil memgobati luka ditangan kanan Berliana.
"Sabar Bob... kebenaran akan berpaling sama kita." Senyum Berliana menahan rasa sakit saat tangannya diobati.

****

"Bob, kamu tunggu didepan aja yah. Kalau sekarng Vhivy masih gak bisa dibilangin. Aku ikut kamu pulang okey." Pinta Berliana.
"Iya sayang. Hati-hati." Pesan Bobby.

Dengan langkah yakin, Berliana pun melangkahkan kakinya untuk menghampiri Vhivy. Betapa kagetnya Berliana saat dia melihat Alwin sedang sama Vhivy. Dilihatnya Alwin yang tersenyum sinis kearah Berliana.
"Hay Ber, ada apa?" Tanya Vhivy menghampiri Berliana.
"Kapan kalian putus? Kenapa kalian gak putus aja? Win, untuk elo. Luka ini gak sakit bagi gue, yang sakit itu saat gue melihat sahabat gue kecewa karena elo. Dan elo Vhy, kapan sadar sih! Alwin itu cumaaaa..."
"Cukup Ber. Aku gak mau denger penjelasan dari kamu lagi. Kamu keluar dari rumah aku!" Bentak Vhivy mengusir Berliana. "Satu lagi, anggap kita gak pernah jadi sahabat ya Ber. Aku kecewa punya sahabat kayak kamu."
"Vhy... aku cuma mau yang terbaik untuk kamu! Itu aja kok."
"Yang terbaik untuk kamum terburuk untuk aku."
Berliana hanya menggelengkan kepalanya, dia tak yakin. Sahabatnya kini berubah karena seorang lekaki bejat seperti Alwin. Sakit, perih hati Berliana saat Vhivy berkata itu. "Oke, kalau itu mau kamu." Ujar Berliana dangan nada bergetar kemudian meninggalkan Vhivy.

*****

Seminggu berlalu. Sampai saat ini, Vhivy dan Alwin masih berpacaran, dan sampai saat ini Vhivy dan Berliana bermusuhan. Meski pun satu ruangan, mereka sudah tidak pernah bersama lagi. Kiki teman Berliana dan Vhivy bingung melihat ada perubahan sifat dimereka, namun Bobby langsung menjelaskannya kepada Kiki. Sungguh memperihatinkan.


Saat Istirahat, Vhivy berjalan sendiri dikoridor kampus. Dia melihat sekeliling kampus, banyak anak-anak yang sibuk dengan aktivitas merek masing-masing. Ada yang kejar-kejarran, PDKT, baca buku, makan bekal, main bola, dan di Taman ada yang pacaran.
"Siska pacaran. Hahaha." Tawa Vhivy saat melihat siska sedang pacaran. Seketika, Vhivy menghentikan langkahnya. Bagaimana bisa? Siska pacaran dengan... "Alwin? Kenapa dia disini?" Gumam Vhivy heran. Hatinya panas melihat Alwin dengan Siska. Ingin rasanya Vhivy langsung Melabrak Siska, namun Vhivy harus melihat dengan jelas apa yang mereka lakukan. Dengan langkah yakin, Vhivy mendekat kearah mereka dan bersembunyi dibalik pohon.

"Awe, aku besok wisudaan. Dateng ya kamu sama orang tua kamu. Lamar aku dong."
"Iya beph. Pasti kok."
CUUUPPPPP!
Alwin pun dan Siska berciuman. Benar, Vhivy tak salah lihat. Sakit. Sakit. Dan sakit itu yang Vhivy rasakan.
"Samperin dia Vhy. Labrak dia, dan bilang lo minta putus." Kata seseorang dibelakang Vhivy, dia adakah Kiki. Mendengar semangat dari Kiki, Vhivy pun langsung berlari menuju Alwin dan siska. Sambil menangis, itu yang Vhivy rasakan.
"ALWIN" teriakk Vhivy.
Awlin dan Siska pun menoleh bersama. Alwin yang tadinya sedang bergandengan tangan dengan Siska, langsung berdiri menghampiri Vhivy.
"Aku bisa jelasin semua Vhy." Ujar Alwin megang bahu Vhyvy.
"Kita, putus." Ujar Vhivy terisak, kemudian dia berlari sambil menarik tangan Kiki.
"Kamu pacaran sama Vhivy win? Kurang ajar!"
Paarrrr!
Siska pun menampar pipi Alwin.

*****

"Ditempat ini Vhy, kita selalu bercanda dan lain-lain. Aku kangen kamu Vhy, kamu kangen gak sama aku." Gumam Berliana yang saat itu dia sedang berada disaung sendiri.
"Aku juga kangen kamu!" Ujar seseorang dari belakang. Berliana pun menoleh, betapa kagetnya dia mengetahui yang datang adalah....



"ALWIINNN!!! ngapain lo bawa gue kesini? Mau lo apaaa? Gue udah gak ganggu elo sama Vhivy lagi Wiinnn!" Berontak Berliana yang saat itu dia dibawa oleh Alwin kerumah kosong temppat dimana Waktu itu, Alwin melukai Berliana. Alwin menahan Berliana ditembok dengan tatapan Benci, kesal, dan marah.
"Gue udah pernah bilang sama lo bukan? Kalau gue, gak mau kalo lo ganggu gue. Kenapa lo masih lakuin itu? HAH!?" Bentak Alwin didepan wajah Berliana. Berliana hanya ketakutan sambil memalingkan wajahnya kesamping sambil menutup kedua matanya.
"Gue gak tau apa-apa Win... gue dari tadi disini." Isak Berliana.
"Lo tau... gue putus sama Vhivy dan Siska! Ooooh, gue tau! Lo pasti nyuruh Kiki kan buat bawa Vhivy paas gue sama Siska pacaran. IYA!?" Bentak Alwin.
"Kalau lo emang putus sama Vhivy, gue lega! Gue lega Win!" Bentak Berliana. "Lepasing gueee... gue mau pergiiiii!" Berontak Berlian, namun dia ditahan oleh kedua tangan Alwin.
"Sesuai Janji gue..." ujar Alwin sambil mengeluarkan sebuah pisau disaku jaketnya.
"Wiinnn... gila lo Win! Psikopat lo Win!" Bentak Berliana.
"IYA GUE EMANG GILA! KENAPA?!" Bentak Alwin.
Berliana hanya terdiam sambil terisak. Dia tidak tau apa yang akan dilakukan oleh Alwin setelah ini.

Brruuuukkkkk!!!!
"Ber, kamu gak apa-apa kan?" Panik Bobby yang saat itu memukul Alwin dengan sebilah kayu besar hingga Alwin jatuh pingsan. Betapa leganya Berliana saat Bobby datang. Berliana pun langsung memeluk tubuh Bobby. Jantungnya sungguh berdebar. Dia takut kalau Alwin akan menusuknya.
Alwin pun masih sadar. Dengan membawa pisau, Alwin pun mengarahkann pisaunya kearah Bobby daannn...
"Aaarrggghhhh..." Rintih Berliana yang langsung sigap berpindah tempat Belakang Bobby. Dan, benar... Alwin menusuk tubuh Berliana hingga mengekuarkan banyak darah. Bobby yang melihat tertusuk hanya terdiam, Berliana pun jatuh dipelukan Bobby. Sedangkan Alwin lari dan kabur.
Tak lama dari Alwin kabur, Vhivy dan Kiki datang. Betapa kagetnya mereka saat melihat Berliana berlumuran darah, dan Bobby menangis memangku Berliana.
"KI! ELO BAWA MOBIL KAN KI! AYOOO KI! BAWA BERLIANA KI!!!" panik Bobby sambil menggendong tubuh Berlliana.

*****

Sampai dirumah sakit, Vhivy, Bobby dan juga Kiki panik. Panik sepanik-paniknya. Kata dokter, Berliana sangat lemah.
Tak lama dari itu, dokter keluar. "Kalian dipinta masuk oleh Berliana." Ujar dokter membuka masker diwajahnya.
Vhivy, Bobby dan kiki pun masuk. Menghampiri Berliana yang tergeletak lemah, dengan dibantu alat-alat pernafasan dan alat-alat yang lain.
"Ber, maafin aku. Maafin aku Ber. Aku nyesel... maafin aku." Isak Vhivy meminta maaf kepada Berliana.
Berliana tersenyum lemah. "Saahaaabat sejaati tak tak aakan mennnghalangi jalaaanmu, keeeccuuaalli iiaa taau kaau akan kkkecewa." Ucap terakhir Berliana, sebelum...
"BERLIANAAAAAAAA!!!!!" Teriak Vhivy, saat Berliana kembali menutup matanya dan kemudian alat yang disana berbunyi panjang.

*******

Itu kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Berliana. Maafin aku. Ber. Cuma itu yang aku bisa katakan. Bodoh. Aku bodoh. Ber, aku akan selaku ingat ber katamu. "Sahabat sejati tidak akan menghalangi jalanmu, kecuaali dia tau kau akan kecewa."
Sudah 2 tahun, aku sama kiki. Dan sudah 2 tahun juga, aku tidak bersama Berliana.

"Aku disini Vhy!" Teriak seorang perempuan menghampiriku yang lagi bersama Kiki.
Itu, itu, itu? Itu Berliana? Sungguh? Aku masih gak percaya!
Berliana berlari kearahku. Aku pun berlari kearah Berliana. Kita saling berpelukan. Yapss... sejak kejadian terakhir itu, Berliana ada niat diobati di Singapore. Katanya peralatan disana lebin canggih. Dan, akhirnya... Berkiana bisa sembuh lagi, dan bisa kumpul lagi sama aku.
Makasih Ber.

-TAMAT-

"Sahabat sejati tidak akan menghalangi jalanmu, kecuali ia tau kau akan kecewa." Quote dari @VhivyD

By admin Mala
Thanks for reading♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar