Rabu, 19 Juni 2013

Hidup Hanya Sekali #CerpenQuote

Tittle: Hidup Hanya Sekali
Length: One Shoot
Author: @XOwners_Quote




#CerpenQuote for @Livialawiyah
_HIdup Hanya Sekali_


“Kamu tau, Yoona SNSD Kan beib? Dia itu, prefect banget Beib. Badannya tinggi, langsing, putih, mulus, cantikkkkk... banget deh.” Puji seorang lelaki yang sedang duduk berdua dengan seorang gadis yang bisa dibilang adalah pacarnya sendiri.
Lelaki itu sedari tadi hanya mengoceh tentang kelebihan dari Yoona personil Girlband yang berasal dari Korea itu. Dengan antusias yang besar si lelaki itu terus mengoceh tanpa memikirkan perasaan sang pacar yang duduk dihadapannya itu.
“Udah ngomongnya, Lee?” Tanya Gadis itu kepada pacarnya yang bernama Lee.
“Udah Beib. Emang kenapa?” Tanya Lee kepada gadis itu sambil membelai pelan rambut kekasihnya itu.
“Aku mau pulang. Aku cape. Aku ngantuk. Aku, pusing. Dan aku... BadMooddd!” Jawab Gadis itu ketus sambil beranjak dari tempat duduknya kemudian meraih tasnya dan langsung pergi meninggalkan Lee. Tanpa berfikir panjang, Lee pun langsung mengejar pacarnya tersebut.
“Livia, kamu kenapa sih?” Cegah Lee sambil menarik tangan pacarnya itu yang bernama, Livia.
“Kamu kenapa? Yang harusnya nanya tuh aku. Kamu kenapa? Setiap kita ketemu, pasti kamu ngomongin itu tuh, girlband kesayangan kamu. Gak cape apa kamu ngomongin itu? Kamu hargain aku sedikit dong Lee.” Marah Livia sambil menghempaskan cengkraman tangan Lee. “Liviaaa... tungguuu!!!” Panggil Lee berteriak, namun Livia tak mendengarkan omongan Lee. Dia hanya terus berjalan dengan perasaan bercampur aduk.

****

“Hahaha... lagian lo, mau aja jadian sama cowok China kayak gitu. Pastilah dia ngomonginnya yang gak jauh beda kayak dia. Kalau gak Korea, yaaa... China, atau, Thailand mungkin. Hahahha...” Ledek seorang lelaki sambil terus tertawa dihadapan Livia.
Saat itu, Livia sedang bersama sahabat dari kecilnya, Nicky. Mereka bersahabat dari mereka masih orok sampai mereka dewasa. Saat itu, Nicky dan Livia sedang berada dirumah Livia. Yap, seperti biasa Livia selalu menelfon Nicky jika dia ada masalah dan membutuhkan teman curhat. Dengan sigap, sebagai sahabat Nicky langsung menghampiri rumah Livia.
“Rese banget sih, Nick. Gue kan minta lo kesini buat dengerin curhatan gue bukan elo yang ngeledekin gue. Males banget tauuu.” Ambek Livia mengambil boneka keropinya yang tergeletak dilantai.
“Cie ngambek. Gitu aja ngambek sih? Lagian elo, udah deh... gak usah jadi anak kecil lagi. Masa-masa pacaran pasti gitu kok. Ada fase berantem, deket, berantem, deket, berantem, deket, berantem... eh pututs.” Ledeknya laagi.
Mendengar ledekan Nicky, Livia hanya memasang wajah bete dan kesal. Dia pun melempar wajah Nicky menggunakan boneka yang dia pegang. “RESEEE NICKYY!!!” Teriak Livia manja. Mengetahui Livia berteriak, Nicky pun menghampiri Livia dan langsung membekap mulut Livia.
“Bego lo! Kalo nyokap lo tau gue disini gimana? Pasti nyokap lo heran gue masuk dari mana pele!” Bisik Nicky.

“Liviiaaa? Kamu kenapa sih?” Teriak mamanya Livia dari balik pintu kamar Livia. Wajah Nicky dan Livia pun mendadak menjadi ketakutan dan panik. “Lo kaann.. gue gimana inii?” Bisik Nicky lagi.
“Maaaa... aku gak apa-apa kok. Aku lagi telfonan sama Nicky. Biasa, dia rese. Jadinya aku teriak deh.” Ujar Livia kemudian.
“Oh, yaudah... tidur kamu ya sayang. Gooh Night.” Ujar mamanya lagi sebelum sang mama meninggalkan pintu kamar Livia.
Livia dan Nicky pun bernafas lega. Mereka hanya berpandangan satu sama lain dan kemudian tertawa bersama.

********

Besoknya dikampus.
Livia saat itu sangat kewalahan dengan buku-buku yang ada dihadapannya ini. Nampaknya, Livia masih belum selesai mengerjakan tugas yang diberikan dosennya minggu lalu. Maklum, selama ini Lee selalu mengajak Livia jalan sehinga Livia sendiri tak sempat untuk mengerjakan tugas-tugasnya tersebut.
“Butuh bantuan, Nyonya cantik?” Sebuah suara yang tak asing dipendengaran Livia tiba-tiba datang. Dengan segera, Livia menoleh ke belakang. Benar saja. Dia datang.
“Nickyyy... bantuin gue. Tugasnya belom selesai. Masih ada 1 tugas lagi nih. Tolong yaa, kerjain yang ini. Gue mau kerjain tugas yang ini. Pleasee....” Mohon Livia memasang wajah memelas.
Nicky terkekeh melihat sahabatnya seperti itu. Nicky hanya mencubit kedua pipi Livia gemas. “Lo sahabatan sama gue udah berapa lama sih? Tenang aja Liv, apapun keluhan lo gue bantu okeh. Mana sini buku lo.”
“Aaaa... Nicky thankyoouu. Nih bukunya. Udah ya, diem. Sama-sama ngerjain tugas gue okeey. Hahaha...”
Nicky hanya tersenyum melihat tingkah polos Livia. Dia senang melihat Livia tersenyum walau bukan karenanya. Itupun sudah lebih dari indah. Bantin Nicky.

****

“Liv, coba liat deh. Kamu pake baju ini pastiiiiii cantik banget. Percaya sama aku.” Saran Nicky. Saat itu, Nicky dan Livia setelah pulang dari kampus, mereka langsung On the way menuju Mall.
Livia mengambil baju yang Nicky pilih. Sebenarnya, Livia suka dengan baju itu. Baju yang simple. Tapi... Lee tidak akan mengizinkannya memakai baju itu. “Nick, inget Lee kan?” Tanya Livia sambil menggantungkan pakaian itu kepada tempatnya lagi.
Nicky mengangguk. “Tau, kenapa emangnya?”
“Lee mau aku pakai baju kayak gini. Bukan itu. Emang sih, aku suka sama pakaian yang simple itu. Tapi..” Ujar Livia menggantungkan kalimatnya.
“Tapi kamu takut sama Lee kan? Astaga Liv! Sadar dong. Cowok tuh gak Cuma Lee. Sampai kapan kamu mau jadi bonekanya Lee? Disuruh pake ini, dandan ini, kayak gini, harus ini. Duuhh Liv. Aku gak setuju. Mending kamu putusin Lee aja sih! Masih banyak cowok yang sayang sama kamu apa adanya Liv.” Marah Nicky.
“Nicky... aku tau, aku tau banget. Tapi, aku cinta sama Lee. Cinta mati Nick. Apapun akan aku lakukan demi Lee. Begitu juga dengan Lee. Aku yakin kok. Udah yyuk... kesana aja. Banyak drees K-PoP. Lagi diskon.” Ajak Livia sambil menarik tangan Nicky.
“Liv, sampe kapan sih lo tuh nyadar. Disini gue... gue sayang sama lo tulus...” Batin Nicky sambil berjalan berdampingan dengan Livia.

****

“Beib... kamu tau gak isu tentang orang Korea yang demen banget operasi plastik? Makanya mereka tuh kinclong-kinclong.” Tanya Lee yang saat itu sedang dinner bareng Livia.
“Tau... noh kan Lee.mereka tuh gak ori. Aku doong ori. Mending kamu ngeidolain yang ori-ori aja sihh.” Jawab Livia santai sambil melahap kentang gorengnya.
“Kamu sayang gak sama aku, Beib?” Tanya Lee mendadak serius.
Livia menelan kentang goreng yang sedang dia lahap bulet-bulet sehingga membuatnya tersedak. “Uhuukkk.. uhuuukk... tadi nnaannya apa? Uhhuukk...” Tanya balik Livia sambil terbatuk-batuk dan berusaha meminum minuman yang ada dihadapannya.
“Kamu, sayang atau enggak sama aku?” Ujar Lee, mengulang pertanyaannya itu.
“Sayaaang.” Jawab Livia singkat, jelas dan padat.
“Kok singkat banget jawabnya?” Tanya Lee lagi.
“Kalo sayang itu, emang harus ribet ya? Sayang gak ada alesannya kan?” Tanya balik Livia.
Lee pun tersenyum kearah Livia sambil menggenggam kedua tangannya. “Itu yang aku omongin dari tadi. Aku mau tuh, kamu jadi satu-satunya orang Korea yang ada dihati aku. Kamu mau?” Tanya Lee sambil tersenyum sumigrah.
“Hah? Maksudnya? Taapi... aku udah jadi apa yang kamu mau kan? Rambut dicat kayak orang korea, dimake up, pake dress ini. Dan lain-lain. Kurang apa sih? Jangan bilang aku haruuuusss...” Ujar Livia menggantungkan kalimatnya sambil menatap Lee yang sedang tersenyum senang dihadapannya.

***

Besok pagi pun datang.
Saat itu, Livia sedang duduk diatas ranjang empuknya sambil melipat kedua kakinya diperut dan memeluk kakinya itu sambil terus menangis. Entah apa yang dia rasakan saat ini. Kecewa, takut, sakit hati, campuuurr aduk. Ucapan Lee tadi malam masih belum bisa dia bayangkan nantinya dia akan jadi seperti apa.
“Gue cinta sama Lee. Tapi apa perlu gue harus ngelakuin ini semua?” Batin Livia perih.

“Liv...” Gumam seseorang dari belakang.
Livia menoleh, dia melihat sosok lelaki yang selama ini selalu membuatnya nyaman saat ada disampingnya. Siapa lagi kalau bukan, “Nicky...” Gumam Livia sambil beranjak kemudian memeluk tubuh Nicky sambil menangis.
Nicky hanya diam melihat keadaan sahabatnya ini. Sahabat, yang dia cintai. Nicky memeluk tubuh Livia sambil membelai pelan rambut Livia penuh dengan perasaan.
“Gue gak tau apa yang ada difikiran Lee, Nick. Gue gak tau. Kenapa dia harus mau banget gue jadi orang Korea? Gue kangen sama diri gue yang dulu. Gue kangen Nick.” Isak Livia dalam pelukan Nicky.
Nicky melepaskan pelukan Livia kemudian memegang kedua wajah Livia sambil menatap kedua matanya dalam-dalam. Nicky menghampus air mata yang membasahi pipi Livia dengan jemarinya. “Liv, aku bialng apa. Kamu jangan mau terus jadi boneka dia. Dia Cuma permainkan kamu liv. Kalau dia udah bosen sama kamu. Kamu akan dibuang.” Ujar Nicky lembut. “Jangankan kamu yang kangen sama diri kamu. Aku pun iya Liv. Kita sahabatan dari orok. Sampai sekarang. Aku kenal kamu. Sebelum kamu jadian sama Lee, kamu gak pernah seperti ini. Pakai dress kemana-mana. Pake make up. Salon terus, medipedi, rambut gonta ganti. Kmu yang dulu tampil apa adanya. Sefeminime kamu dulu, Cuma pake kaos biasa dan rok jeans. Kalau pake dress kalau ada acara resmi. Ayolah Liv...” Ujar Nicky panjang lebar.
Livia tau apa yang Nicky rasakan. Karena Livia juga merasakannya. Ingin rasanya dia memutuskan Lee. Tapi, gak sanggup. Dia masih cinta sama Lee. Mungkin, Livia masih belum bisa menggantikan Lee dihatinya.
“Aku gak tau Nick. Aku gak tau... aku butuh waktu.” Gumam pelan Livia menyembunyikan isak tangisnya. Dia melepaskan tangan Nicky dari wajahnya kemudian membalikan badannya dan langsung merbahkan tubuhnya diatas kasur. “Aku mau sendiri. Tolong tutup pintu yaahh...”
“Terserah kamu Liv. Aku Cuma mau bilang. Hidup Cuma sekali. Jangan kamu sia-siain. Hidup didunia ini, semua umat yang ada dimanusia berlomba-lomba untuk mencari amal ibadah yang akan menolong kita diakhirat nanti. Kalau kamu lakuin operasi itu, sama aja kamu mencari dosa. Tuhan gak suka sama umat yang seperti itu.” Ujar Nicky panjang lebar. “Hidup hanya sekali, tak perlu memilih jalan yang tak mungkin.”

GLLEEGGG... mendengar ucapan Nicky yang terakhir membuat jantung Livia berdegup kencang. Dia pun bangun dari tempat tidurnya. Dia melihat kearah jendela bawah. Dilihatnya Nicky yang baru saja keluar dari rumahnya dan kemudian pergi dengan mobil kesayangannya. “Awww..” Rintih Livia.

****

Waktu pun berjalan dengan cepat. Kini, waktu satu minggu telah dilewati. Saat itu, keluarga dari Livia sedang berkumpul disebuah ruang tunggu dirumah sakit. Disana juga ada Nicky dan juga... Lee. Mereka sedang menunggu Livia yang ingin di operasi. Sungguh menegangkan.
dTak lama, berberapa suster datang sambil mendorong kasur jalannya dan sambil memegang sebuah infuse. Di kasur tersebut terdapat seorang pasien. Siapa lagi kalau bukan Livia. Lee menghampiri Livia dengan cepat. Lee mengecup kening Livia sambil tersenyum. “Makasih ya Beib... kamu beruang disana demi aku. Okeey, aku janji. Setelah ini aku akan bawa kamu ke Korea.” Bisik Lee dikuping Livia.
Livia hanya tersenyum kearah Lee. Livia melirik kearah kedua orang tuanya yang sedang berpelukan satu sama lain. Dilihatnya orang tua Livia sangat panik dengan keadaan Livia. Terakhir, dia melirik kearah Nicky. Cuek. Tampang Nicky. Namun, Livia bisa membaca mata Nicky. Dia sangat khawatir kehadapnya. Tampang Nicky juga terlihat kecewa padanya. Livia jadi merasa bersalah. Namun, dia tetap tersenyum kearah Nicky.
“Mari bu, pak. Saya akan mulai operasinya sekarang juga.” Ujar dokter yang baru saja datang.
“Baik dok. Lakukan yang terbaik untuk pacar saya.” Ujar Lee.

****

1 jam. 2 jam. 3 jam kurang lebih Livia berada diruang operasi. Terlihat suasana diruang tunggu saat itu semakin jadi menjadi. Panik. Itu yang mereka semua rasakan. Tak lama, dokter yang mengoperasi Livia pun keluar. Dengan cepat Nicky menghampiri Dokter itu.
“Gimana keadaan sahabat saya dok?” Tanya Nicky panik.
“Alhamdulilah, operasinya lancar.” Jawab si Dokter tersebut. Semua orang yang ada disana, termaksud Nicky tersenyum lega mendengar jawaban dari dokter.
“Dok, boleh Livia dijenguk sekarang?” Tanya Lee.
“Boleh. Dia sudah sadar. Tapi keadaannya masih lemah karena jaitannya. Jadi, jangan banyak diajak bicara ya.” Jawab sang dokter.
Tanpa berfikir lama. Mereka semua pun langsung masuk untuk melihat keadaan Livia. Lee sudah membayangkan Livia yang wajahnya masih diperban karena operasi plastik itu. Namun, Lee tetap harus menunggu berberapa waktu lagi.
“Liviaa... kamu baik-baik aja Nak.” Ujar hysteris mamanya Livia sambil memeluk Livia yang masih terbaring lemah diatas kasur rawatnya.
“Loohh Liv?” Kaget Nicky dan Lee berbarengan.
“Liv? Apa yang berubah dari kamu? Kenapa muka kamu gak diperban? Kamu bukannya baru operasi plastik kan Liv?” Cerocos Lee bingung melihat Livia yang tak ada perubahan sedikitpun diwajahnya.
“Kamu kurang ajar ya! Menyuruh anak saya operasi plastik! HEH! Anak saya itu operasi usus buntu tau! Kamu ini sebagai pacar gimana sih!” Marah papanya Livia.
Livia hanya tertawa didalam pelukan mamanya melihat Lee gelagapnya menjadi gagu seperti itu. Karena tak tahan malu. Lee langsung pergi dari ruangan operasi itu. Livia dan Nicky pun tertawa melihat Lee seperti itu.

****

Disebuah taman yang biasa dikunjungi oleh Nicky dan Livia. Saat itu, mereka berdua sedang duduk bersama di bangku taman. Livia sambil bersandar dibahu Nicky dan tersenyum.
“Makasih ya Nick. Kamu udah nyadarin aku. Bener banget. Lee itu Cuma jadiin aku sebuah boneka untuuung aja aku cepet sadar.” Gumam Livia senang.
“Iya Liv. Sama-sama. Tapi, kemarin tuh aku beneran kaget loh. Aku kira kamu beneran mau operasi plastik. Makanya disana aku rada kesel sama kamu karena kamu gak dengerin omongan aku. Ternyata kamu, Cuma operasi usus buntu. Hahaha.” Tawa Nicky kencang.
“Iya, abisnya pas kamu baru pulang dari rumah aku. Perut aku sakit banget. Aku sama mama periksa deh ke dokter, katanya aku kena usus buntu. Yaudah aku operasi aja. Dan aku Cuma mau rahasiain ini demi kamu Nick.” Ujar Livia.
“Demi aku?” Tanya Nicky sambil menoleh kearah Livia.
Livia pun menatap Nicky. “Kamu munafik Nick. Diluar kamu kayak sayaaaang banget sama aku sebagai sahabat. Tapi didalemnya, kamu sayang aku lebih kan?” Jawab Livia.
Nicky tersenyum kecil sambil menatap lurus kedepan. “Jujur, aku sayang sama kamu lebih Liv. Aku gak berani ungkapin itu semua, aku Cuma takuttt...” Ujar Nicky yang omongannya terputus karena Livia memeluk tubuh Nicky. Livia memeluk tubuh Nicky erat sambil memjamkan matanya.
“Aku juga cinta sama kamu.” Gumam Livia.
Nicky tersenyum senang sambil memluk balik Livia dan mencium rambut Livia.

******TAMMAAATTTT*****

terimakasih udah mau membaca...
by: admin Malla
Quote from @Livialawiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar